Latest News

Showing posts with label Alam Nusantara. Show all posts
Showing posts with label Alam Nusantara. Show all posts

Wednesday, October 23, 2013

Tips Terbaik Membuat Pakan Lele (Pellet) Alternatif

Mengetahui Jenis-jenis pakan ikan lele merupakan hal yang sangat penting dalam usaha budidaya ikan lele. Pada umumnya, pada pembudidayaan hewan ternak apapun jenisnya pakan merupakan faktor yang sangat penting yang menentukan hasil panen ternak tersebut, Tampa pemberian pakan yang baik, mustahil untuk mewujutkan traget produksi yang akan di capai meskipun benih yang dipergunakan adalah kualitas Super.

Pada usaha ternak lele disamping lokasi atau tempat dan kondisi air, Pakan merupakan salah satu faktor penunjang utama pertumbuhan dan kesehatan lele. Pakan lele yang baik serta di tunjang dengan tata cara pemberian pakan yang tepat baik dalam hal waktu maupun penggunaanya, Sehingga para peternak lele dapat memperoleh keuntungan yang maksimal dari ikan yang terkenal.

 Tips Terbaik Membuat Pakan Lele (Pellet) Alternatif


Pakan merupakan komponen yang paling penting dalam usaha budidaya ikan, Termasuk juga ikan lele sekitar 2/3 biaya produksi ikan lele di belanjakan untuk pakan. Masalahnya, harga pakan lele tidaklah murah, Karena sebagaian besar bahan bakunya di impor, Justru hal tersebut menjadi keluhan bagi para pembudidaya ikan. Untuk menjawab kendala, Ada baiknya kita mengetahui bagai mana cara membuat pakan lele alternatif dan sebagai subtitusi pellet buatan pabrik. Terdapat 2 tipe pakan alternatif yang akan di paparkan, Yakni pakan dari Bahan-bahan utama dan pakan yang dengan memanfaatkan Sisa-sisa. Pakan dari bahan-bahan yang memiliki kandungan nutrisi sesuai dengan kebutuhan ikan lele tersebut. Sedangkan pakan tambahan didapatkan dari bahan-bahan organik sisa atau yang harganya murah dan ketersedianya melimpah.

Kandungan Nutrisi Pakan : Pakan lele yang baik haruslah memenuhi rasio pemberian pakan dengan penambahan bobot tubuh kurang dari (1 FCR>1) Yang artinya, Di setiap pemberian pakan sebanyak 1 kg akan menambah bobot tubuh sebanyak 1 kg. Jadi, Semakin kecil rasio FCR tersebut semakin baik juga pakanya.

Penyediaan pakan : Penyediaan pakan lele untuk pakan utama harus memiliki kandungan nutrisi yang lengkap, Dan pakan tersebut harus mengandung protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. Protein berfungsi sebagai sumber energi pertama (Utama). Jenis ikan karnivora semacam lele tersebut membutuhkan protein yang tinggi yaitu lebih dari 35% dari berat pakan.

Lemak : Lemak dibutuhkan sebagai sumber energi tambahan yang penting, Selain sebagai sumber energi, Lemak sangat penting untuk kelangsungan hidup ikan. Melarutkan beberapa jenis vitamin dan menjaga keseimbangan daya apung ikan dalam air. Dan Penambahan lemak pada pakan juga mempengaruhi rasa dan mutu pakan. Lele membutuhkan lemak dengan kadar 4-5% dari berat pakan. Kadar lemak tidak boleh berlebihan karena dapat menyebabkan penimbunan lemak pada usus dan hati ikan. Sehingga nafsu makan ikan menjadi berkurang.

Karbohidrat : Karbohidrat terdiri dari senyawa serat kasar dan bahan bebas tampa nitrogen. Fungsi utama dari karbohidrat adalah sebagai sumber energi. Selain berfungsi sebagai nutrisi, karbohidrat juga dapat menjadi bahan perekat dalam pembuatan pakan lele. Kandungan karbohdrat pada pakan lele sebaiknya pada kisaran 4-6%.

Vitamin : Vitamin merupakan zat organik yang di butuhkan ikan dalam jumlah kecil, namun peranya sangat vital, Peranya untuk mempertahankan kondisi dan daya tahan tubuh. Vitamin pada umumnya tidak dapat disintesis oleh tubuh ikan. Jadi haruslah dipenuhi dari luar atau pakan kebutuhan vitamin akan menurun seiring dengan pertumbuhan besar ikan.

Yang di butuhkan dalam jumlah kecil namun penting, Yakni mineral, Mineral memainkan peran penting dalam membangun struktur tulang ikan dan dalam fungsi metabolisme. Mineral terdiri dari makromineral dan mikromineral. Makromineral ada dalam konsentrasi tinggi dalam tubuh ikan diantaranya kalsium (Ca), magnesium (Mg), natrium (Na), kalium (K), fosfor (K), klorida (CI), Dan sulfur (S). Sedangkan Mikormineral antara lain adalah besi (Fe), seng (Zn), mangan (Mn), tembaga (Cu), iodium (I), kobalt (Co), nikel (Ni), fluor (F), krom (Cr), silikon (Si), selenium (Se).

Pembuatan Pakan Lele Alternatif : Memnuat pakan lele, disebut pakan tambahan bertujuan untuk melengkapi pemberian pakan utama, Kandungan nutrisi pada pakan lele tambahan dapat di takar dengan tepat, Namun kandunganya masih bisa kita perkirakan (Kira-kirakan). Pemberian pakan lele tambahan dalam budidaya lele intensif bisa menekan biaya pengeluaran pakan, sehingga peternak dapat menikmati keuntungan yang lebih besar. Bahan-bahan berikut disarikan dari Pengalaman para peternak lele tersebut.

1. Pakan Buatan Pengganti Pellet : Pakan alternatif pengganti pellet dapat kita buat dari berbagai bahan, Dan kandungan pertama pellet yang paling dominan adalah (Tepung ikan), Tepung ikan digunakan karena kandungan protein nya yang tinggi dan gizi. Namun harga tepung ikan dapat dikatakan harga yang melambung tinggi, Oleh karena itu kita dapat mencampurnya dengan bahan yang lain lebih murah dan mudah tampa mengurangi kandungan protein yang ada.

Pakan lele alternatif yang kita buat haruslah disesuaikan dengan kebutuhan standar ikan lele untuk tumbuh dan berkembang dengan baik dan cepat, Silahkan anda lihat kembali tabel yang diatas. Maka dari itu banyak bahan alternatif yang bisa kita dapatkan. Sebaiknya yang menjadi acuan adalah kandungan protein. Nah, Berikut di bawah ini tabel berbagai bahan dan kandungan dalam satuan persen (%).

Bahan : 

1. Tepung ikan : Protein (62.99) Lemak (8.4).
2. Tepung kedelai : Protein (36,6) Lemak (14.30).
3. Bungkil kelapa : Protein (18.46) Lemak (15.73).
4. Tepung jagung : Protein (10.40) Lemak (0.53).
5. Dedak halus : Protein (15.58) Lemak (6.8).
6. Tepung tapioka : Protein (2.6) Lemak (2.6).

Seandainya kita ingin membuat pakan lele dari campuran (50 kg tepung ikan, kandungan protein 62.9%) dengan 50 kg dedak halus (15,58%) apakah campuran tersebut memenuhi kebutuhan protein ikan lele tersebut?.

1. Jumlah protein dalam tepung ikan : (62,9% x 50 kg = 31,45 kg).
2. Jumlah protein dalam dedak halus : (15,58 x 50 kg = 7,79kg).
3. Jumlah total protein dari tepung ikan dan dedak halus = 39,24 kg).
4. Artinya dari total berat bahan beku 100 kg didapat protein 39,24 kg atau 39,24% dari adonan tersebut adalah protein. Hal seperti ini mencukupi untuk pakan lele dimana minimal tersedia kandungan protein kasar sebanyak (30%).
5. Untuk memperkaya kandungan nutrisi, kita dapat menambahkanya dengan berbagai vitamin ikan yang tersedia di pasaran.

2. Limbah Peternakan Unggas : Beruntung bagi peternka yang lokasinya dekat dengan peternkan unggas, (Ayam, puyuh, burung), Peternkan unggas yang biasanya menghasilkan limbah berupa ayam mati dalam jumlah yang kontinyu, Limbah tersebut dapat kita pergunakan untuk pakan lele, karena ikan lele pada hakikatnya adalah hewan karnivora.

Bangkai ayam atau puyuh sebaiknya tidak diberikan begitu saja, untuk menghindari terjangkitnya penyakit pada ikan lele, Bangkai harus dibersihkan terlebih dahulu bulunya dengan cara direbus. Selain menghilangkan bulu, proses perebusan berfungsi untuk membunuh bibit penyakit yang mungkin terkandung dalam bangkai tersebut. Perebusan bangkai dapat di lakukan didalam Drum-drum yang besar.

Jika selesai di rebus, Diamkan bangkai tersebut hingga dingin, Kemudian berikan pada ikan lele pada hari yang sama. Pakan diberikan dengan cara digantung dan dicelupkan pakan dalam air kolam, Setelah habis, diangkat kerangka yang tersisa, Dan jangan sampai menjadi residu dalam kolam.

3. Keong Mas Atau Bekicot : Di sebagian tempat, keong mas merupakan hama bagi petani padi, kita bisa memanfaatkanya daging keong mas yang kaya protein untuk pakan leletambahan. Keong mas mudah ditemukan pada daerah pesawangan. Dan cara mengumpulkanya pun sangat mudah, apalagi jika tempat kita berada di pedesaan. Kita tinggal pasang plang, terima keong mas kamudian nego, selesai sudah.

Sama halnya seperti bangkai unggas, keong mas hendaknya tidak diberikan secara langsung, di rebus terlebih dahulu keong mas atau bekicot dalam air yang mendidih selama beberapa menit. Perebusan tersebut berfungsi untuk mengempukkan daging, Dan memudahkan pelepasan cangkang, juga membunuh bibit penyakit yang tidak kita kehendaki. Jika selesai direbus, lepaskan cangkangnya dengan cara mencukil menggunakan garpu, lalu daging keong mas di dinginkan, kemudian cincang Kecil-kecil, Lansung berikan pada ikan.

4. Belatung : Belatung (maggol) merupakan sumber protein yang sangat baik untuk pakan ikan lele. belatung dihasilkan dari lalat. Ada beberapa jenis belatung yang cocok untuk dijadikan, salah satunya adalah dari lalat black soldier fly (Hermetia illucens). Mengapa hermetia illucens ? karena belatung tersebut memiliki kandungan protein kasar hingga (40%) juga menurut penelitian (BBPBAT) Sangat cocok untuk pakan lele tambahan.

Untuk pembiakan belatung inicukup menyediakan ember, daun pisang, ampas tahu, sisa ikan asin, juga bisa ditambahkan kotoran ayam. Caranya, Masukkan ampas tahu sebagai bahan utama kedalam ember, kemudian tambahkan air bersih lalu aduk hingga rata. Seterusnya tambahkan ikan asin dan kotoran ayam tersebut, Lalu di tutup permukaanya dengan daun pisang kering agar lalat black soldier fly mau bertelur. Dan tempatkan ember ditempat teduh yang terlindung dari air hujan.

Kira-kira selama 3 minggu atau kurang lebih, belatung telah siap di panen. Caranya, Campurkan air pada media kultur, kemudan saring untuk memisahkan media kultur dari belatung. Belatung siap di berikan sebagai pakan lele, Dan untuk bahan baku media kultur sebanyak 100 kg, Kira-kira akan di hasilkan belatung 60 kg. Peringatan dan perhatikan, Jangan menyimpan belatung segar terlalu lama, Karena bisa berubah menjadi Lalat.

5. Ikan Rucah : Bagi para peternak yang lokasinya berdekatan dengan pelelangan ikan, Opsi ini bisa menjadi pilihan yang efektif. Ikan rucah atau ikan Sisa-sisa tangkapan yang Kecil-kecil yang tidak di komsumsi manusia (Orang-orang) yang biasanya di jual dengan harga murah, Dan ikan ini dapat bisa kita manfaatkan untuk pakan lele tambahan.

Ikan rucah tersebut biasanya tidak banyak mengandung tulang atau duri, Bagi ikan rucah seperti ini tidak memerlukan pengolahan terlebih dahulu, bisa langsung di cincang dan diberikan pada lele. Jika ikan rucah tersebut memang mengandung tulang atau berduri, Sebaiknya di rebus saja terlebih dahulu.

Sekian terimakasih karena anda telah menyimak dan membaca artikel Tips Terbaik Membuat Pakan Lele (Pellet) Alternatif Tersebut, semoga banyak manfaatnya untuk anda tentunya pengunjung saya http://irianjayasehat.blogspot.com/2013/10/tips-terbaik-membuat-pakan-lele-pellet.html

Monday, October 21, 2013

Tips Terbaik Budidaya Buah Kiwi

Buah Kiwi adalah sejenis buah beri dengan kelompok kultivar dari kayu pohon anggur (Actinidia deliciosa) dan (hibrida) antara ini dan spesies pada genus (Actinidia). Actinidia tersebut asli berasal dari (Shaanxi, Cina). Buah kiwi yang normal berbentuk Oval, Kira-kira sebesar telur ayam (5 - 8 cm / 2 - 3 in dan diameter 4.5 - 5.5 cm 1 3/4  - 2). Buah kiwi tersebut kaya akan serat, Kulitnya berwarna hijau kecoklatan dan daging buah berwarna hijau terang atau ke emasan dengan biji kecil, hitam, Dan dapat di makan. Tekstur buah kiwi ini sangat halus dan rasanya yang Unik. Pada saat ini buah kiwi telah di tanam di berbagai Daerah dan di negara. Buah kiwi tersebut pada awalnya bernama (Gosberi Cina). Dan buah ini di namai kembali dengan alasan ekspor marketing pada tahun (1950-an), Dan menjadi melonette.

 Tips Terbik Budidaya Buah Kiwi

 
Buah kiwi telah di kenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, Buah kiwi tersebut telah terbukti memiliki kandungan vitamin dan juga Nutrisi-nutrisi yang sangat penting untuk tubuh manusia, Sehingga dapat meningkatkan menjaga/kesehatan jika di komsumsi secara rutin. Dengan manfaat buah kiwi tersebut buah kiwi sangat banyak di minati oleh para konsumen, Dan hal ini juga kesempatan untuk usaha budidaya yang bagus jika kita serius menekuni Membudidayakan buah kiwi tersebut.

 
Berladang dan bercocok (Berkebun) tanam adalah kegiatan yang sangat menyenangkan dan menghasilkan, Terlebih lagi apabila didukung oleh keadaan iklim dan tanah yang mendukung seperti tanah kita di Indonesia, Mak tajk asing lagi apabila sektor pertanian merupakan salah satu lahan bisnis yang menjanjikan di Negara kita Indonesia ini. Salah satu hasil dari sektor pertanian atau perkebunan (Budidaya) yang memiliki prospek yang sangat bagus yaitu adalah buah kiwi. Pada saat ini kita akan membahas artikel tentang Tips terbik budidaya buah kiwi.

Sebagai berikut di bawah ini Tips terbaik budidaya buah kiwi.

1. Proses Penyiapan Lahan : Kiwi dapat tumbuh dengan cukup subur di wilayah tropis, Seperti di negara Indonesia. Penyiapan lahan dapat kita mulai dengan membersihkan lahan dari Tanaman-tanaman liar, setelah lahan bersih langkah selanjutnya yaitu dengan menggemburkan bagian-bagin lahan yang akan di tanami. Setelah tanah di gemburkan tanah telah bisa kita pupuk dengan pupuk kandang secukupnya. Dan kita juga bisa mengatur tingkat kesamaan tanah dengan cara mengapur tanah dengan (Dolomite).

Kemudian pada Bagian-bagian tanah yang telah di gemburkan di buat lubang tanam dengan jarak kurang lebih (2 meter x 2 meter). Dan proses pembajakan, pemberian pupuk, pengapuran dan pembuatan Lubang-lubang tanam sebaiknya telah selesai di kerjakan 2 minggu sebelum penanaman bibit buah kiwi di lakukan. Sembari menggarap lahan, kita juga bisa memulai proses pembenihan sehingga ketika benih telah siap tanam, Dan lahan juga telah siap untuk di gunakan dan di tanami.

2. Proses Pembenihan : Pembenihan atau pembibitan buah kiwi dapat di lakukan dengaan cara menyemaikan Biji-biji kiwi. Untuk membantu mempercepat proses penyemaian, Biji-biji buah kiwi di rendam terlebih dahulu dengan air hangat, Kemudian di keringkan. Jika telh kering biji tersebut, di simpan dan di bungkus dengan Tissu maupun kapas selama 1 malam. Setelah itu di keluarkan biji-biji tersebut telah bisa di semai.

Media yng baik untuk penyemain adalah tanah humus, Caranya kita sebarkan biji-biji tersebut secara merata diatas tanah dan dimkan selama sepeluh hari (Hingga kecambah dan daun telah mulai tumbuh). Perlu di ingat juga bahwa selama proses penyemaian sebaiknya biji tersebut diberikan naungan untuk menghindari sinar matahari langsung.

3. Proses Penanaman : Setelah biji buah kiwi telah mempunyai daun, kita bisa memindahkanya kedalam Pot, Sampai cukup besar untuk di tanam diatas lahan. Cara menanam benih-benih tersebut yakni tinggal di masukkan saja pada bagian pangkal batangnya kedalam Lubang-lubang tanam yang telah siap di tanam. Kemudian seperti cara tanm pohon pada umumnya, Kita timbun dengan tanah dan timbunan tersebut sedikit kita tinggikan supaya tidak tergenang air pada pada musim hujan.

4. Proses Pemeliharaan : Perlu juga di ketahui bahwa struktur tanah yang diperlukan untuk menanam pohon kiwi haruslah kuat, Karena tanah akan menahan beban pohon kiwi yang sangat berat ketika Pohon-pohon kiwi tersebut telah berbuah. Cara merawat pohon kiwi supaya tumbuh subur yakni dengan mengairi secara teratur, Dan memupuk tanah secara berkala, Lalu membabat rumput liar, Juga mengendalikan hama pohon dengan penyemprotan. Selain dari itu perlu juga memelihara bunga dan membantu proses penyerbukan dengan kuas yang halus supaya buahnya lebih banyak dan subur.

Sekian terimakasih karena anda telah menyimak dan membaca artikel Tips Terbik Budidaya Buah Kiwi Tersebut, semoga banyak manfaatnya untuk anda tentunya pengunjung saya http://irianjayasehat.blogspot.com/2013/10/tips-terbik-budidaya-buah-kiwi.html

Wednesday, October 16, 2013

Tips Terbaik Budidaya Lada (Merica)

Sejarah Singkat : Lada atau merica, Adalah Rempah-rempah yang berwujut bijian yang dihasilkan oleh tumbuhan dengan nama sama, Lada sangat penting dalam komponen masakan dunia, Dan di kenal luas sebagai komoditi perdagangan penting di dunia. Pada masa yang lampau harganya sangat tinggi sehingga menjadi salah satu pemicu penjelajahan orang Eropa ke Asia timur untuk menguasai perdaganganya, dengan demikian mengawali sejarah kolonisasi Afrika, Asia dan Amerika.

Hasil pengolahan merica ada 3 jenis yaitu, Lada hitam, putih dan hijau. Dari 3 jenis olahan yang di kenal hanya lada hitam dan lada putih. Untuk hasil olahan lada dari propinsi lampung dikenal dengan sebutan (Lampung black pepper) dan hasil olahan dari propinsi kepulauan bangka belitung dikenal dengan sebutan (Muntok White pepper) Sebutan tersebut dikenal karena Indonesia merupakan salah satu produsen terbesar di dunia. Produksi perkebunan merica indonesia pada saat ini sekitar (11,50%) dari seluruh luas komoditi perkebunan dengan kemampuan modal yang lemah. Dampak dari kondisi tersebut yang diatas mengakibatkan perkembangan teknologi ditingkat petani untuk perbaikan mutu. Budidaya atau pengembangan tanaman sangat lambat dan tidak mengalami perubahan.

Tips Terbaik Budidaya Lada (Merica)


Pada umur 3 tahun, Tanaman sudah dapat dipanen, Dan pertumbuhanya mencapai ujung tiang penegak dengan ketinggian (3,5 cm). Kemudian hasilnya mulai bertambah sampai tanaman berumur (8 Tahun), Kemudian mulai menurun. Jika tanaman dipelihara dengan baik, Tanaman masih dapat memproduksi sampai (15 tahun atau lebih). Sejak bunga keluar sampai buah masak, memakan waktu (7 - 9 bulan). Buah lada yang masih muda berwarna hijau muda, Kemudian berubah menjadi hijau tua dan apabila telah masak menjadi kuning Kemerah-merahan.


Pada tahap pembungaan dan pembuahan ini perlu diamati, kemungkinan adanya serangan kepik penghisap bunga (Diplogompus hewetii) dan kepik penghisap buah (Dasynus piperis). Kedua jenis hama tersebut Sama-sama menimbulkan kehilangan lansung pada produksi lada/merica (Buah keriput, rontok, dan sebagainya). Pemberantasan kedua jenis ini dapat dilaksanakan dengan menyemprotkan insektisida yang telah di setujui oleh komisi pestisida dengan frekuiensi 2 hingga 5 kali per tahun, Tergantung juga pada berat dan ringanya serangan kepik penghisap tersebut.

Syarat Pertumbuhan

1. Iklim : Curah hujan (2.000 - 3.000 mm/th). Cukup sinar matahari (10 jam sehari). Suhu udara (200C - 34 OC). Kelembaban udara (50% - 100% lengas nisbi dan optimal antara 60% - 80% RH). Terlindung dari tiupan angin yang terlalu kencang

2. Media Tanam : Subur dan kaya bahan organik. Tidak tergenang air atau terlalu kering. pH tanah 5,5 - 7,0. Warna tanah merah, Samapai warna merah kuning seperti Podsolik, Lateritic, Latosol, dan Utisol. Kandungan humus tanah sedalam 1 - 2,5 m. Kemiringan lahan maksimal (300). Ketinggian tempat (300 - 1.100 m dpl).

Pedoman Teknis Budidaya Lada (Merica)

Pembibitan

1. Terjamin kemurnian jenis bibitnya.
2. Berasal dari pohon induk yang sehat.
3. Bebas dari hama dan penyakit.
4.Berasal dari kebun induk produksi yang telah berumur (10 bulan - 10 tahun). Dan kebutuhan bibit (2.000) bibit tanaman perhektar.

Pengolahan Media Tanam

1. Cangkul 1. Pembalikan tanah sedalam (20 - 30 cm).
2. Taburkan kapur pertanian dan diamkan (3 - 4 Minggu).

Dosis Kapur Pertanian

1. Pasir dan lempung berpasir  : pH tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton /ha ; pH tanah 4,5 ke 5,5 = 0,6 ton /ha ; pH tanah ke 6,5 = 0,9 ton /ha.

2. Lempung : pH tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton /ha ; pH tanah 4,5 ke 5,5 = 1,7 ton /ha ; pH tanah ke 6,5 = 0,9 ton /ha.

3. Lempung Berdebu : pH tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton /ha ; pH tanah 4,5 ke 5,5 = 2,6 ton/ha ; pH tanah ke 6,5 = 3,2 ton/ha.

4. Lempung Liat : pH tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton/ha ; pH tanah 4,5 ke 5,5 = 3,4 ton/ha ; pH tanah ke 6,5 = 4,2 ton/ha.

Cangkul 2. Haluskan dan ratakan tanah

Teknik Penanaman

1. Sistem penanaman adalah monokultur (Jarak tanam 2 m x 2 m) Bisa juga di tanam dengan tanaman lain (Tumpang sari).

2. Lubang tanam di buat limas ukuran atas (40 cm x 35 cm), Bawah (40 cm x 15 cm) Dan kedalaman 50 cm.

3.Biarkan lubang tanam 10 - 15 hari barulah bibit di tanam.

4. Waktu penanaman sebaiknya pada musim penghujan atau peralihan dari dari musim kemarau ke musim hujan, Pukul 6. 30 pagi atau 16. 30 - 18. 00 Sore.

5. Cara Penanaman : Menghadapkan bagian yang di tumbuhi akar lekat kebawah,Sedangkan bagian belakang (Yang tidak di tumbuhi akar lekat) menghadap keatas.

6. Taburkan pupuk kandang 0,75 - 100 gram/tanaman.

7. Tutup lubang tanam dengan tanah galian bagian atas.

Pemeliharaan Tanaman 

1. Pengikatan Sulur Panjat : Panjatkan pada tiang panjat dengan menggunakan tali,ikatkan dengan memilin dan dilipat hingga mudah lepas bila sulur tumbuh besar dan akar lekatnya sudah melekat pada tiang panjat.

2. Penyiangan Dan Pembubunan : Penyiangan setiap 2 -3 bulan sekali, Dan pembubunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan.

3. Perempelan : Perempelan atau pemangkasan dilakukan pada batang, dahan, ranting yang tidak produktif, Atau terserang hama dan penyakit. Pucuk batang : Karena tidak memiliki dahan yang produktif. Dan batang yang telah tua agar meremajakan tanaman menjadi muda kembali.

4. Pemupukan Susulan : Lakukan pemupukan sesuai dengan aturan pupuk yang akan digunakan, Dan biasakan dengan menggunakan pupuk organik.

5. Pengairan Dan Penyiraman : Pada musim kemarau penyiraman sehari sekali pada sore hari.Pada musim hujan tidak boleh air tergenang.

6. Pemberian Mulsa : Usia 3 - 5 bulan, Di beri mulsa alami berupa dedaunan tanaman tahunan atau Alang-alang.

7. Penggunaan Tajar (Ajir) : Sebaiknya gunakan tajar atau ajir mati dari bahan kayu, pangkal tajar atau ajir diruncingkan, Dan bagian ujung di buat cabang untuk mendapatkan batang lada (merica) yang batangnya telah melebihi tinggi tajar/ajir. Panjang tajar (2,5 - 3 m).

Hama Dan Penyakit

1. Hama Penggerek Batang (Laphobaris Piperis) : Ciri, Berwarna hitam, ukuran 3 - 5 mm. Serangga dewasa lebih suka menyerang bunga, pucuk daun dan Cabang-cabang muda. Akibat lain Nimfanya (Serangga muda) Berupa ulat akan menggerek batang dan cabang tanaman. Pengendalian : Dengan memotong cabang batang atau lakukan penyemprotan dengan bahan organik.

2. Hama Bunga : Ciri :Serangga dewasa berwarna hitam, Sayap seperti jala, Terdapat tonjolan pada punggungnya, Ukuran panjang (4,5 mm, dan lebar 3 mm). Gejala : Serangga dewasa/nimfanya menyerang bunga berakibat bunga rusak dan menimbulkan kegagalan pembuahan, Siklus hidupnya sekitar 1 bulan. Pengendalian : Pemotongan pada tandan bunga, atau lakukan penyemprotan dengan bahan organik.

3. Hama Buah : Ciri : Serangga berwarna hijau keccoklatan, Nimfanya tidak bersayap, Berwarna bening dan empat kali mengganti kulit. Serangga dewasa atau nimfanya menyerang buah hingga isi buah kosong. Telurnya bisa di letakkan pada permukaan daun atau pada tandan buah. Siklus hidupnya sekitar 6 bulan. Pengendalian : Musnahkan telur di permukaan daun, cabang, Dan yang ada pada tandan buah atau melakukan penyemprotan dengan bahan organik.

Penyakit

1. Penyakit Busuk Pangkal Batang (BPB) : Penyebab : Phytopthora Palmivora Var Piperis. Gejala : Awal serangan sulit diketahui, Bagian yang mulai terserang pada pangkal batang memperlihatkan Garis-garis coklat kehitaman di bawah kulit batang. Daun berubah warna menjadi layu, atau berwarna kuning. Pencegahan : Penanaman jenis lada (Merica) Tahan penyakit BPB.

2. Penyakit Kuning : Penyebab : Tidak terpenuhi berbagai persyaratan agronomis serta serangan cacing halus (Nematoda) Radhophalus similis yang mungkin berasosiasi dengan nematoda lain seperti Heterodera SP. N incognita dan Roty lenchus Similis. Gejala : Menyerang akar tanaman lada (merica) ditandai menguningnya daun lada, akar rambut mati, membusuk dan berarna hitam. Cepat lambatnya gejala daun menguning dan tergantung berat ringanya inveksi dan kesuburan tanaman. Pengendalian : Pemberian pupuk kandang, Pengapuran, Pemupukan tepat dan seimbang.

Dengan Catatan : Apabila pengewndalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan.

Panen   

Ciri-ciri Dan Umur Panen : Panen yang pertama pada umur 3 tahun atau kurang. Ciri-ciri : Tangkainya berubah agak menguning dan telah ada buah yang masak yang berwarna kuning atau merah.

Cara Pemanenan : Pemetikan dari buah bagian bawah hingga buah bagian atas, Dengan mematahkan persendian tangkai buah yang ada di ketiak dahan.

Periode Panen : Periode panen sesuai iklim setempat, Jenis lada (merica) yang di tanam dan intensitas pemeliharaan.

Sekian terimakasih karena anda telah menyimak dan membaca artikel Tips Terbaik Budidaya Lada (Merica) Tersebut, semoga banyak manfaatnya untuk anda tentunya pengunjung saya http://irianjayasehat.blogspot.com/2013/10/tips-terbaik-budidaya-lada-merica.html

Saturday, October 5, 2013

Tips Terbaik Budidaya Ikan Bandeng

Ikan bandeng atau (Chanos chanos) adalah ikan pangan yang sangat populer di Asia Tenggara. Ikan bandeng ini merupakan Satu-satunya spesies yang masih ada dalam familia Chanidae (Bersama 6 genus tambahan di laporkan pernah ada namun telah punah) Dalam bahasa bugis dan makasar di kenal sebagai ikan bolu, Dan dalam bahasa Inggrisnya milkfish.

Mereka hidup di samudra hindia dan samudra fasifik dan cendrung berkawanan di sekitar pesisir dan Pulau-pulau dengan terumbu koral. Ikan yang muda dan baru menetas hidup di laut selama 2 -3 minggu, Kemudian berpindah ke Rawa-rawa bakau berair payau. Dan terkadang di danau berair asin. Bandeng baru kembali ke laut jika telah dewasa dan bisa berkembang biak.

Tips Terbaik Budidaya Ikan Bandeng


Ikan muda di sebut Nener, Di kumpulkan orang dari Sungai-sungai dan di besarkan (Budidayakan) di Tambak-tambak. Dan disana mereka dapat di beri makanan apa saja dan tumbuh dengan cepat. Setelah cukup besar yang biasanya sekitar (25 - 30 cm) Bandeng di jual segar atau beku. Kemudian bandeng diolah dengan cara di goreng, di bakar, di kukus, di pindang, atau di asap (Panggang).

Penggelondongan Ikan Bandeng

1 Pendahuluan

Kegiatan penggelondongan nener merupakan mata rantai yang bertujuan salah satunya adalah menekan mortalitas benih karena penggelondongan nener adalah masa awal pemeliharaan yang dianggap sebagai masa paling kritis. Usaha penggelondongan nener bukan lagi sekedar usaha sambilan, Di samping usaha pembesaranya tambak, Melainkan sebagai usaha komersial yang harus di tangani lebih serius dan berhati-hati. Oleh karena usaha penangkapan nener dari alam sulit di lakukan, Sedangkan kebutuhan atau permintaan akan nener meningkat, Maka di harapkan teknik pengelolaan penggelondongan dapat lebih di kembangkan.

Salah satu metoda dalam penggelondongan di petakan tambak. Usaha ini di lakukan dalam petakan tambak yang ukuranya relatif kecil (500 - 1000 m2) Atau dengan cara menyekat tambak dengan masa 3 minggu sampai 1 bulan. Usaha penggelondongan telah banyak berkembang di beberapa daerah di Indonesia. Antara lain : Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Selatan dan Aceh. Usaha tersebut diupayakan membahas teknik pengelolaan penggelondongan pada ketikan ini. Tujuan ketikan ini adalah menginformasikan kepada para petani maupun pengusaha mengenai teknik pengelola penggelondongan nener yang tepat dan baik.

2. Pemilihan Lokasi

Pemilihan lokasi haruslah memperhatikan (Menyimak) Beberapa hal sebagai berikut :

1. Mempertimbangkan Aspek-aspek yang berkaitan dengan lokasi, Seperti, Tata Ruang, Sumber air dan pengairan, Diusahakan tidak begitu jauh dari pantai agar suhu yang ada dapat mendukung keberhasilan usaha pemeliharaan benih bandeng. Dan suhu air pada tambak berkisar antara (30 - 33 derajat C).

2. Jarak lokasi ideal dari sumber benih/nener maksimal (12 Jam). Perjalanan selama dalam pengangkutan konsumen tidak melebihi 12 Jam.

3. Salah satu faktor yang dapat mengakibatkan kegagalan usaha penggelondongan bandeng adalah persaingan penggunaan lahan antar sesama pengusaha tambak.

4. Sarana transportasi. kelancaran sarana angkutan terutama jalan, sangat memegang peranan penting dalam usaha penggelondongan nener tersebut. Oleh sebab itu pilihlah lokasi yang sarana lalu lintas dapat menjamin mutu nener tetap baik.

5. Jaringan Listrik. Sarana yang di perhatikan dalam memilih lokasi adalah yang dekat dengan jaringan listrik Negara (PLN) Namun untuk usaha penggelondongan bandeng kebutuhan listrik bisa di ganti dengan Alat-alat yang lain seperti (Genset).

3. Sistem Petak Peneneran

Sistem petak peneneran haruslah memperhatikan (Menyimak) Beberapa hal sebagai berikut :

1. Petak Untuk Nener : Petakan untuk nener pada umumnya dangkal, Luasnya berkisar antara (500 - 1.000 m 2). Dan letak petakan nener dekat dengan sumber air tawar maupun air asin.

2. Petakan Untuk Gelondongan : Petakan gelondongan mempunyai areal yang lebih besar dan luas dan lebih dalam (1.000 - 2.000 m 2). Hal ini di gunakan untuk menampung gelondongan dari petakan peneneran tempat untuk menumbuhkan gelondongan kecil (pre fingerling) Atau untuk penyimpanan dan menahan gelondongan besar (post fingerling).

3. Petakan Aklimatisasi : Petakan untuk aklimatisasi atau yang biasa di sebut ipukan/babybox yang merupakan petakan kecil yang terbuat dalam penggelondongan dan bersifat hanya sementara. Iputan ini di batasi oleh pematang yang rlatif kecil (Sempit dan rendah) di bangun berdekatan dengan saluran air, Agar mutu lebih baik dan memudahkan pengelolaanya. Dan ukuran luasnya tergantung kepada banyaknya nener yang akan di tebarkan (Stock). Pada musim kemarau temperatur udara dapat naik mencapai (33 derajat C) ipukan dapat menampung (5.000 - 10.000 ekor/m 2 selama 3 hari), meskipun di bawah periode yang relatif tenang.

4. Tempat Pengumpulan Atau Tempat Untuk Panen : Berupa petakan kecil untuk penangkapan atau kanal yang sempit atau tempat untuk mengumpulkan gelondongan dalam waktu singkat. Ikan-kan di kumpulkan di tempat pengumpulan dengan cara pengaturan aliran air, Dari air pada saat pasang atau air dari petakan lain yang telah di siapkan sebelumnya. Aerasi dapat diatur dengan aliran air dari tambak yang berdekatan atau dari tambak yang lain. Sehingga tidak terjadi efek yang merugikan karena kekurangan oksigen, Walaupun di dalam petakan tersebut padat dengan ikan. Dalam petakan ini Ikan-ikan tersebut mudah di jaring dan di pindahkan ke petakan yang lain dengan cara menggunakan jaring untuk pemindahan gelondongan. Hal tersebut di permudah dengan sifat ikan bandeng yang senang menentang arus.

Gambar satu : Letak penggelondongan komersial yang lengkap

Keterangan Gambar 1 :

1. Kanal utama.
2. Kanal pembagi petakan.
3. Petak penangkapan.
4. Petak penggelondongan.

5. Pintu Dan Gorong-gorong : Petakan untuk nener, gelondongan dan penangkapan atau pengumpulan dilengkapi dengan Pintu-pintu atau Gorong-gorong, Yang di pasang rapi dan diberi saringan. Yang terutama perlu di perhatikan adalah : Petakan untuk nener dan jangan sampai kemasukan Telur-telur maupun larva predator seperti kakap, kerapu, belut, Dan lain sebagainya. Pada pintu perlu di pasang saringan nylon yang halus, atau bahan yang serupa. bisa juga di pergunakan Saring-saringan yang berbentuk kantng dari nylon yang halus, Yang di pasang pada ujung dari Gorong-gorong selama persiapan petakan untuk nener dan juga selama 10 hari pertama setelah penebaran Nener.

4. Pengelolaan Petakan Pengelondongan

1.Persiapan Petakan Untuk Aklimatisasi : Beberapa hari sebelum penebaran nener bandeng,petakan aklimatisasi di persiapkandengan baik, pematrang dilapisi dengan tanah yang lunak,Dan di lengkapi dengan atap yang di buat dari Kisi-kisi bambu. Pada kaki bagian dalam pematangpeneneran sebaiknya di beri berm, guna memudahkan petugas tambak berada,atau bertugas lebih dekat dengan pembatasan air, Berm mempunyai 2 macam kegunaanya aitu : Merupakan tempat untuk pembetulan Bocoran-bocoran pada pematang dan menahan Lonsoran tanah dari pematang. Kemudian petakan di keringkan dan perataan dasar petakan di kerjakan.

Dengan kemiringan yang dibuat menuju arah pintu air selama tanah belum keras (Masih basah). Untuk perataan tanah dapat menggunakan garu dan kayu, Juga dapat menggunakan papan yang panjang yang di dorongoleh dua atau tiga orang. Lubang bekas kaki di tutup, sebab berkemungkinan dapat di pakai tempat untuk sembunyinya Ikan-ikan liar atau telurnya yang dapat bertahan hidup selama pengairan pada masa persiapan. Gambar 2 Garu, Keterangan gambar : 1. Papangaru, 2. Tangkai dari kayu atau bambu.

2. Kultur Makanan Alami : Makanan yang paling ideal bibit bandeng dan gelondongan adalah (Klekap), Yakni kumpulan diatome dasar, alga biru, inverterbrata tingkat rendah, 200 Palnkton, Juga di perlukan untuk melengkapi nilai gizi makanan. Gelondongan yang lebih besar dan berukuran panjang (80 mm) Sudah dapat memakan alga hijau benang atau lumut ( Chaetomorpha sp, Entormorpha sp, dan Cladophora sp).

3. Kultur Klekap Pada Musim Kemarau :Musim kemarau merupakan saat yang paling baik dan cocok untuk menumbuhkan klekap sebagai makanan alami. Setelah petakan selesai perataanya lalu di biarkan kering sampai tanahnya Retak-retak. Waktu pengeringan di perkirakan selama 2 - 3 minggu dan tergantung pada tanah aslinya. Keberhasilan atau kegagalan dalam menumbuhkan klekap yang baik dan menahanya agar tetap menempel pada dasar tambak dan tregantung pada derajat kekeringanya.

Pengeringan yang tidak seimbang atau pengeringan yang kurang sempurna akan menghasilkan klekap yang mudah lepas dari tanah dan akhirnya mengambang. Bilamana terjadi sebaliknya, Jika terlalu lama
mengeringkanya sehingga lapisan permukaan tanah kekeringan. Maka terjadi suatu kondisi yang sangat tidak memungkinkan untuk pertumbuhna klekap. Pengeringan dianggap cukup bilamana kandungan air dari lapisan tanah yang tebalnya sekitar (10 cm itu kira-kira 18 - 20%). Suatu hal yang praktis untuk mengetahuinya ialah dengan jalan yang diatas tanah yang di keringkan tersebut. Bilam mana tanah tersebut cukup kuat menahan orang sehingga hanya turun (Tenggelam) sekitar 2 cm, Berat berat badan orang tersebut, Maka pengeringan tanah dianggap telah cukup.

Pupuk organik kemudian di terbarkan setelah tanah cukup mengeras, Kwantitasnya tergantung kepada jumlah dari kemerosotan bahan organik dalam tanah tambak yang akan di pupuk. Pada umumnya Rata-rata tanah memerlukan 500 - 1.000 kg bekatul atau bungkil jagung per hektar : 500 - 3.000 kg kotoran ternak untuk tiap hektar tambak. Pupuk organik segera di tebarkan di tanah tambak, Setelah tanah tambak tersebut di genangi air pasang yang baru, Sedalam Kira-kira 10 cm dan Pintu-pintu di tutup serta di blok dengan tanah untuk menahan air tersebut.

Beberapa petani tambnak menggunakan pupuk urea atau Ammonium sulfate (ZA) Sebanyak 50 kg atau 100 kg per hektar untuk segera di tebarkan pada Petak-petak agar lebih mempercepat proses pembusukan pupuk organik tersebut. Air dalam petakan dibiarkan menguap seluruhnya atau dialirkan keluar apabila telah jernih sekali. Pada dasar petakan di keringkan lagi seperti keadaan pengeringan pertama sebelum di tebari pupuk organik. Pada akhirnya praktis semua pupuk organik akan membusuk (Mengurai). Kegiatan yang berikutnya memasukkan air kedalam petakan dengan cara berhati-hati. Kemudian di saring melalui saringan halus yang berbentuk kantong dan di ikat pada pintu air, Kira-kira 10 cm dan sekali lagi petakan di pupuk dengan urea sebanyak 45 kg di tambah 45 - 55 kg pupuk TSP untuk tiap hektar.

Apabila klekap belum tumbuh pada saat penggenangan air yang pertama, Pada saat ini akan mulai tumbuh dan menutupi semua permukaan dasar tambak, Selanjutnya kedalaman di tambak secara bertahap sampai sekitar 20 cm dan petaan siap untuk di tebari ikan (Nener atau gelondongan bandeng).

4. Kultur Klekap Pada Musim Hujan : Untuk menanggulangi pertumbuhan klekap pada musim hujan memang agak sulit, Penurunan kadar garam menghalangi pertumbuhan dan kemungkinan penyebab kerusakan total dari makanan bilamana terjadi perubahan mendadak. Oleh karena itu waktu dan saat yang penting dalam mempersiapkan peneneran pada musim hujan. Yang paling dekat diperlukan waktu 1 minggu yang cuacanya baik secara terus menerus jika ingin mencapai keberhasilan.

Petakan di keringkan diratakan dan di biarkan paling sedikit 3 hari, Kemudian air di masukkan dan pupuk dengan pupuk organik yang kuantitasnya sama dengan yang dapat di gunakan pada pemupukan anorganis yang kedua di musim kemarau. Pada saat itu juga ditambahkan bekatul sebanyak (200 kg/ha). Perlu di ketahui klekap yang tumbuh pada musim hujan ini tidak sebanyak yang tumbuh di musim kemarau dan cendrung mudah lepas dari tanah dasar petakan yang kemudian mengapung, Yang akhirnya mengelompok Di Sisi-sisi petakan akibat di hembus angin. Dalam hal demikian klekap tidak dapat di manfaatkan oleh ikan yang di pelihara (Di budidayakan).  

5. Kultur Plankton : Disini harus kita perhatikan upaya untuk menumbuhkan plankton agar mencapai hasil yang memuaskan (Sukses) diperlukan air yang dalam serta rendah kadar garamnya, Terutama pada musim hujan. Mula-mula petakan di kerjakan dan di biarkan selama 2 - 3 hari, Kemudian segera di isi (Digenangi) dengan air pasang yang baru. Pupuk organik yang di berikan haruslah cukup, yang biasanya terdiri dari kombinasi antara urea atau Amonium sulfate (ZA) sebagai N (Nitrogen) dan Superfosfate (TSP) sebagai sumber P205 (fosfate) ditambah bekatul yang di gunakan untuk membuat air menjadi hijau warnanya, Yang sebahagian besarnya adalah (phytoplankton). Pada umumnya petani tambak memulai dengan dosis (6 gram N, 6 - 9 gram P205 dan 50 - 100 gram) bekatul untuk setiap m 3 air yang kemudian di naikkan dosisnya sampai didapatkan hasil yang di inginkan. Blooming phytoplankton akan terjadi dalam 48 Jam pada cuaca yang memungkinkan. Petakan siap diberi ikan apabila suatu obyek yang putih berada di dalam air hilang (Lenyap) dari pandangan pada kedalaman kurang lebih (30 cm).

5. Penebaran, Penanaman, (Stocking)

1. Persiapan petakan untuk aklimatisasi (ipukan) : Petakan untuk aklimatisasi (ipukan) sangat perlu di buat, Atau bila telah telah ada perlu di siapkan dengan baik. Pematangnya di plester atau dilapisi dengan tanah yang lunak dan sekalian menutup Bocoran-bocoran. Atap yang di perlukan biasanya dibuat dari kisi-kisi bambu (kere) untuk memberikan kesejukan kita dapat memanfaatkan cabang-cabang dari pohon Api-api yang baru di potong, Seperti, Daun kelapa, Daun nipah, diletakkan diatasnyasebagai atap (Dapat di gunakan daun nipah atau daun kelapa yang di buat khusus untuk atap. Dan ada juga yang di tancapkan pada keliling ipukan, Agar memberikan suasana yang sejuk (kesejukan). Dengan cara demikian ipukan tidak menerima sinar matahari lansung dan suhu menjadi rendah di dalamnya.

Untuk mengatasi adanya hujan turun, Atap perlu di lapisi atau di tutup dengan plastik (polyethelene sheet). APabila ipukan di buat dengan 1 atau dengan 2 pematang dari etakan sebagai Sisinya, Dan perlu adanya kanal (Saluran kecil) sepanjang berm untuk mengalirkan air hujan terutama dan pematang petakan agar masuk petakan besar dan tidak masuk ke ipukan. Semua pematang ipukan di tutupi dengan lembaran plasti. Terutama air hjan yang mengalir dari pematang petakan dan masuk kedalam ipukan dapat menyebabkan kematian nener yang di simpan di ipukan dalam keadaan padat. Pada saat yang singkat sebelum nener datang semua air di dalam ipukan di kuras keluar. Air tawar secukupnyadapat juga air sumur atau dari mata air yang lain disisikan pada ipukan pelan-pelan, Selanjutnya air pasang yang baru di lewatkan melalui saringan yang halus di tambahkan sampai kadar garam mencapai 15 - 20 ppt. Lalu air dibiarkan jernih, Sedimen dibiarkan mengendap dahulu dan semua Kotoran-kotoran yang mengambang di buang (Dapt juga diambili).

2. Penebaran Nener : Nener di bawa ketambak dengan kantong plastik dan di beri oksigen. Yang biasanya pada pengangkutan nener digunakan air yang kadar garamnya antara (15 - 20 ppt). Hal ini yang mengharuskan ipukan di isi air tawar agar kadar garam sesuai dengan air untuk pengangkutan nener, Pelepasan nener biasanya dilaksanakan pada pagi hari atau pada sore hari, Pada saat suhu udara relatif lebih dingin dan sejuk. Untuk mempermudah dalam aklimatisasi nener terhadap suhu air maka kantong plastik di biarkan mengambang di dalam ipukan untuk satu atau dua Jam lamanya sebelum di lepaskan. Kemudian di dalam petakan Penggelondongan diusahakan untuk kepadatan penebaran antara (40 - 50 ekor per m 2). Pelepasan nener secara lansung ke ipukan dapat juga di lakukan, Akan tetapi lebih aman jikalau hal tersebut tidak di lakukan. Pada mula nener bersama airnya dituangkan kedalam baskom plastik kemudian air dari ipukan ditambahkan ke baskom sedikit demi sedikit sampai kira-kira sama dengan kondisinya dengan air ipukan tersebut. Selain itu baskom secara Pelan-pelan di miringkan dan di biarkan nener tersebut berenang keluar.

Pada permukaan kolam nener akan Berenang-renang di permukaan air, Tetapi setelah teradap tasi dan merasa segar kembali dan mereka mulai makan Benthhic algae yang tipis di dasar. Untuk adaptasi nener sepenuhnya dalam dalam ipukan di perlukan waktu sekitar 12 Jam. Lalu nener yang kondisi lemah akan memerlukan waktu lebih lama untuk adaptasi dan Berenang-renang pada permukaan air dalam ipukan. Jika nener telah nampak aktif bergerak dan makan, Maka pematang ipukan dapat di potong sedikit dan sisipkan saringan dengan bahan yang halus di tempat tersebut.

Pematang yang di potong tersebut di pergunakan untuk memudahkan pertukaran air di dalam maupun di luar ipukan. Yang biasanya kadar air garam di luar ipukan lebih dari 40 ppt, Dan dalam sekitar 12 Jam sesudahnya. Kadar garam akan sama atau yang di dalam ipukan akan lebih rendah sedikit dari pada garam di petakan luar (Di luar ipukan). Apabila nener tampak mulai berkumpul di sekitar saringan menentang arus yang melewati saringan, Hal ini menunjukkan bahwa nener tersebut telah cukup aklimatisasi terhadap kondisi garam dari petakan untuk Nener. Dan saringan telah dapat diambil dan nener di biarkan lepas berenang keluar. Hal seperti ini di kerjakan pada pagi hari atau di sore hari ketika air di petakan bersuhu rendah.


Gambar 4 : Ipukan tidak di perlukan pada saat musim hujan apabila kadar garam di petakan telah menjadi rendah, Nener dapat di lepaskan lansung ke dalam air setelah cukup aklimatisasi di dalam baskom. Jika nener Payus (Elops sp) Belum terambil atau belum di seleksi, Nener hendaknya di lepaskan di dalam happa nylon dengan ukuran mata jaring (5 - 6 tiap cm) yang di pasang dalam petakan. Nener bandeng dapat lolos keluar sedang di dalam happa tertinggal payus serta nener bandeng yang agak besar sedikit ukuranya dari mata happa nylon.

3. Pengaturan Air : Pada umumnya selama 7 - 10 hari setelah pelepasan nener, Tidak di lakukan penggantian air. Selama itu nener tambah lebih menjadi besar dan perlu adanya saringan di pintu yang dapat menahan nener keluarakan tetapi dapat memasukkan air kedalam petakan. Penyegaran dapat di lakukan dengan mengalirkan air keluar kemudian di ganti dengan air pasang yang baru. Kemudian saringan perlu di cek setiap saat membuka pintu.

Penutupan harus di lakukan dengan berhati-hati, Terutama dalam pemasangan Papan-papan pintu. Petakan untuk nener mempunyai dasar yang lebih tinggi dan rata jika di bandingkan dengan Petakan-petakan yang lain. Oleh karena itu perlu adanya tindakan bila masih terjadi Bocoran-bocoran pada waktu memasukkan air di saat pasang terakhir.

Pilihan lain adalah perlu menyediakan pompa air untuk pasang yang rendah bila tidak mencapai petak peneneran. Nener tumbuh lebih cepat pada air yang berkadar garam yang agak rendah. Oleh karena itu pada musim kemarau di lakukan penyegaran dengan penggantian air. Penyegaran yang di lakukan pada pada musim hujan, Terutama untk menjaga dan memelihara klekap atau untuk memperbaiki kondisi air. Jika plankton merupakan makanan utama di perlukan kadar garam yang rendah dan sering ada hujan akan lebih baik dan bermanfaat.

4. Pakan : Pemberian makanan tambahan mengakibatkan bertambahnya input. Hal ini hanya di berikan atau dilaksanakan jika makanan alami habis dan tidak ada tempat yang layak atau yang siap untuk di pergunakan. Pengusaha gelondongan bandeng melaksanakan penimbunan dan penahanan gelondongan dengan memberikan makanan tambahan, Justru itu pengusaha tersebut berani menggunakan padat penebaran yang tinggi pada tambak. Nah berikut ini beberapa macam makanan tambahan yang sering di pergunakan.

1. Katul yang halus hasil sisa penggilingan padi yang baru berbentuk tepung atau di jadikan pellet.
2. Tepung gandum (Terigu) berbentuk tepung atau di jadikan pellet.
3. Bungkil jagung (Bungkil dari lembaga jagung) Bberbentuk tepung atau pellet.
4. Bungkil kacang tanah, Berbentuk tepung atau di jadikan pellet.
5. Bungkil kelapa berbentuk tepung atau dijadikan pellet.
6. Roti yang telah lama, Atau telah basi.
7. Kotoran ternak atau lebih baik kotoran ayam.

Penambahan makanan sebaiknya habis dimakan dalam jangka waktu 2 sampai 3 Jam. Jika tidak, maka air akan mengalami pencemaran. Setidak-tidaknya makanan di berikan 3 kali setiap hari atau cukup 2 kali saja (Pagi dan sore hari). Makanan dapat di berikan dengan cara di taburkan atau di tempelkan pada suatu tempat yang tertentu yang berada di dalam kolam, (Petakan). Kondisi gelondongan yang kurang baik (Kurus) Perlu di perbaiki sebagai persiapan untuk pemindahanya ke tambak yang lain, Gelondongan yang kurus mudah sekali mengalami tekanan. Sisiknya mudah lepas walaupun diperlukan biasa saja dan tempat yang tidak berisik akan mudah mengalami infeksi dari bakteri dan jamur.

6. Hambatan Pengelolaan 

Dalam usaha pengeloaan tambak sering dijumpai Hal-hal yang menghambat (Menghalangi) kelancaran usaha, Diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Kondisi Nener Yang Jelek Pada Saat Penebaran : Pedagang nener yang biasanya menampung dalam kondisi yang sangat padat sambil menunggu pembeli. Selama musim nener pedagang nener mengumpulkan hasil penangkapan setiap hari, kemudian di tampung dan di kumpulkan sampai cukup banyak jumlah untuk memenuhi pesanan dari pembeli yang pertama datang. sering juga terjadi bahwa nener tidak di beri makan untuk beberapa hari, Yang mengakibatkan lapar dan lemah menyebabkan kondisi nener menjadi lamban geraknya dan mudah mendapat tekanan (Stress) waktu dalam penghitungan, Apabila diangkut dalam kondisi yang berjejal dalam kantong plastik, Suhu tinggi, Terjadi pertukaran Zat-zat dalam tubuhnya, eksresi, tekanan oksigen dan jalanan yang kasar dapat menambah kelelahan nener tersebut. Banyak perlakuan di tambak dapat menambah makin lelah dan memberatkan situsi dan tidak tahan terhadap kondisi dalam petakan yang sedikit kurang baik.

2. Aklimatisasi Yang Kurang Cukup : Dalam melepaskan nener ke petak peneneran di perlukan waktu yang cukup untuk aklimatisasi, Sehingga nener dapat menyesuaikan diri terhadap keadaan atau kondisi lingkungan. Penggantian air secara mendadak dengan perbedaan kadar garam atau suhu yang besar dapat mengakibatkan yang kurang baik. Nener tidak cukup waktu untuk menyeduaikan diri atau beradaptasi terhadap kondisi lingkungan dan akhirnya menjadi lemah, Bahkan dapat menyebabkan Kematian.

3. Bocoran-bocoran : Sifat naluri yang senang menentang arus air menyebabkan nener mudah lolos melalui bocoran yang ada di pematang. Dan Pintu Saringan Dan Papan-papan penutup pintu yang tidak benar pemasanganya memungkinkan nener dan gelondongan kecil dapat lolos keluar, Hal tersebut memungkinkan pula masuknya Ikan-ikan yang buas yang masih kecil yang akhirny dapat memangsa nener dalam petakan tersebut.

4. Terjerat : Alga benang, Klekap yang lebar-lebar dan lepa dari dasar tambak, Kantong-kantong telur dari Cacing-cacing Polychaeta merupakan benda-benda yang dapat menyebabkan nener di tambak terjerat. Nener terjerat atau terbelit oleh alga benang atau terjebak dalam gelembung Telur-telur Polychaeta. Pada petakan yang dangkal, Selapis klekap yang lebar Tiba-tiba mengambang kepermukaan akibat terkumpulnya gelembung-gelembung oksigen dari hasil asimilasi komponen Tumbuh-tumbuhan dapat menyebabkan nener yang sedang makan atau yang berenang di atasnya ikut terangkat ke permukaan dan akhirnya akan mati karena terdampar dan tidak dapat kembali ke Air.

5. Keracunan : Oleh karena petakan untuk nener pada umumnya berukuran kecil, maka mudah mengalami kontaminasi Unsur-unsur yang beracun yang bersama air atau dari sumber yang lain. Kematian secara Besar-besaran Terkadang terjadi tambak yang mengalami air dari sungai yang mengalirkan Sisa-sisa dari pabrik atau sampah industri yang di buang. Hal tersebut jugasering terjadi pada daerah yang dekat dengan daerah pertanian. Terutama daerahsawah yang sering memberi pestisida untuk pemberantasan hama. Kadang-kadang pematang tambak sendiri dapat menjadi sumber material yang mempunyai daya racun yang tinggi. Telah banyak contoh kematian total yang terjadi pada peneneran setelah selesai hujan pertama yang sangat lebat setelah musim kemarau yang panjang.

Kasus demikian juga sering terjadi pada Tambak-tambak yang baru dibangun dari daerah Rawa-rawa yang banyak pohon bakaunya (mangrove). Pematang di buat dari Tanah-tanah yang terdiri dari banyak akar-akaran yang membusuk dan terkumpul bahan organik yang mengandung Unsur-unsur racun asam humus dan asam Sulfida (H2S) Di lereng diatas pematang tersebut di gambarkan sebagai hasil penguapan dari pematang yang banyak mengandung air atau kadar air yang tinggi. Senyawaan belerang dapat pula terbentuk dari pembusukkan akar yang tampak di pematang. Tetesan air hujan mencucinya dan membawanya masuk ke tambak karena terbatasnya areal di peneneran, Unsur yang di kehendaki tersebut segera menyebar sehingga menyebabkan nener maupun gelondongan banyak yang mati karena Keracunan.

6. Penanganan Yang Salah (Tidak Benar) : Pengeringan yang mendadak disebabkan penutupan pintu kurang sempurna adlah yang sering menyebabkan banyak nener dan gelondongan hilang atau mati, Saringan yang rusak yang robek atau kesalahan dalam pemasanganya adalah faktor penyebab hilangnya nener. Sifat masa bodoh tersebut (sifat masa bodoh penjaga) tidak dapat dianggap sepi begitu saja. Penjaga yang sangat letih (lelah) terkadang mudah sekali tertidur, Sedangkan periode pengeringan atau pengisian peneneran berlangsung pada malam hari di saat terjadinya surut rendah atau pasang yang tinggi, Karena tidur maka penjaga tidak mengontrol keadaan dengan teliti dan baik,Yang mengakibatkan lingkungan pematang terjadi kerusakan 

7. Analisa Usaha Penggelondongan Bandeng : Dalam pemeliharaan nener bandeng untuk gelondongan di perlukan waktu pemeliharaan selama lebih 21 hari, Pada usia tersebut ukuran telah mencapai gelondongan yaitu panjang 2 - 3 cm dan berat Rata-rata 2 - 3 gram. Dengan kepadatan tebar 40 - 50 ekor/m 2 Rp. 50,-per ekor maka kelangsungan hidup nener untuk mencapai gelondongan adalah 75% - 90%. Harga jual per ekor untuk ukuran gelondongan tersebut adalah Rp. 100,- Usaha Penggelondongan tersebut dapat dilaksanakan di tambak luas 0,5 HA (4 Petakan). Dalam 1 tahun di perhitungkan dapat memelihara bandeng tersebut sebanyak 6 periode, Selanjutnya pada tebar 200.000 ekor dengan SR 80%. Hal inilah yang dapat memberikan harapan dikembang usahakan sebagai salah satu komoditas dalam agribisnis.

Sekian terimakasih karena anda telah menyimak dan membaca artikel Tips Terbaik Budidaya Ikan Bandeng Tersebut, semoga banyak manfaatnya untuk anda tentunya pengunjung saya http://irianjayasehat.blogspot.com/2013/10/tips-terbaik-budidaya-ikan-bandeng.html

Sunday, September 29, 2013

Tips Terbaik Budidaya Ternak Sapi Potong (Lembu)

Sapi atau lembu adalah hewan ternak anggota suku (Bovidae dan anak suku Bovinae). Sapi di pelihara terutama untuk di manfaatkan susu dan dagingnya sebagai pangan manusia. Hasil sampingan, Seperti kulit, jeroan, dan tanduknya juga di manfaatkan untuk berbagai keperluan manusia. Di sejumlah tempat, Sapi juga dipakai sebagai alat transortasi, Pengolahan lahan tanam (Bajak), Dan alat industri lainya, Seperti peremas tebu. Karena banyak keguaanya, Sapi telah menjadi bagian dari berbagai kebudayaan manusia sejak lama.

 Tips Terbaik Budidaya Ternak Sapi Potong (Lembu)


Kebanyakan sapi ternak (Lembu potong) merupakan keturunan dari jenis liar yang di kenal sebagai (Auerochse atau Urochse) Yang di baca auerokse bahasa jerman berarti sapi kuno, Nama ilmiah (Bos primigenius) Yang telah punah di Eropa sejak tahun 1627. Namun demikian terdapat beberapa spesies sapi liar yang keturunanya disomestikasi, Termasuk sapi bali yang juga di ternakkan di indonesia.

Sejarah Singkat

Sapi-sapi sekarang ini berasal dari (Homacodontidae) yang di temuai pada babak (Palaeoceen). Jenis-jemis primitifnya di temukan pada babak (Plioceen) Di negara India. Dan sapi bali yang banyak dijadikan komoditi daging/sapi potong pada awalnya di kembangkan di bali, Dan kemudian menyebar ke beberapa wilayah Yaitu : Nusa Tenggara Barat (NTB) Sulawesi.

Sentra Peternakan

Sapi bali, Sapi Ongole, Sapi PO, (Peranakan Ongole) Dan sapi madura, Banyak terdapat di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB), Sulawesi. Sapi jenis Aberdeen angus banyak terdapat di (Skotlandia). Dan Sapi Simental banyak terdapat di negara Swiss, Dan sapi Brahman berasal dari India dan banyak di kembangkan di Amerika.

Jenis

Jenis-jenis sapi potong yang terdapat di indonesia dan sapi yang Impor. Dari Jenis-jenis sapi tersebut Masing-masing mempunyai Sifat-sifat yang khas. Baik di tinjau dari bentuk luarnya (Ukuran tubuh dan Warna bulu) Maupun dari genetiknya (Laju pertumbuhan).

Sapi-sapi Indonesia yang di jadikan sumbre daging adalah sapi Bali, Sapi Ongole, Sapi PO, (Peternakan Ongole) Dan sapi Madura. Selain itu juga sapi aceh yang banyak diekspor ke Malaysia (Pinang). Dari populasi sapi potong yang ada yang penyebaranya dianggap merata Masing-masing adalah : Sapi Bali, Sapi PO, Madura, Dan Brahman.

Sapi Bali berat badan mencapai (300 - 400 kg) Dan persentase karkasnya 56,9%, Sapi Aberdeen angus (Skotlandia) bulu berwarna hitam, Tidak bertanduk, Bentuk tubuh rata seperti papan, Dan dagingnya padat, Berat badan umur 1,5 tahun dapat mencapai (6,50 kg) Sehingga lebih cocok untuk di pelihara sebagai sapi Potong. Sapi Simental (Swiss) Bertanduk kecil, Bulu berarna coklat muda Atau Kekuning-kuningan. Dan pada bagian muka, Lutut kebawah dan jenis gelambir, Ujung ekor berwarna putih.

Seperti halnya sapi Brahman (Dari India) banyak di kembangkan di Amerika. Persentase karkasnya (45%). Keistimewaan sapi tersebut tidak terlalu selektif terhadap pakan yang di berikan. Jenis pakan, (Rumput dan pakan tambahan) Apapun yang akan di makanya, Termasuk pakan yang jelek sekalipun.Sapi potong ini juga lebih kebal terhadap gigitan caplak dan nyamuk serta tahan di terik matahari (Panas).

Manfaat

Pemeliharaan sapi potong sangat menguntungkan, Karena tidak hanya menghasilkan daging dan susu, Juga menghasilkan pupuk kandang dan juga sebagai tenaga kerja petani. Sapi-sapi juga dapat di pergunakan sebagai menarik gerobak, Kotoran sapi juga mempunyai nilai Ekonomis, Karena termasuk pupuk organik yang di butuhkan oleh semua jenis tumbuhan. Kotoran sapi dapat menjadi sumber hara yang dapat memperbaiki Struktur tanah sehingga menjadi lebih gembur dan subur. Semua organ tubuh sapi dapat di manfaatkan antara lain sebagai berikut :

1. Kulit : Sebagai bahan industri Tas, Sepatu, Ikat pinggang, Topi, Jaket, Dan sebagainya.
2. Tulang : Dapt diolah menjadi Bahan-bahan Perkat/Lem, Tepung tulang dan barang kerajinan.
3. Tanduk : Tanduk digunakan sebagai bahan kerajinan seperti : Sisir, Hiasan dinding dan masih banyak manfaat tanduk sapi bagi kepentingan manusia.

Persyaratan Lokasi

Lokasi yang ideal untuk membangun kandang adalah pada daerah yang letaknya cukup jauh dari permukiman penduduk, Tetapi mudah du capai oleh kendaraan, Kandang harus terpisah dari rumah tinggal dengan jarak minimal (10 meter) Dan sinar matahari harus dapat menembus peralatan kandang serta dekat dengan lahan pertanian. Dan pembuatanya dapat di lakukan secara berkelompok di tengah sawah atau ladang.

Pedoman Teknis Budidaya

Penyiapan Sarana Dan Peralatan : Kandang dapat di buat dalam bentuk ganda atau tunggal, Tergantung dari jumlah sapi yang di miliki (Di ternak). Pada kandang tipe tunggal, Penempatan di lakukan pada satu baris atau satu jajaran, Sementara kandang yang bertipe ganda, penempatanya di lakukan pada dua jajaran yang saling berhadapan atau saling bertolak belakang. Diantara kedua jajaran tersebut biasanya dibuat jalur untuk Jalan.

Pembuatan kandang untuk tuuan penggemukan (Kereman) Yang biasanya berbentuk tunggal apabila kapasitas ternak yang di pelihara hanya sedikit, Namun, Apabila kegiatan penggemukan sapi ditujukan untuk komersial. Dan ukuran kandang harus lebih luas dan lebih besar sehingga dapat menampung jumlah sapi yang lebih banyak.

Lantai kandang harus diusahakan tetap bersih, Bertujuan untuk mencegah timbulnya berbagai macam penyakit. Lantai tersebut di buat dari tanah yang padat atau semen, Dan mudah di bersihkan dari kotoran Sapi. Kemudian lantai tanah dialasi dengan jerami kering sebagai alas kandang yang hangat. Seluruh bagian kandang dan peralatan yang pernah di pakai harus di cuci hamakan terlebih dahulu dengan desinfektan, Seperti : creolin, lysol, Dan Bahan lainya.

Ukuran kandang yang di buat untuk seekor sapi jantan dewasa adalah : (1,5 x 2 m) Atau (2,5 x 2 m) Sedangkan untuk sapi betina dewasa adalah : (1,8 x 2 m) Dan untuk anak sapi cukup (1,5 x 1 m per ekor) dengan tinggi atas (+ 2 - 2,5 m) dari tanah. Temperatur di sekitar kandang (25 - 40 Derajat C) (Rata-rata 33 Derajat C) Dan kelembaban (75%). Lokasi pemeliharaan dapat di lakukan pada dataran rendah (100 - 500 m) Hingga dataran tinggi (> 500 m). Kandang untuk pemelihaaran sapi harus bersih dan tidak lembab. Pembuatan kandang harus memperhatikan beberapa persyaratan pokok yang meliputi konstruksi, Letak ukuran dan perlengkapan kandang.

Kontruksi Dan Letak Kandang

Kontruksi dan letak kandang sapi seperti rumah dari kayu, Atap kandang berbentuk kuncup dan salah satu/kedua sisinya miring. Lantai kandang di buat padat, Lebih tinggi dari pada tanah sekelilingnya, Dan agak miring kearah selokan di luar kandang. Yang bermaksut adalah, Agar air tidak tamapak, Termasuk kencing.

1. Sapi mudah mengalir keluar lantai kandang tetap kering.
2. Bahan kontruksi kandang adalah kayu gelondongan/papan yang berasal.
3. Dari kayu yang kuat, Dan kandang sapi tidak boleh tertutup rapat, Tetapi Agak.
4. Terbuka agar sirkulasi udara di dalam kandang lancar.
5. Termasuk dalam rangkaian penyediaan pakan sapi adalah air munim yang bersih, 
6. Air minum di berikan secara ad libitum, Yang artinya harus tersedia, dan tidak boleh kehabisan setiap saat.
7. Kandang harus terpisah dari rumah tempat tinggal dengan jarak minimal 10 meter.
8. Sinar matahari harus dapat menembus peralatan kandang, pembuatan kandang sapi dapat di lakukan secara berkelompok di tengah sawah atau ladang.

Ukuran Kandang

Sebelum membuat kandang sebaiknya di perhitungkan terlebih dahulu jumlah sapi yang akan di pelihara. Ukuran kandang untuk seekor sapi jantan dewasa adalah : (1,5 x 2 m) Sedangkan untuk seekor sapi betina dewasa adalah 1,8 x 2 m) dan untuk seeokor anak sapi cukup (1,5 x 1 m).

Perlengkapan Kandang

Termasuk dalam perlengkapan kandang adalah tempat pakan dan minum, yang sebaiknya di buat di luar kandang, Tetapi masih di bawah atap. Tempat pakan di buat agak lebih tinggi agar pakan yang di berikan tidak di Injak-injak/Tercampur kotoran. Tempat air minum sebaiknya di buat permanen berupa bak semen dan sedikit lebih tinggi dari pada permukaan lantai.

Dengan demikian kotoran dan air kencing tidak tercampur di dalamnya. Dan perlengkapan lain yang perlu di sediakan adalah : Sapu, Sikat, Sekop, Sabit, Dan tempat untuk memandikan sapi. Semua peralatan tersebut adalah untuk membersihkan kandang, Agar sapi terhindar dari gangguan penyakit sekaligus bisa di pakai untuk memandikan sapi.

Pembibitan

Persyaratan Ternak yang harus Di perhatikan Adalah sebagai berikut :

1. Mempunyai tanda telinga.
2. Mantanya tampak cerah dan bersih.
3. Tidak terdapat Tanda-tanda sering butuh, Terganggu pernafasanya, dari hidung tidak keluar lendir.
4. Kukunya tidak terasa panas jika di raba.
5. Tidak terlihat adanya eksternal parasit pada kulit dan bulunya.
6. Tidak terdapat adanya Tanda-tanda mencret pada bagian ekor dan dubur.
7. Tidak ada Tanda-tanda kerusakan kulit dan kerontokan bulu.
8. Pusarnya bersih dan kering, Bila masih lunak dan tidak berbulu menandakan bahwa pedet masih berumur kurang lebih 2 hari.

Untuk menghasilkan daging, Pilihlah tipe sapi yang cocok, Yaitu jenis sapi bali, Sapi brahman, Sapi PO, Dan sapi yang cocok serta banyak di jumpai di daerah setempat. Ciri-ciri sapi potong tipe pedaging adalah sebagai berikut :

1. Tubuh dalam, Besar, Berbentuk persegi empat/bola.
2. Kualitas dagingnya maksimum dan mudah di pasarkan.
3. Laju pertumbuhanya cepat.
4. efisiensi bahanya tinggi.

Pemeliharaan

Pemeliharaan sapi potong mencakup penyediaan pakan (ransum) dan pengolaan kandang, Fungsi kandang dalam pemeliharaan sapi adalah sebagai berikut :

1. Melindungi sapi dari hujan dan panas matahari.
2. Mempermudah perawatan dan pemantauan.
3. Menjaga keamanan dan kesehatan sapi.

Pakan merupakan sumber energi utama untuk pertumbuhan dan pembangkit tenaga, Makin baik mutu dan jumlah pakan yang di berikan, Makin besar tenaga yang di timbulkan dan masih besar pula energi yang tersimpan dalam bentuk Daging.

1. Sanitasi Dan Tindakan Preventif

Pada pemeliharaan secara intensif Sapi-sapi di kandangkan sehingga peternak mudah mengawasinya. Sementara pemeliharaan secara ekstensif pengawasanya sulit di lakukan karena Sapi-sapi yang di pelihara di biarkan hidup Bebas.

2. Pemberian pakan

Pada umumnya setiap sapi membutuhkan makanan berupa hijauan. Sapi dalam masa pertumbuhan, Sedang menyusui, Dan supaya tidak jenuh, memerlukan pakan yang memadai dari segi kualitas maupun kuantitas. Pemberian pakan dapat di lakukan dengan 3 cara Yaitu : Penggembalaan (Pasture fattening), Kereman (dry lotfaatening) Dan kombinasi cara pertama dan yang kedua.

Penggembalaan di lakukan dengan melepas Sapi-sapi di padang rumput, yang biasnya di lakukan di daerah yang mempunyai tempat pengembalaan cukup luas. Juga memerlukan waktu sekitar (5 - 7 Jam per hari) Dengan cara ini maka tidak memerlukan ransum tambahan pakan penguat, Karena sapi telah memakan bermacam-macam jenis rumput.

Pakan dapat di berikan dengan cara di jatah/di suguhkan yang di kenal dengan istilah kereman. Sapi-sapi yang di kandangkan dan pakan di peroleh dari ladang, sawah dan tempat yang lainya. Setiap hari sapi memerlukan pakan kira-kira sebanyak 10% dari berat badanya dan juga pakan tambahan 1% - 2% dari berat badan. Ransum tambahan berupa dedak halus atau bekatul, bungkil kelapa gaplek, ampas tahu, Yang di berikan denan cara dicampurkan dalam rumput di tempat pakan. Selain itu juga dapat di tambah mineral sebagai penguat berupa garam dapur, kapus. Pakan sapi dalam bentuk campuran dengan jumlah dan perbandingan tertentu ini di kenal dengan istilah (Ransum).

Pemberian pakan sapi yang terbaik adalah kombinasi antara penggembalaan dan keraman. Menurut keadaanya jenis hijauan di bagi menjadi 3 katagori, Yaitu hijauan segar, hijauan kering, dan silase. Macam hijauan segar adalah : Rumput-rumputan, Kacang-kacangan, (legu minosa) Dan tanaman hujau lainya. Rumput yang baik untuk pakan sapi adalah : Rumput gajah, rumput raja, (King grass), daun turi, dan daun lamtoro.

Hijauan kering berasal dari hijauan segar yang sengaja di keringkan dengan tujuan agar tahan di simpan lebih lama. Termasuk dalam hijauan kering adalah : jerami padi, jerami kacang tanah, jerami jagung, Dan sebagainya. Yang biasa di gunakan pada musim kemarau. Hijauan ini tergolong jenis pakan yang banayak mengandung serat kasar.

Hijauan segar dapat diawetkan menjadi silase, Secara singkat pembuatan silase tersebut dapat di jelaskan sebagai berikut ini : Hijauan yang akan di buat silase di tutup rapat, sehingga terjadi proses fermentasi. Hal dari proses inilah yang si sebut silase. Contoh silase yang telah Memasyarakat antara lain, silase jagung, silase rumput, silase jerami padi, dan silase yang lainnya.

3. Pemeliharaan Kandang

Kotoran di timbun pada tempat lain agar mengalami proses fermentasi (+ 1 - 2 Minggu) Dan berubah menjadi pupuk kandang yang telah matang dan baik. Kandang sapi tidak boleh tertutup rapat (Agak terbuka) agar sirkulasi udara di dalam kandang berjalan lancar.

Air minum yang bersih haruslah tersedia di setiap saat, Dan tempat pakan dan minum sebainya di buat di luar kandang tetaapi masih di bawah atap. Tempat pakan di buat agak tinggi agar pakan di berikan tidak di Injak-injak atau bercampur dengan kotoran. Sementara tempat air minum sebaiknya di buat permanen berupa semen dan sedikit lebih tinggi dari pada permukaan lantai. Sediakan juga peralatan untuk memandikan sapi tersebut.

Hama Dan Penyakit

1. Penyakit Antraks

Penyebab : Bacillus anthracis yang menular melalui kontak lansung, Makanan/minuman dan pernafasan.
Gejala Hama Penyakit Antraks :

1. Demam tinggi, Badan lemah dan gemetar, 
2. Gangguan pernafasan.
3. Pembengkakan pada kelenjer dada, leher, alat kelamin dan badan penuh bisul.
4. Kadang-kadang darah berwarna merah hitam yang keluar melalui hidung, telinga, mulut, anus dan vagina.
5. Kotoran ternak cair dan sering bercampur darah.
6. Limpa bengkak dan berwarna kehitaman.

Pengendalian : vaksinasi, pengobatan antibiotika, mengisolasi sapi yang terimfeksi serta mengubur dan membakar Sapi yang mati.

2. Penyakit Mulut Dan Kuku (PMK) Atau Penyakit Apthae epizootica (AE).

Penyebab : Virus ini menular melalui kontak langsung melalui air kencing, air susu, air dan benda lain yang tercemar kuman (AE).

Gejala :

1. Rongga mulut, Lidah, Dan telapak kaki atau tracak melepuh serta terdapat tonjolan bulat berisi cairan yang bening.
2. Demam atau panas, Suhu badan menurun draktis.
3. Nafsu makan menurun bahkan tidak mau makan sama sekali.
4. Air liur keluar berlebihan.

Pengendalian : Vakninasi dan sapi yang sakit diasingkan dan diobati secara terpisah.

3. Penyakit Ngorok/Mendekur Atau Penyakit (Septichaema epizootica) SE.

Penyebab : Bakter Pastyrella multocida. Penularanya melalui makanan dan minuman yang tercemar bekteri.

Gejala :

1. Kulit kepala dan selaput lendir lidah membengkak, Berwarna merah dan kebiruan.
2. Leher, anus, dan vulva membengkak.
3. Paru-paru meradang selaput lendir usus dan perut masam dan berwarna merah tua.
4. Demam dan sulit bernafas sehingga persis orang ngorok, Dalam keadaan yang sangat parah, Sapi akan mati dalam waktu antara (12 - 36 Jam).

Pengendalian : Vaksinasi anti SE dan di beri antobiotika atau sulva.

4. Penyakit Radang Kuku ATau Kuku Busuk (Foot rot).

Penyakit ini menyerang sapi yang di pelihara daam kandang yang basah dan kotor.

Gejala :

1. Mula-mula sekitar celah kuku bengkak dan mengeluarkan cairan putih keruh.
2. Kulit kuku mengelupas.
3. Tumbuh benjol yang menimbulkan rasa sakit.
4. Sapi pincang dan akhirnya bisa lumpuh.

Pengendalian : Pengendalian penyakit sapi yang paling baik menjaga kesehatan sapi dengan tindakan pencegahan. Tindakan pencegahan untuk menjaga kesehatan sapi adalah sebagai berikut :

1. Menjaga kebersihan kandang sapi serta peralatanya, Termasuk memandikan sapi tersebut.
2. Sapi yang sakit di pisakan dengan sapi yang sehat dan segera di lakukan pengobatan.
3. Mengusahakan lantai kandang selalu kering.
4. Memeriksa kesehatan sapi secara teratur dan di lakukan vaksinasi sesuai petunjuk.

Panen

1 Hasil Utama : Hasil utama dari budidaya sapi potong adalah dagingnya.
2. Hasil tambahan : Selain daging yang menjadi hasil budidaya, Kulit dan kotoranya juga sebagai hasil tambahan dari budidaya sapi potong.

Pasca Panen

1. Stoving : Ada beberapa prinsip teknis yang harus di perhatikan dalam pemotongan sapi agar diperoleh hasil pemotongan yang baik, Yaitu :

1. Ternak sapi harus di istirahatkan sebelum pemotongan.
2. Ternak sapi harus bersih, Bebas dari tanah dan kotoran lain yang dapat mencemari daging.
3. Pemotongan ternak haruslah di lakukan secepat mungkin, Dan rasa sakit yang di derita ternak diusahakan sekecil mungkin dan darah harus keluar secara tuntas.
4. Semua proses yang di lakukan harus dirancang untuk mengurangi jumlah dan jenis (Mikroorganisme) pencemar seminimal mungkin.

Pengulitan

Pengulitan pada sapi yang telah di sembelih dapat di lakukan dengan menggunakan pisau tumpul atau kikir agar kulit idak rusak, Kulit sapi dibersihkan dari daging, lemak, noda darah atau kotoran yang menempel, Jika telah bersih, Dengan alat perentang yang di buat dari kayu, Kulit sapi di jemur dalam keadaan terbentang. Posisi yang paling baik untuk penjemuran dengan sinar matahari adalah dalam posisi sudut 45 derajat.

Pengeluaran Jaroan

Setelah sapi di kuliti, Isi perut (visceral) atau yang sering di sebut dengan jeroan di keluarkan dengan cara menyayat karkas (Daging) pada bagian perut sapi.

Pemotongan Karkas

Akhir dari suatu peternakan sapi potong adalah : Menghasilkan Karkas berkualitas dan berkuantitas tinggi sehingga recahan daging yang dapat di komsumsipun tinggi. Seekor ternak sapi dianggap baik apabila dapat menghasilkan karkas sebesar (59%) dari bobot tubuh sapi tersebut dan akhirnya akan di peroleh (46, 50%) recahan daging yang dapat di komsumsi sehingga dapat di katakan bahwa dari seekor sapi yang di potong tidak akan seluruhnya menjadi karkas, Dan dari seluruh karkas tidak akan seluruhnya menghasilkan daging yang dapat di komsumsi manusia. Oleh karena itu, Untuk menduga hasil karkas dan daging yang akan diperoleh, Dilakukan penilaian Terlebih dahulu sebelum ternak sapi potong. Di negara maju terdapat Spesifikasi untuk pengkelasan (Grading) terhadap steer, heifer, dan cow yang akan di potong.

Karkas di belah menjadi 2 bagian yaitu karkas tubuh bagian kiri, Dan karkas tubuh bagian kanan. Karkas di potong-potong menjadi sub-bagian leher, paha depan, paha, belakang, rusuk dan punggung. Potongan tersebut dipisahkan menjadi komponen daging, lemak, tulang dan tendon. Pemotongan karkas harus mendapat penanganan yang baik supaya tidak cepat menjadi rusak, Terutama kualitas dan (hygienitasnya) Sebab kondisi karkas di pengaruhi oleh peran (Mikroorganisme) selama proses pemotongan dan pengeluaran jeroan.

Daging dari karkas mempunyai beberapa golongan kualitas kelas sesuai dengan lokasinya pada rangka tubuh. Daging kualitas pertama adalah daging di daerah paha (round) kurang lebih (20%), Dan yang nomor 2 adalah daging di daerah pinggang (loin) kurang lebih (17%), terus nomor yang ke 3 adalah daging pada daerah punggung dan tulang rusuk (rib) kurang lebih (9%) Yang ke 4 adalah daging pada daerah bahu (chuck) lebih kurang (26%) Dan yang ke 5 adalah daging pada daerah dada (brisk) lebih kurang (5%), Terus yang ke 6 daging pada daerah perut (frank) lebih kurang (4%), Dan yang ke 7 adalah daging pada daerah rusuk bagian bawah sampai perut bagian bawah (Palte dan suet) lebih kurang (11%), Dan yang ke 8 adalah daging pada bagian kaki depan (foreshank) Lebih kurang (2,1%) Persentase Bagian-bagian dari karkas tersebut di hitung dari berat karkas (100%).

Persentase recahan karkas di hitung sebagai berikut : Persentase recahan karkas = Jumlah berat recahan/berat karkas x 100%. Istilah untuk sisa karkas yang dapat di makan tersebut (edible offal), Sedangkan yang tidak dapat di makan di sebut (inedible offal) Misalnya, tanduk, bulu, saluran kemih, dan bagian lain yang tidak dapat di makan.

Sekian terimakasih karena anda telah menyimak dan membaca artikel Tips Terbaik Budidaya Bawang Merah Tersebut, semoga banyak manfaatnya untuk anda tentunya pengunjung saya http://irianjayasehat.blogspot.com/2013/09/tips-terbaik-budidaya-ternak-sapi.html

Saturday, September 28, 2013

Tips Terbaik Budidaya Ternak Kambing

Kambing merupakan binatang memamah biak yang berukuran sedang, Kambing ternak (Capra aegagrus hircus) Adalah Supspesies kambing liar yang secara alami tersebar di Asia Barat Daya (Daerah bulan sabit yang subur, Dan Turki dan Eropa). Kambing liar jantan maupun kambing betina memiliki tanduk sepasang, Namun tanduk pada kambing jantan lebih besar, Umumnya, kambing mempunyai jenggot, dahi cembung, ekor agak keatas, dan kebanyakan berbulu lurus dan kasar.

Panjang tubuh kambing liar, Tidak termasuk ekornya, adalah 1,3 meter - 1,4 meter. Sedangkan ekornya 12 cm - 15 cm. Bobot yang betina (50 kg - 55 kg) Sedangkan kambing yang jantan bisa mencapai (120 kg). Kambing liar terbesar dari Spanyol kearah timur sampai India, Dan dari india keutara sampai Mongolia dan Siberia. Habitat yang sukainya adalah pada daerah pegunungan yang Berbatu-batu.

Tips Terbaik Budidaya Ternak Kambing


Kambing tersebut telah di budidayakan manusia Kira-kira (8000 hingga 9000 tahun yang lalu). Di alam aslinya kambing hidup berkelompok 5 - 20 ekor. Dalam pengembaraanya mencari makanan, Kelompok kambing ini di pimpin oleh kambing betina yang paling Tua, Sementara Kambing-kambing jantan berperan menjaga keamanan kawanan. Waktu yang aktif mencari makanan siang dan malam hari. Makanan utamanya adalah Rumput-rumputan dan dedaunan.

1. Pendahuluan 

Ternak kambing telah lama diusahakan oleh petani atau masyarkat sebagai usaha sampingan atau tabungan, karena pemeliharaan dan pemasaran hasil produksi (Baik itu daging, susu, kotoran, dan kulitnya) Relatif mudah meskipun secara tradisional telah memberikan hasil yang Lumayan. Jika pemeliharaanya di tingkatkan (Menjadi semi intensif atau intensif). Pertambahan berat badanya dapat mencapai (50 - 150 gram/hari), Dan ada 3 hal pokok yang harus di perhatikan dalam usaha ternak kambing tersebut Yaitu bibit, Makanan Dan tata Laksananya.

2. Bibit

Pemeliharaan bibit haruslah di sesuaikan dengan tujuan dari usaha, Apakah untuk pedaging, Atau perah Misalnya : (Kambing kacang untuk produksi daging, Kambing etawah untuk produksi susu dan sebagainya). Secara umum Ciri bibit yang baik adalah yang berbadan sehat, Tidak cacat, Bulu bersih dan mengkilat, Daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan.

a. Ciri-ciri untuk calon induk

1. Tubuh kompak, Dada dalam dan lebar, Garis punggunglurus, Tubuh besar, Tetapi tidak terlalu gemuk.
2. Jinak dan sorot matanya ramah.
3. Kaki lurus dan tumit tinggi.
4. Gigi lengkap, Mampu merumput dengan baik, (efisien), Rahang atas dan bawah rata.
5. Dari keturunan kembar atau di lahirkan tunggal tetapi dari induk yang muda.
6. Kambing simetris, Tidak menggantung dan berputing 2 buah.

b. Ciri-ciri untuk calon pejantan

1. Tubuh besar dan panang, Dengan bagian belakang lebih besar dan lebih tinggi, dada lebar, Tidak terlalu gemuk, Gagah, Aktif dan memiliki libido (Nafsu kawin yang tinggi).
2. Kaki lurus dan kuat.
3. Dari keturunan kembar.
4. Umur antara 1,5 - 3 tahun.

3. Makanan

Jenis dan cara pemberianya di sesuaikan dengan umur dan kondisi ternak. pakan yang di berikan harus cukup protein, karbohidrat, vitamin dan mineral, mudah di cerna, tidak beracun dan di sukai ternak, murah dan mudah di peroleh. Pada dasarnya ada dua macam makanan Yaitu : hijauan (Berbagai jenis rumput) dan makan tambahan (Berasal dari Kacang-kacangan, tepung ikan, bungkil kelapa, vitamin dan mineral).

Cara pemberianya

1. Di berikan 2 kali sehari (Pagi dan sore) Berat rumput 10% dari berat badan kambing, Dan berikan juga air minum (1,5 - 2,5 liter per ekor per hari) Dan garam berjodium secukupnya.

2. Untuk kambing bunting, induk menyusui, kambing perah dan pejantan yang sering di kawinkan perlu di tambahkan makanan penguat, Dalam bentuk bubur sebanyak 0,5 - 1 kg/ekor/hari.

Tata laksana

1. Kandang

Kandang harus segar (ventilasi baik, cukup cahaya matahari, bersih, minimal berjarak 5 meter dari rumah. Ukuran kandang yang biasa di gunakan adalah, Kandang beranak : (120 cm x 120 cm /ekor). Kandang induk : (100 cm x 125 cm /ekor). Kandang induk : (100 cm x 125 cm /ekor). Kandang anak : (100 cm x 125 cm /ekor). Kandang pejantan : (110 cm x 125 cm /ekor). Kandang dara/dewasa : (100 cm x 125 cm /ekor).

2. Pengelolaan reproduksi 

Diusahakan agar kambing bisa beranak minimal 3 kali dalam 2 tahun. Hal-hal yang harus di perhatikan adalah :

1. Kambing mencapai dewasa kelamin pada umur 6 s/d 10 bulan, Dan sebaiknya di kawinkan pada umur 10 - 12 bulan atau pada saat bobot badan mencapai 55 - 60 kg.
2. Lama birahi 24 - 45 jam, siklus birahi berselang selama 17 - 21 hari.
3. Tanda-tanda birahi : Gelisah, nafsu makan dan minum menurun, ekor sering di kibaskan, sering kencing, kemaluan bengkak, dan mau/diam apabila di naiki.
4. Ratio jantan dan betina = 1 : 10 Saat yang tepat untuk mengawinkan kambing adalah : a. Masa bunting 144 - 156 hari (..... 5 bulan) b. Masa melahirkan, penyapihan dan istirahat 2 bulan.

3. Pengendalian Penyakit

1. Hendaknya di tekankan pada pencegahan penyakit melalui sanitasi kandang yang baik, makanan yang cukup gizi dan vaksinasi.
2. Penyakit yang sering menyerang kambing adalah : Cacingan, Kudis, (Scabies), Kembung perut (Bloat), Paru-paru (Pneumonia), orf, dan koksidiosis.

4. Pasca Panen

1. Hendaknya diusahakan untuk selalu meningkatkan nilai tambah dari produksi ternak, Baik daging, susu, kulit, tanduk, maupun kotoranya. Jika kambing hendak di jual pada saat berat badan tidak bertambah lagi (umur sekitar 1 - 1,5 tahun) diusahakan agar permintaan akan kambing cukup tinggi.
2. Harga di perkirakan berdasarkan : Berat hidup x (45 sampai 50%) karkas x harga daging eceran.

Budidaya Ternak Kambing

1. Keluaran : Ternak kambing produksi optimal.
2. Bahan : Kambing, Pakan, Peralatan konstruksi kandang, Dan lahan.
3. Alat : Tempat pakan/Minum.

Pedoman teknis

1. Jenis kambing asli di indonesia adalah kambing kacang dan kambing peranakan etawa (PE).
2. Memilih bibit : Pemilihan bibit di perlukan untuk menghasilkan keturunan yang lebih baik, Pemeliharaan calon bibit dianjurkan di daerah setempat, Yang bebas dari penyakit dengan Phenotype baik.

a. Calon induk : Umur berkisar antara >12 bulan, (2 buah gigi seri tetap), Tingkat kesuburan reproduksi sedang, sifat keindukan baik, tubuh tidak cacat, berasal dari keturunan kembar (Kembar 2) Jumlah puting 2 buah dan berat badan (20 kg).

b. Calon Pejantan : Pejantan mempunyai penampilan bagus dan besar, Umur > 1,5 tahun (Gigi seri tetap), Keturunan kembar Mempunyai nafsu kawin besar, Sehat dan tidak cacat.

Pakan

1. Ternak kambing menyukai Bermacam-macam daun sebagai pakan dasar dan pakan tambahan (Konsentrat.
2. Pakan tambahan dapat di susun dari (Bungkil kelapa, Bungkil kedelai), Dedak, Tepung ikan di tambah mineral dan vitamin.
3. Pakan dasar pada umumnya adalah rumput kayangan, Daun lamtoro, Gamal, Daun nangka, Dan sebagainya.
4. Pemberian hijauan sebaiknya mencapai 3% berat badan (Dasar bahan kering) Atau 10 -15 % berat badan (Dasar bahan segar).

Pemberian pakan induk : Selain campuran hijauan, Pakan tambahan perlu di berikan pada saat bunting tua dan baru melahirkan, sekitar (1 1/2 % berat badan dengan kandungan protein 16 %).

Kandang : Pada prinsipnya bentuk bahan dan kontruksi kandang kambing berukuran (1 1/2 m�) untuk induk secara individu. Pejantan di pisahkan dengan ukuran kandang (2 m �), Sedang anak lepas sapi di satukan (Umur 3 bulan) dengan ukuran 1 m/ekor. Dan tinggi penyekat (1 1/2 - 2 X tinggi ternak).

Pencegahan penyakit : Pencegahan penyakit sebelum ternak di kandangkan kambing harus di bebaskan dari parasit internal dengan pemberian obat cacing. Dan parasit eksternal dengan memandikan/dimandikan. Sumber Departemen, http://www.deptan.go.id. Kontak hubungan : Departemen pertanian RI. Jalan Harsono M. NO. 3, Ragunan - Pasar Minggu, Jakarta 12550 - Indonesia.

Sekian terimakasih karena anda telah menyimak dan membaca artikel Tips Terbaik Budidaya Bawang Merah Tersebut, semoga banyak manfaatnya untuk anda tentunya pengunjung saya http://irianjayasehat.blogspot.com/2013/09/tips-terbaik-budidaya-ternak-kambing.html

Friday, September 27, 2013

Tips Terbaik Budidaya Bawang Merah

Bawang merah adalah sejenis tanaman yang menjadi bumbu berbagai masakan di Asia Tenggara dan juga Dunia. Di jawa (Orang jawa) mengenalnya sebagai (Brambang). Dan bagian yang paing banyak di manfaatkan adalah umbi, Meskipun beberapa tradisi kuliner juga menggunakan daun serta tangkai bunganya sebagai bumbu penyedap makanan (Masakan). Tanaman bawang merah ini di duga berasal dari daerah Asia Tengah dan Asia Tenggara.

Bawang merah merupakan salah satu jenis sayuran yang bernilai ekonomis tinggi. Tanaman bawang merah ini dapat diandalkan sebagai sumber penghasilan Petani, Juga pendapatan negara, Penyumbang keanekaragaman bahan pangan serta kecukupan Gizi. Salah satu upaya meningkatkan produktifitas dan kualitas bawang merah tersebut yang sesuai dengan permintaan konsumen adalah penggunaan bibit yang berupa benih atau biji (true shallot seed = TSS). Keuntungan dari usaha tani bawang merah dengan biji ini antara lain dapat menurunkan biaya Produksi, Penyimpanan serta distribusinya lebih mudah. Di samping itu juga dapat menciptakan varietas unggul baru. 

Tips Terbaik Budidaya Bawang Merah

 

Budidaya bawang merah memerlukan air yang cukup terutama pada saat pembentukan umbi. Tanaman bawang merah yang kekurangan air pada fase pertumbuhan, Umbi dapat mengakibatkan penurunan produksi secara (Singnifikan). Hal utama dalam budidaya bawang merah adalah (Menjaga tanah dalam keadaan cukup lembab).

Cara Menanam Bawang Merah

Syarat Tumbuh Tanaman Bawang Merah : Tanaman bawang merah memerlukan curah hujan antara (100-200 mm/bulan), Dengan ketinggian tempat optimal (10-200 mdpl). Meskipun demikian bawang merah masih dapat tumbuh dan berproduksi di ketinggian sampai dengan (800 mdpl). Dan suhu optimal untuk pertumbuhan tanaman bawang merah adalah (20-30 derajat C). Intensitas sinar matahari penuh tanpa naungan, Lama penyinaran 12 jam.

Tanaman bawang merah dapat beradaptasi pada kelembaban udara (rH 80-90%). Kelembaban udara dan kelembaban tanah yang relatif tinggi (>90%) dapat merangsang terjadinya serangan penyakit. Angin Sepoi-sepoi berpengaruh baik terhadap pertumbuhan umbi bawang merah tersebut. Tanaman bawang merah membutuhkan tanah yang gembur, Subur, Banyak mengandung unsur atau bahan organik, Serta mudah menyediakan air dengan aerasi udara baik dan tidak becek. Budidaya bawang merah ini dapat di lakukan pada lahan sawah maupun lahan kering (Tanah kering).

Pelaksanaan Teknis Budidaya Bawang Merah

Ukuran pH tanah di perlukan untuk menentukan jumlah pemberian kapur pertanian pada tanah masam atau pH rendah di bawah (6,5). Pengukuranya dapat menggunakan kertas lakmus, pH meter, Atau cairan pH tester. Pengambilan titik sampel bisa di lakukan secara Zigzag.

Persiapan Lahan Budidaya Bawang Merah

Persiapan lahan bawang merah meliputi pembajakan dan penggaruan tanah, Dan pencangkulan secalam 30 cm dan (Dikeringanginkan selama 15 hari). Pembuatan bedengan dengan lebar (80-100 cm) Serta tinggi (30 cm, lahan kering), Dan (60 cm lahan sawah) Dengan lebar parit (30-40 cm), Pemberian pupuk kandang yang telah di fermentasi sebanyak (40 ton/ha) Dan pupuk NPK (15-15-15 sebanyak 1,2 ton/ha). Persiapan selanjutnya melakukan pengadukan atau pencacakan bedengan, Agar pupuk yang telah di berikan bercampur dengan tanah, Kemudian lakukan penugalan untuk pembuatan lubang Tanah.

Persiapan Bibit Dan Penanaman Budidaya Bawang Merah

Persiapan bibit penanaman bawang merah membutuhkan rumah atau sungkup pembibitan untuk melindungi bibit muda. Kebutuhan benih bawang merah sebanyak 3 kg/ha, Dan pilih lokasi persemaian yang tanahnya subur dan intensitas cahaya matahari sempurna. Kemudian cangkul tanah sedalam 30 cm hingga gembur, Lalu keringanginkan selama (2 minggu), Dan buat bedengan dengan ukuran lebar (80-100 cm dan tinggi 30 cm). Kemudian berikan pupuk kandang yang telah difermentasi sebanyak (2 kg/m2), NPK (15-15-15 sebanyak 10 gram /m2). Buat Alur-alur dangkal dengan arah alur memotong panjang bedengan. Dan jarak antar alur (5-10cm). Terus di tebar biji bawang merah secara merata pada alur, Kemudian tutup tipis dengan tanah. Untuk mempercepat perkecambahan benih permukaan, Media di tutup dengan menggunakan kain goni, Dan dapat juga menggunakan mulsa PHP. kemudian di jaga dengan keadaan lembab.

Pembukaan penutup permukaan media semai di lakukan apabila benih telah berkecambah, Baru kemudian benih di sungkup dengan menggunakan plastik transparan. Permukaan sungkup di mulai pada Jam (07.00 - 09.00), Lalu di buka lagi pada Jam (15.00 - 17.00).

Pada umur 7 hari menjelang tanam sungkup harus di buka secara penuh untuk penguatan tanaman. Penyiramanya jangan terlalu basah, di lakukan di setiap pagi. Penyemprotan menggunakan fungisida berbahan aktif imidakloprid di lakukan pada umur 15 hss atau (Hari setelah semai). Dosis/konsentrasi 1/2 dosis terendah.

Bibit bawang merah berumur 30 hari siap untuk di tanam, Sebelum di tanam bibit yang telah di cabut di rendam di dalam larutan karbofuran (Konsentrasi 1 gr/liter selama 2 Jam). Tanaman berjumlah satu per titik tanam, Diusahakan posisi berdiri tegak, Dan jarak tanam ideal untuk musim kemarau (10 cm x 5 cm) Sedangkan untuk musim penghujan dapat di perlebar (10 cm x 10 cm). Kemudian padatkan tanah dekat pangkal batang secara Pelan-pelan.

Penyulaman Budidaya Bawang Merah 

Penyulaman di lakukan sampai umur tanaman 2 minggu. Tanaman bawang merah yang telah terlalu tua apabila masih terus di sulam akan mengakibatkan pertumbuhan tidak seragam, Hal seperti ini akan berpengaruh terhadap keseragaman Pemanenan.

Sanitasi Lahan Dan Pengairan Budidaya Bawang Merah

Sanitasi lahan dan pengairan bawang merah Meliputi : Pengendalian gulma/rumput (Penyiangan), Pengendalian air pada saat di musim hujan sehingga tidak muncul genangan air serta pencabutan tanaman bawang merah yang terserang hama penyakit. Penyiangan di lakukan sebelum melakukan pemupukan susulan, Baik itu pemupukan susulan maupun ke 2. Dan penyiangan gulma dapat di cabut secara manual atau menggunakan alat (Gosrok/landak). Pengairan di berikan secara terukur, dengan penggenangan atau pengeleban 2 hari sekali selama (15-30 menit) Dan tergantung pada kondisi kelembaban tanah.

Pemupukan Susulan Budidaya Bawang Merah

Pemupukan susulan budidaya bawang merah meliputi pupuk akar dan pupuk daun. Pupuk akar di berikan secara larikan, Di benamkan di dalam tanah sedalam 10 cm sebanyak 2 kali. Pemupukan pertama di lakukan pada umur 10 HST atau (10 hari setelah tanam) Dengan menggunakan pupuk NPK (15-15-15 sebanyak 150 kg/ha) Dan urea sebanyak (50 kg/ha). Pemupukan ke 2 di lakukan pada umur (30 HST) Menggunakan pupuk NPK (15-15-15 sebanyak 200 kg/ha).

Pupuk daun kandungan Nitrogen tinggi di berikan pada umur (14 HST) Dengan konsentrasi (2 gr/liter), Sedangkan pupuk daun kandungan Phospat serta kalium tinggi di berikan umur (30 HST dan 45 HST). Pemupukan phospat dan kalium tinggi menggunakan pupuk MKP Dengan konsentrasi (2 gr/liter pada umur 30 HST) Dan konsentrasi 4 gr/liter pada umur 45 HST.

Pengendalian Hama Penyakit Tanaman Bawang Merah 

Ulat Tanah (Agrotis ipsilon Hufn) : Larva ulat tanah aktif menyerang tanaman bawang merah pada malam hari dengan cara memotong pangkal batang tanaman muda, Sedangkan pada siang harinya Larva ulat bersembunyi di dalam Celah-celah tanah. Yang biasanya dengan posisi tubuh melingkar. Pengendalian hama ini secara kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif karbofuran. Dosis/konsentrasi sesuai dengan petunjuk pada kemasan.

Hama Putih (Thrips tabaci Lind) : Siklus hidup Thrips berlansung selama 3 minggu. Di daerah tropis, Siklus hidup hanya berlangsung selama 7-12 hari, Sehingga dalam 1 tahun dapat mencapai 5-10 generasi. Setiap ekor Shtrips betina dapat menghasilkan telur sebanyak (80-120 butir) Selama hidupnya. Gejala serangan dapat diamati pada daun muda atau pucuk daun.

Nimfa dan imago menyerang tanaman bawang merah dengan cara menghisap cairan daun. Bagian tanaman yang terserang akan ternoda yang berwarna putih mengkilap seperti Perak. Kemudian berubah menjadi Kecoklatan berbintik hitam. Serangan berat menyebabkan tanaman mati serta umbi yang di hasilkan berukuran kecil bermutu rendah. Pengendalian hama Thrips menggunakan insektisida berbahan aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau landasihalotrin. Dosis/konsentrasi sesuai dengan petunjuk pada kemasan.

Ulat Bawang :Ulat bawang tanaman bawang merah adalah (Spodoptera exiqua). Larva ulat bawang menyerang tanaman bawang merah dengan cara membuat lubang pada daun bagian ujung, Kemudian masuk kedalam daun dan memakan daun bagian dalam, Tetapi epidermisbagian luar tetap dibiarkan, Akibatnya daun tersebut tampak bercak-bercak berwarna putih, Apabila di terawang tembus cahaya. Jika populasi ulat bawang merah sangat banyak dapat menyerang umbi bawang merah tersebut. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif Sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Penyakit Tanaman Bawang Merah

Layu Fusarium : Layu fusarium menyerang tanaman bawang merah pada bagian dasar umbi lapis, sehingga pertumbuhan akar dan umbi bawang merah terganggu. Gejala serangan dapat diamati secara visual, Yaitu daun menguning cendrung terpelintir, Dan tanaman mudah di cabut karena akarnya membusuk. Pada dasar umbi terlihat cendawan putih, sedangkan pada umbi lapis jika di potong membujur terlihat pembusukan yang berawal dari dasar umbi, Kemudian meluas ke atas dan kesamping.

Tanaman bawang merah mati mulai dari ujung daun, kemudian menjalar hingga ke pangkal daun. Upaya pengendalian yang dapat di lakukan antara lain meningkatkan pH tanah, Memusnahkan tanaman bawang merah yang terserangDan melakukan penggiliran tanaman serta penyemprotan kimiawi dengan menggunakan fungisida berbahan aktif benomil, metalaksil, atau propamokarb hidroklorida. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Ngelumpruk : Penyakit ini di sebabkan oleh cendawan Stemhylium vesicarium (Wallr Simmons) Gejala serangan penyakit ngelumpruk ini pada tanaman bawang merah adalah terdapar bercak Kekuning-kuningan yang tumbuh sangat banyak pada seluruh bagian tanaman. Penyebaran penyakit berlangsung sangat cepat sesuai dengan arah bertiupnya angin di areal pertanaman.

Cendawan Stemhylium vesicarium mampu mematikan tanaman secara serentak. Kumpulan tanaman yang mati serentak terlihat seperti tersiram air panas, Pada kondisi kelembaban udara tinggi dan berangin, Maka infeksi dapat secara tunggal maupun berasosiasi dengan cendawan Altemaria porri. Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, Contoh bahan aktif yang dapat di pergunakan adalah benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, Dan fungisida kontak. Contoh bahan aktif yang bisa di gunakan adalah Klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Bercak Cercospora : Penyakit bercak cercorpora ini di sebabkan oleh cendawan Cercospora duddidae (Walles) Gejala serangan penyakit bercak cercospora pada tanaman bawang merah adalah terjadinya bercak klorosis pada ujung daun, Dan sering tampak terpisah dengan infeksi pada pangkal batang. Daun tampak Belang-belang.

Bercak klorosis berbentuk bulat berwarna pucat dan bergaris tengah (3-5 mm). Pusat bercak berwarna coklat serta terdapat Bintik-bintik yang merupakan konidiofora jamur. Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, Contoh bahan aktif yang dapat di pergunakan adalah benmil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, Atau tebukonazol, dan fungisida kontak. Conth bahan aktif yang dapat di pergunakan adalah Klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Bercak Alternaria : Bercak alternaria ini di sebabkan oleh cendawan Alternaria porri (Ell.) Gejala serangan penyakit bercak Alternaria pada tanaman bawang merah adalah adanya bercak pada daun dengan pusat bercak berwarna ungu atau ungu lebih gelap. Pada daerah tersebut dapat di temukan konidiofor yang mampu berkecambah membentuk konidiospora.

Infeksi awal pada tanaman bawang merah di tandai adanya bercak berukuran kecil, melekuk kedalam, berwarna putih dengan pusat bercak berwarna ungu atau Abu-abu. Apabila cuaca lembab, Bercak berkembang hingga menyerupai Cincin, Dan bagian tengahnya berwarna ungu dan pada tepinya kemerahan serta di kelilingi warna kuning yang bisa meluas. Pada jung daun mengering atau bahkan patah. Permukaan bercak pada akhirnya berwarna coklat kehitaman.

Serangan parah berlanjut pada umbi, Yang menyebabkan umbi membusuk berwarna kuning lalu menjadi berwarna merah kecoklatan. Umbi membusuk dan berair di mulai dari bagian leher, Kemudian jaringan umbi yang terinfeksi mengeringserta berwarna gelap. Penyakit bercak daun Altenaria porri dapat di kendalikan secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, Contoh bahan aktif yang dapat di gunakan adalah, benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, dan fungisida kontak. Contoh bahan aktif yang dapat di pergunakan adalah klorotanonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Embun Bulu : Penyakit embun bulu ini di sebabkan oleh cendawan Peronospora destructor (Berk) Casp. Serangan cendawan peronospora destructor bersifat sistemik dan lokal. Gejala serangan penyakit embun bulu pada tanaman bawang merah terjadi pada awal pertumbuhan. Infeksi terlihat terutama pada saat daun basah terkena embun, terlihat warana putih yang menyerupai Bulu-bulu halus. Apabila tanaman mampu bertahan hidup maka pertumbuhanya akan terhambat. Daun berwarna hijau pucat. Infeksi pada daun mampu menyebar kebawah mencapai umbi lapis, Kemudian menjalar keseluruh lapisan hingga berwarna coklat.

Penyakit embun bulu dapat di kendalikan secara kimiawi dengan menggunakan fungisida sistmik, Contoh bahan aktif yang bisa di gunakan adalah, benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, dan fungisida kontak. Contoh bahan aktif yang bisa di gunakan adalah klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Antraknosa : Antraknosa pada tanaman bawang merah adalah cendawan (Colletrotichum gloespoiroidespenz). Kerusakan tanaman bawang merah akibat serangan penyakit antraknosa bisa mencapai (50-100%). Penyakit ini sangat berpotensi menimbulkan kegagalan. Gejala serangan dapat dilihat secara fisiologis.Tanaman mati serentak secara cepat,serangan awal di tandai adanya gejala bercak putih pada daun, Kemudian akan terbentuk lekukan ke dalam (invaginasi), Berlubang dan patah karena terkuai tepat pada bercak tersebut. Jika serangan berlanjut akan membentuk koloni konidia yang berwarna merah muda. Lalu berubah menjadi coklat tua, Dan akhirnya menjadi kehitaman.

Umbi akan membusuk serta daun mengering. Penyakit antraknosa dapat di kendalikan secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik. Contoh bahan aktif yang dapat di pergunakan adalah Benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, dan fungisida kontak. Contoh bahan aktif yang bisa di gunakan adalah klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb.

Panen : Tanaman bawang merah dapat di panen pada umur (60-70 hss) di dataran rendah (80-100 hss) di dataran tinggi. Tanaman bawang merah siap panen di tandai sesuai cacatan sebagai berikut :

1. Pangkal daun jika di pegang sudah lemah.
2. 70-80% daun berwarna kuning.
3. Daun bagian atas mulai rebah.
4. Umbi bawang merah kelihatan tersembul diatas permukaan tanah.
5. Sudah terjadi pembentukan pigmen merah dan timbulnya bau bawang merah yang Khas, Serta terlihat warna merah tua atau merah keunguan pada umbi bawang merah.

Panen sebaiknya di lakukan dalam keadaan kering dan cuaca cerah. Untuk menghindari umbi yang tertinggal di dalam tanah, 1-2 hari sebelum panen di lakukan penyiraman terlibih dahulu menggunakan air, Panen di lakukan dengan mencabut seluruh tanaman secara Berhati-hati. Kemudian di setiap satu genggam di ikat dengan 1/3 daun bagian atas. Pengikatan bertujuan untuk memudahkan penanganan beriutnya.

Sekian terimakasih karena anda telah menyimak dan membaca artikel Tips Terbaik Budidaya Bawang Merah Tersebut, semoga banyak manfaatnya untuk anda tentunya pengunjung saya http://irianjayasehat.blogspot.com/2013/09/tips-terbaik-budidaya-bawang-merah.html

Tags

Kesehatan (237) Tips (146) Alam Nusantara (31) Obat Herbal (29) Kecantikan (19) Manfaat (18) Anti Kanker (7) Diabetes (6) Obat Diabetes (5) Bisul (4) Rematik (4) Asam Urat (3) Bawang Putih (3) Cengkeh (3) Darah Tinggi (3) Daun Sirsak (3) Jahe (3) Kanker (3) Kayu Manis (3) Masuk Angin (3) Obat Jerawat (3) Sakit Gigi (3) Sakit Tenggorokan (3) Stroke (3) Tips / Cara Mudah (3) Akar Pepaya (2) Ambeien (2) Batuk Pilek (2) Ciplukan (2) Demam (2) Garam Dapur (2) Infeksi Kulit (2) Influenza (2) Jeruk (2) Jeruk Nipis (2) Kemoterapi (2) Kolestrol (2) Kulit Manggis (2) Mimisan (2) Sakit Perut (2) Sambiloto (2) Sesak Nafas (2) Tanaman (2) Tempuyung (2) Tulang Kropos (2) Tumor (2) Vitamin (2) Air Lemon (1) Akar Daruju (1) Alkohol (1) Alpukat (1) Ampas (1) Anak Kembar (1) Android (1) Anti Oksidan (1) Batu Empedu (1) Batu Ginjal (1) Bawang Merah (1) Belalai Gajah (1) Bercocok Tanam (1) Buah Pir (1) Buah Pisang (1) Bunga Sepatu (1) Cuka Apel (1) Datang Bulan (1) Daun Bambu (1) Daun Bayam (1) Daun Cabe (1) Daun Dewa (1) Daun Kaktus (1) Daun Mint (1) Daun Pegagan (1) Daun Pisang (1) Daun Salam (1) Daun Sirih (1) Demam Berdarah (1) Diare (1) Ekor Naga (1) Flek Hitam (1) Gelandangan (1) Getah Bening (1) Gondok (1) Gula (1) Header (1) Jambu Mete (1) Kacang Tanah (1) Kalsium (1) Kelapa (1) Kentang (1) Kerja Sama (1) Keseleo (1) Kiwi (1) Kulit Petai (1) Kumis Kucing (1) Lemak Perut (1) Lengkuas (1) Lidah Buaya (1) Luka (1) Manfaat Bawang (1) Masalah Kerongkongan (1) Mata Minus (1) Memar (1) Memori Card (1) Mentimun (1) Merica (1) Mie Palsu (1) Obat Ajaib (1) Obat Kimia (1) Obat Wasir (1) Paru Basah (1) Paru Bash (1) Penghilang Stress (1) Penyakit Kanker (1) Penyakit Kuning (1) Pepaya (1) Pertanian (1) Perut Kembung (1) Pisang (1) Putih Telur (1) Rabun Senja (1) Resep Kembar (1) Sakit Ginjal (1) Sakit Kepala (1) Sariawan (1) Selai Kacang (1) Singkong (1) Stretch Mark (1) Strobery (1) Tebu (1) Tekanan Darah (1) Tenggorokan (1) Tersangkut Tulang Ikan (1) Tolong Menolong (1) Tulang Patah (1)