Latest News

Friday, September 27, 2013

Tips Terbaik Budidaya Bawang Merah

Bawang merah adalah sejenis tanaman yang menjadi bumbu berbagai masakan di Asia Tenggara dan juga Dunia. Di jawa (Orang jawa) mengenalnya sebagai (Brambang). Dan bagian yang paing banyak di manfaatkan adalah umbi, Meskipun beberapa tradisi kuliner juga menggunakan daun serta tangkai bunganya sebagai bumbu penyedap makanan (Masakan). Tanaman bawang merah ini di duga berasal dari daerah Asia Tengah dan Asia Tenggara.

Bawang merah merupakan salah satu jenis sayuran yang bernilai ekonomis tinggi. Tanaman bawang merah ini dapat diandalkan sebagai sumber penghasilan Petani, Juga pendapatan negara, Penyumbang keanekaragaman bahan pangan serta kecukupan Gizi. Salah satu upaya meningkatkan produktifitas dan kualitas bawang merah tersebut yang sesuai dengan permintaan konsumen adalah penggunaan bibit yang berupa benih atau biji (true shallot seed = TSS). Keuntungan dari usaha tani bawang merah dengan biji ini antara lain dapat menurunkan biaya Produksi, Penyimpanan serta distribusinya lebih mudah. Di samping itu juga dapat menciptakan varietas unggul baru. 

Tips Terbaik Budidaya Bawang Merah

 

Budidaya bawang merah memerlukan air yang cukup terutama pada saat pembentukan umbi. Tanaman bawang merah yang kekurangan air pada fase pertumbuhan, Umbi dapat mengakibatkan penurunan produksi secara (Singnifikan). Hal utama dalam budidaya bawang merah adalah (Menjaga tanah dalam keadaan cukup lembab).

Cara Menanam Bawang Merah

Syarat Tumbuh Tanaman Bawang Merah : Tanaman bawang merah memerlukan curah hujan antara (100-200 mm/bulan), Dengan ketinggian tempat optimal (10-200 mdpl). Meskipun demikian bawang merah masih dapat tumbuh dan berproduksi di ketinggian sampai dengan (800 mdpl). Dan suhu optimal untuk pertumbuhan tanaman bawang merah adalah (20-30 derajat C). Intensitas sinar matahari penuh tanpa naungan, Lama penyinaran 12 jam.

Tanaman bawang merah dapat beradaptasi pada kelembaban udara (rH 80-90%). Kelembaban udara dan kelembaban tanah yang relatif tinggi (>90%) dapat merangsang terjadinya serangan penyakit. Angin Sepoi-sepoi berpengaruh baik terhadap pertumbuhan umbi bawang merah tersebut. Tanaman bawang merah membutuhkan tanah yang gembur, Subur, Banyak mengandung unsur atau bahan organik, Serta mudah menyediakan air dengan aerasi udara baik dan tidak becek. Budidaya bawang merah ini dapat di lakukan pada lahan sawah maupun lahan kering (Tanah kering).

Pelaksanaan Teknis Budidaya Bawang Merah

Ukuran pH tanah di perlukan untuk menentukan jumlah pemberian kapur pertanian pada tanah masam atau pH rendah di bawah (6,5). Pengukuranya dapat menggunakan kertas lakmus, pH meter, Atau cairan pH tester. Pengambilan titik sampel bisa di lakukan secara Zigzag.

Persiapan Lahan Budidaya Bawang Merah

Persiapan lahan bawang merah meliputi pembajakan dan penggaruan tanah, Dan pencangkulan secalam 30 cm dan (Dikeringanginkan selama 15 hari). Pembuatan bedengan dengan lebar (80-100 cm) Serta tinggi (30 cm, lahan kering), Dan (60 cm lahan sawah) Dengan lebar parit (30-40 cm), Pemberian pupuk kandang yang telah di fermentasi sebanyak (40 ton/ha) Dan pupuk NPK (15-15-15 sebanyak 1,2 ton/ha). Persiapan selanjutnya melakukan pengadukan atau pencacakan bedengan, Agar pupuk yang telah di berikan bercampur dengan tanah, Kemudian lakukan penugalan untuk pembuatan lubang Tanah.

Persiapan Bibit Dan Penanaman Budidaya Bawang Merah

Persiapan bibit penanaman bawang merah membutuhkan rumah atau sungkup pembibitan untuk melindungi bibit muda. Kebutuhan benih bawang merah sebanyak 3 kg/ha, Dan pilih lokasi persemaian yang tanahnya subur dan intensitas cahaya matahari sempurna. Kemudian cangkul tanah sedalam 30 cm hingga gembur, Lalu keringanginkan selama (2 minggu), Dan buat bedengan dengan ukuran lebar (80-100 cm dan tinggi 30 cm). Kemudian berikan pupuk kandang yang telah difermentasi sebanyak (2 kg/m2), NPK (15-15-15 sebanyak 10 gram /m2). Buat Alur-alur dangkal dengan arah alur memotong panjang bedengan. Dan jarak antar alur (5-10cm). Terus di tebar biji bawang merah secara merata pada alur, Kemudian tutup tipis dengan tanah. Untuk mempercepat perkecambahan benih permukaan, Media di tutup dengan menggunakan kain goni, Dan dapat juga menggunakan mulsa PHP. kemudian di jaga dengan keadaan lembab.

Pembukaan penutup permukaan media semai di lakukan apabila benih telah berkecambah, Baru kemudian benih di sungkup dengan menggunakan plastik transparan. Permukaan sungkup di mulai pada Jam (07.00 - 09.00), Lalu di buka lagi pada Jam (15.00 - 17.00).

Pada umur 7 hari menjelang tanam sungkup harus di buka secara penuh untuk penguatan tanaman. Penyiramanya jangan terlalu basah, di lakukan di setiap pagi. Penyemprotan menggunakan fungisida berbahan aktif imidakloprid di lakukan pada umur 15 hss atau (Hari setelah semai). Dosis/konsentrasi 1/2 dosis terendah.

Bibit bawang merah berumur 30 hari siap untuk di tanam, Sebelum di tanam bibit yang telah di cabut di rendam di dalam larutan karbofuran (Konsentrasi 1 gr/liter selama 2 Jam). Tanaman berjumlah satu per titik tanam, Diusahakan posisi berdiri tegak, Dan jarak tanam ideal untuk musim kemarau (10 cm x 5 cm) Sedangkan untuk musim penghujan dapat di perlebar (10 cm x 10 cm). Kemudian padatkan tanah dekat pangkal batang secara Pelan-pelan.

Penyulaman Budidaya Bawang Merah 

Penyulaman di lakukan sampai umur tanaman 2 minggu. Tanaman bawang merah yang telah terlalu tua apabila masih terus di sulam akan mengakibatkan pertumbuhan tidak seragam, Hal seperti ini akan berpengaruh terhadap keseragaman Pemanenan.

Sanitasi Lahan Dan Pengairan Budidaya Bawang Merah

Sanitasi lahan dan pengairan bawang merah Meliputi : Pengendalian gulma/rumput (Penyiangan), Pengendalian air pada saat di musim hujan sehingga tidak muncul genangan air serta pencabutan tanaman bawang merah yang terserang hama penyakit. Penyiangan di lakukan sebelum melakukan pemupukan susulan, Baik itu pemupukan susulan maupun ke 2. Dan penyiangan gulma dapat di cabut secara manual atau menggunakan alat (Gosrok/landak). Pengairan di berikan secara terukur, dengan penggenangan atau pengeleban 2 hari sekali selama (15-30 menit) Dan tergantung pada kondisi kelembaban tanah.

Pemupukan Susulan Budidaya Bawang Merah

Pemupukan susulan budidaya bawang merah meliputi pupuk akar dan pupuk daun. Pupuk akar di berikan secara larikan, Di benamkan di dalam tanah sedalam 10 cm sebanyak 2 kali. Pemupukan pertama di lakukan pada umur 10 HST atau (10 hari setelah tanam) Dengan menggunakan pupuk NPK (15-15-15 sebanyak 150 kg/ha) Dan urea sebanyak (50 kg/ha). Pemupukan ke 2 di lakukan pada umur (30 HST) Menggunakan pupuk NPK (15-15-15 sebanyak 200 kg/ha).

Pupuk daun kandungan Nitrogen tinggi di berikan pada umur (14 HST) Dengan konsentrasi (2 gr/liter), Sedangkan pupuk daun kandungan Phospat serta kalium tinggi di berikan umur (30 HST dan 45 HST). Pemupukan phospat dan kalium tinggi menggunakan pupuk MKP Dengan konsentrasi (2 gr/liter pada umur 30 HST) Dan konsentrasi 4 gr/liter pada umur 45 HST.

Pengendalian Hama Penyakit Tanaman Bawang Merah 

Ulat Tanah (Agrotis ipsilon Hufn) : Larva ulat tanah aktif menyerang tanaman bawang merah pada malam hari dengan cara memotong pangkal batang tanaman muda, Sedangkan pada siang harinya Larva ulat bersembunyi di dalam Celah-celah tanah. Yang biasanya dengan posisi tubuh melingkar. Pengendalian hama ini secara kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif karbofuran. Dosis/konsentrasi sesuai dengan petunjuk pada kemasan.

Hama Putih (Thrips tabaci Lind) : Siklus hidup Thrips berlansung selama 3 minggu. Di daerah tropis, Siklus hidup hanya berlangsung selama 7-12 hari, Sehingga dalam 1 tahun dapat mencapai 5-10 generasi. Setiap ekor Shtrips betina dapat menghasilkan telur sebanyak (80-120 butir) Selama hidupnya. Gejala serangan dapat diamati pada daun muda atau pucuk daun.

Nimfa dan imago menyerang tanaman bawang merah dengan cara menghisap cairan daun. Bagian tanaman yang terserang akan ternoda yang berwarna putih mengkilap seperti Perak. Kemudian berubah menjadi Kecoklatan berbintik hitam. Serangan berat menyebabkan tanaman mati serta umbi yang di hasilkan berukuran kecil bermutu rendah. Pengendalian hama Thrips menggunakan insektisida berbahan aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau landasihalotrin. Dosis/konsentrasi sesuai dengan petunjuk pada kemasan.

Ulat Bawang :Ulat bawang tanaman bawang merah adalah (Spodoptera exiqua). Larva ulat bawang menyerang tanaman bawang merah dengan cara membuat lubang pada daun bagian ujung, Kemudian masuk kedalam daun dan memakan daun bagian dalam, Tetapi epidermisbagian luar tetap dibiarkan, Akibatnya daun tersebut tampak bercak-bercak berwarna putih, Apabila di terawang tembus cahaya. Jika populasi ulat bawang merah sangat banyak dapat menyerang umbi bawang merah tersebut. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif Sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Penyakit Tanaman Bawang Merah

Layu Fusarium : Layu fusarium menyerang tanaman bawang merah pada bagian dasar umbi lapis, sehingga pertumbuhan akar dan umbi bawang merah terganggu. Gejala serangan dapat diamati secara visual, Yaitu daun menguning cendrung terpelintir, Dan tanaman mudah di cabut karena akarnya membusuk. Pada dasar umbi terlihat cendawan putih, sedangkan pada umbi lapis jika di potong membujur terlihat pembusukan yang berawal dari dasar umbi, Kemudian meluas ke atas dan kesamping.

Tanaman bawang merah mati mulai dari ujung daun, kemudian menjalar hingga ke pangkal daun. Upaya pengendalian yang dapat di lakukan antara lain meningkatkan pH tanah, Memusnahkan tanaman bawang merah yang terserangDan melakukan penggiliran tanaman serta penyemprotan kimiawi dengan menggunakan fungisida berbahan aktif benomil, metalaksil, atau propamokarb hidroklorida. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Ngelumpruk : Penyakit ini di sebabkan oleh cendawan Stemhylium vesicarium (Wallr Simmons) Gejala serangan penyakit ngelumpruk ini pada tanaman bawang merah adalah terdapar bercak Kekuning-kuningan yang tumbuh sangat banyak pada seluruh bagian tanaman. Penyebaran penyakit berlangsung sangat cepat sesuai dengan arah bertiupnya angin di areal pertanaman.

Cendawan Stemhylium vesicarium mampu mematikan tanaman secara serentak. Kumpulan tanaman yang mati serentak terlihat seperti tersiram air panas, Pada kondisi kelembaban udara tinggi dan berangin, Maka infeksi dapat secara tunggal maupun berasosiasi dengan cendawan Altemaria porri. Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, Contoh bahan aktif yang dapat di pergunakan adalah benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, Dan fungisida kontak. Contoh bahan aktif yang bisa di gunakan adalah Klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Bercak Cercospora : Penyakit bercak cercorpora ini di sebabkan oleh cendawan Cercospora duddidae (Walles) Gejala serangan penyakit bercak cercospora pada tanaman bawang merah adalah terjadinya bercak klorosis pada ujung daun, Dan sering tampak terpisah dengan infeksi pada pangkal batang. Daun tampak Belang-belang.

Bercak klorosis berbentuk bulat berwarna pucat dan bergaris tengah (3-5 mm). Pusat bercak berwarna coklat serta terdapat Bintik-bintik yang merupakan konidiofora jamur. Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, Contoh bahan aktif yang dapat di pergunakan adalah benmil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, Atau tebukonazol, dan fungisida kontak. Conth bahan aktif yang dapat di pergunakan adalah Klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Bercak Alternaria : Bercak alternaria ini di sebabkan oleh cendawan Alternaria porri (Ell.) Gejala serangan penyakit bercak Alternaria pada tanaman bawang merah adalah adanya bercak pada daun dengan pusat bercak berwarna ungu atau ungu lebih gelap. Pada daerah tersebut dapat di temukan konidiofor yang mampu berkecambah membentuk konidiospora.

Infeksi awal pada tanaman bawang merah di tandai adanya bercak berukuran kecil, melekuk kedalam, berwarna putih dengan pusat bercak berwarna ungu atau Abu-abu. Apabila cuaca lembab, Bercak berkembang hingga menyerupai Cincin, Dan bagian tengahnya berwarna ungu dan pada tepinya kemerahan serta di kelilingi warna kuning yang bisa meluas. Pada jung daun mengering atau bahkan patah. Permukaan bercak pada akhirnya berwarna coklat kehitaman.

Serangan parah berlanjut pada umbi, Yang menyebabkan umbi membusuk berwarna kuning lalu menjadi berwarna merah kecoklatan. Umbi membusuk dan berair di mulai dari bagian leher, Kemudian jaringan umbi yang terinfeksi mengeringserta berwarna gelap. Penyakit bercak daun Altenaria porri dapat di kendalikan secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, Contoh bahan aktif yang dapat di gunakan adalah, benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, dan fungisida kontak. Contoh bahan aktif yang dapat di pergunakan adalah klorotanonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Embun Bulu : Penyakit embun bulu ini di sebabkan oleh cendawan Peronospora destructor (Berk) Casp. Serangan cendawan peronospora destructor bersifat sistemik dan lokal. Gejala serangan penyakit embun bulu pada tanaman bawang merah terjadi pada awal pertumbuhan. Infeksi terlihat terutama pada saat daun basah terkena embun, terlihat warana putih yang menyerupai Bulu-bulu halus. Apabila tanaman mampu bertahan hidup maka pertumbuhanya akan terhambat. Daun berwarna hijau pucat. Infeksi pada daun mampu menyebar kebawah mencapai umbi lapis, Kemudian menjalar keseluruh lapisan hingga berwarna coklat.

Penyakit embun bulu dapat di kendalikan secara kimiawi dengan menggunakan fungisida sistmik, Contoh bahan aktif yang bisa di gunakan adalah, benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, dan fungisida kontak. Contoh bahan aktif yang bisa di gunakan adalah klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Antraknosa : Antraknosa pada tanaman bawang merah adalah cendawan (Colletrotichum gloespoiroidespenz). Kerusakan tanaman bawang merah akibat serangan penyakit antraknosa bisa mencapai (50-100%). Penyakit ini sangat berpotensi menimbulkan kegagalan. Gejala serangan dapat dilihat secara fisiologis.Tanaman mati serentak secara cepat,serangan awal di tandai adanya gejala bercak putih pada daun, Kemudian akan terbentuk lekukan ke dalam (invaginasi), Berlubang dan patah karena terkuai tepat pada bercak tersebut. Jika serangan berlanjut akan membentuk koloni konidia yang berwarna merah muda. Lalu berubah menjadi coklat tua, Dan akhirnya menjadi kehitaman.

Umbi akan membusuk serta daun mengering. Penyakit antraknosa dapat di kendalikan secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik. Contoh bahan aktif yang dapat di pergunakan adalah Benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, dan fungisida kontak. Contoh bahan aktif yang bisa di gunakan adalah klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb.

Panen : Tanaman bawang merah dapat di panen pada umur (60-70 hss) di dataran rendah (80-100 hss) di dataran tinggi. Tanaman bawang merah siap panen di tandai sesuai cacatan sebagai berikut :

1. Pangkal daun jika di pegang sudah lemah.
2. 70-80% daun berwarna kuning.
3. Daun bagian atas mulai rebah.
4. Umbi bawang merah kelihatan tersembul diatas permukaan tanah.
5. Sudah terjadi pembentukan pigmen merah dan timbulnya bau bawang merah yang Khas, Serta terlihat warna merah tua atau merah keunguan pada umbi bawang merah.

Panen sebaiknya di lakukan dalam keadaan kering dan cuaca cerah. Untuk menghindari umbi yang tertinggal di dalam tanah, 1-2 hari sebelum panen di lakukan penyiraman terlibih dahulu menggunakan air, Panen di lakukan dengan mencabut seluruh tanaman secara Berhati-hati. Kemudian di setiap satu genggam di ikat dengan 1/3 daun bagian atas. Pengikatan bertujuan untuk memudahkan penanganan beriutnya.

Sekian terimakasih karena anda telah menyimak dan membaca artikel Tips Terbaik Budidaya Bawang Merah Tersebut, semoga banyak manfaatnya untuk anda tentunya pengunjung saya http://irianjayasehat.blogspot.com/2013/09/tips-terbaik-budidaya-bawang-merah.html

No comments:

Post a Comment

Tags

Kesehatan (237) Tips (146) Alam Nusantara (31) Obat Herbal (29) Kecantikan (19) Manfaat (18) Anti Kanker (7) Diabetes (6) Obat Diabetes (5) Bisul (4) Rematik (4) Asam Urat (3) Bawang Putih (3) Cengkeh (3) Darah Tinggi (3) Daun Sirsak (3) Jahe (3) Kanker (3) Kayu Manis (3) Masuk Angin (3) Obat Jerawat (3) Sakit Gigi (3) Sakit Tenggorokan (3) Stroke (3) Tips / Cara Mudah (3) Akar Pepaya (2) Ambeien (2) Batuk Pilek (2) Ciplukan (2) Demam (2) Garam Dapur (2) Infeksi Kulit (2) Influenza (2) Jeruk (2) Jeruk Nipis (2) Kemoterapi (2) Kolestrol (2) Kulit Manggis (2) Mimisan (2) Sakit Perut (2) Sambiloto (2) Sesak Nafas (2) Tanaman (2) Tempuyung (2) Tulang Kropos (2) Tumor (2) Vitamin (2) Air Lemon (1) Akar Daruju (1) Alkohol (1) Alpukat (1) Ampas (1) Anak Kembar (1) Android (1) Anti Oksidan (1) Batu Empedu (1) Batu Ginjal (1) Bawang Merah (1) Belalai Gajah (1) Bercocok Tanam (1) Buah Pir (1) Buah Pisang (1) Bunga Sepatu (1) Cuka Apel (1) Datang Bulan (1) Daun Bambu (1) Daun Bayam (1) Daun Cabe (1) Daun Dewa (1) Daun Kaktus (1) Daun Mint (1) Daun Pegagan (1) Daun Pisang (1) Daun Salam (1) Daun Sirih (1) Demam Berdarah (1) Diare (1) Ekor Naga (1) Flek Hitam (1) Gelandangan (1) Getah Bening (1) Gondok (1) Gula (1) Header (1) Jambu Mete (1) Kacang Tanah (1) Kalsium (1) Kelapa (1) Kentang (1) Kerja Sama (1) Keseleo (1) Kiwi (1) Kulit Petai (1) Kumis Kucing (1) Lemak Perut (1) Lengkuas (1) Lidah Buaya (1) Luka (1) Manfaat Bawang (1) Masalah Kerongkongan (1) Mata Minus (1) Memar (1) Memori Card (1) Mentimun (1) Merica (1) Mie Palsu (1) Obat Ajaib (1) Obat Kimia (1) Obat Wasir (1) Paru Basah (1) Paru Bash (1) Penghilang Stress (1) Penyakit Kanker (1) Penyakit Kuning (1) Pepaya (1) Pertanian (1) Perut Kembung (1) Pisang (1) Putih Telur (1) Rabun Senja (1) Resep Kembar (1) Sakit Ginjal (1) Sakit Kepala (1) Sariawan (1) Selai Kacang (1) Singkong (1) Stretch Mark (1) Strobery (1) Tebu (1) Tekanan Darah (1) Tenggorokan (1) Tersangkut Tulang Ikan (1) Tolong Menolong (1) Tulang Patah (1)