Latest News

Sunday, September 29, 2013

Tips Terbaik Budidaya Ternak Sapi Potong (Lembu)

Sapi atau lembu adalah hewan ternak anggota suku (Bovidae dan anak suku Bovinae). Sapi di pelihara terutama untuk di manfaatkan susu dan dagingnya sebagai pangan manusia. Hasil sampingan, Seperti kulit, jeroan, dan tanduknya juga di manfaatkan untuk berbagai keperluan manusia. Di sejumlah tempat, Sapi juga dipakai sebagai alat transortasi, Pengolahan lahan tanam (Bajak), Dan alat industri lainya, Seperti peremas tebu. Karena banyak keguaanya, Sapi telah menjadi bagian dari berbagai kebudayaan manusia sejak lama.

 Tips Terbaik Budidaya Ternak Sapi Potong (Lembu)


Kebanyakan sapi ternak (Lembu potong) merupakan keturunan dari jenis liar yang di kenal sebagai (Auerochse atau Urochse) Yang di baca auerokse bahasa jerman berarti sapi kuno, Nama ilmiah (Bos primigenius) Yang telah punah di Eropa sejak tahun 1627. Namun demikian terdapat beberapa spesies sapi liar yang keturunanya disomestikasi, Termasuk sapi bali yang juga di ternakkan di indonesia.

Sejarah Singkat

Sapi-sapi sekarang ini berasal dari (Homacodontidae) yang di temuai pada babak (Palaeoceen). Jenis-jemis primitifnya di temukan pada babak (Plioceen) Di negara India. Dan sapi bali yang banyak dijadikan komoditi daging/sapi potong pada awalnya di kembangkan di bali, Dan kemudian menyebar ke beberapa wilayah Yaitu : Nusa Tenggara Barat (NTB) Sulawesi.

Sentra Peternakan

Sapi bali, Sapi Ongole, Sapi PO, (Peranakan Ongole) Dan sapi madura, Banyak terdapat di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB), Sulawesi. Sapi jenis Aberdeen angus banyak terdapat di (Skotlandia). Dan Sapi Simental banyak terdapat di negara Swiss, Dan sapi Brahman berasal dari India dan banyak di kembangkan di Amerika.

Jenis

Jenis-jenis sapi potong yang terdapat di indonesia dan sapi yang Impor. Dari Jenis-jenis sapi tersebut Masing-masing mempunyai Sifat-sifat yang khas. Baik di tinjau dari bentuk luarnya (Ukuran tubuh dan Warna bulu) Maupun dari genetiknya (Laju pertumbuhan).

Sapi-sapi Indonesia yang di jadikan sumbre daging adalah sapi Bali, Sapi Ongole, Sapi PO, (Peternakan Ongole) Dan sapi Madura. Selain itu juga sapi aceh yang banyak diekspor ke Malaysia (Pinang). Dari populasi sapi potong yang ada yang penyebaranya dianggap merata Masing-masing adalah : Sapi Bali, Sapi PO, Madura, Dan Brahman.

Sapi Bali berat badan mencapai (300 - 400 kg) Dan persentase karkasnya 56,9%, Sapi Aberdeen angus (Skotlandia) bulu berwarna hitam, Tidak bertanduk, Bentuk tubuh rata seperti papan, Dan dagingnya padat, Berat badan umur 1,5 tahun dapat mencapai (6,50 kg) Sehingga lebih cocok untuk di pelihara sebagai sapi Potong. Sapi Simental (Swiss) Bertanduk kecil, Bulu berarna coklat muda Atau Kekuning-kuningan. Dan pada bagian muka, Lutut kebawah dan jenis gelambir, Ujung ekor berwarna putih.

Seperti halnya sapi Brahman (Dari India) banyak di kembangkan di Amerika. Persentase karkasnya (45%). Keistimewaan sapi tersebut tidak terlalu selektif terhadap pakan yang di berikan. Jenis pakan, (Rumput dan pakan tambahan) Apapun yang akan di makanya, Termasuk pakan yang jelek sekalipun.Sapi potong ini juga lebih kebal terhadap gigitan caplak dan nyamuk serta tahan di terik matahari (Panas).

Manfaat

Pemeliharaan sapi potong sangat menguntungkan, Karena tidak hanya menghasilkan daging dan susu, Juga menghasilkan pupuk kandang dan juga sebagai tenaga kerja petani. Sapi-sapi juga dapat di pergunakan sebagai menarik gerobak, Kotoran sapi juga mempunyai nilai Ekonomis, Karena termasuk pupuk organik yang di butuhkan oleh semua jenis tumbuhan. Kotoran sapi dapat menjadi sumber hara yang dapat memperbaiki Struktur tanah sehingga menjadi lebih gembur dan subur. Semua organ tubuh sapi dapat di manfaatkan antara lain sebagai berikut :

1. Kulit : Sebagai bahan industri Tas, Sepatu, Ikat pinggang, Topi, Jaket, Dan sebagainya.
2. Tulang : Dapt diolah menjadi Bahan-bahan Perkat/Lem, Tepung tulang dan barang kerajinan.
3. Tanduk : Tanduk digunakan sebagai bahan kerajinan seperti : Sisir, Hiasan dinding dan masih banyak manfaat tanduk sapi bagi kepentingan manusia.

Persyaratan Lokasi

Lokasi yang ideal untuk membangun kandang adalah pada daerah yang letaknya cukup jauh dari permukiman penduduk, Tetapi mudah du capai oleh kendaraan, Kandang harus terpisah dari rumah tinggal dengan jarak minimal (10 meter) Dan sinar matahari harus dapat menembus peralatan kandang serta dekat dengan lahan pertanian. Dan pembuatanya dapat di lakukan secara berkelompok di tengah sawah atau ladang.

Pedoman Teknis Budidaya

Penyiapan Sarana Dan Peralatan : Kandang dapat di buat dalam bentuk ganda atau tunggal, Tergantung dari jumlah sapi yang di miliki (Di ternak). Pada kandang tipe tunggal, Penempatan di lakukan pada satu baris atau satu jajaran, Sementara kandang yang bertipe ganda, penempatanya di lakukan pada dua jajaran yang saling berhadapan atau saling bertolak belakang. Diantara kedua jajaran tersebut biasanya dibuat jalur untuk Jalan.

Pembuatan kandang untuk tuuan penggemukan (Kereman) Yang biasanya berbentuk tunggal apabila kapasitas ternak yang di pelihara hanya sedikit, Namun, Apabila kegiatan penggemukan sapi ditujukan untuk komersial. Dan ukuran kandang harus lebih luas dan lebih besar sehingga dapat menampung jumlah sapi yang lebih banyak.

Lantai kandang harus diusahakan tetap bersih, Bertujuan untuk mencegah timbulnya berbagai macam penyakit. Lantai tersebut di buat dari tanah yang padat atau semen, Dan mudah di bersihkan dari kotoran Sapi. Kemudian lantai tanah dialasi dengan jerami kering sebagai alas kandang yang hangat. Seluruh bagian kandang dan peralatan yang pernah di pakai harus di cuci hamakan terlebih dahulu dengan desinfektan, Seperti : creolin, lysol, Dan Bahan lainya.

Ukuran kandang yang di buat untuk seekor sapi jantan dewasa adalah : (1,5 x 2 m) Atau (2,5 x 2 m) Sedangkan untuk sapi betina dewasa adalah : (1,8 x 2 m) Dan untuk anak sapi cukup (1,5 x 1 m per ekor) dengan tinggi atas (+ 2 - 2,5 m) dari tanah. Temperatur di sekitar kandang (25 - 40 Derajat C) (Rata-rata 33 Derajat C) Dan kelembaban (75%). Lokasi pemeliharaan dapat di lakukan pada dataran rendah (100 - 500 m) Hingga dataran tinggi (> 500 m). Kandang untuk pemelihaaran sapi harus bersih dan tidak lembab. Pembuatan kandang harus memperhatikan beberapa persyaratan pokok yang meliputi konstruksi, Letak ukuran dan perlengkapan kandang.

Kontruksi Dan Letak Kandang

Kontruksi dan letak kandang sapi seperti rumah dari kayu, Atap kandang berbentuk kuncup dan salah satu/kedua sisinya miring. Lantai kandang di buat padat, Lebih tinggi dari pada tanah sekelilingnya, Dan agak miring kearah selokan di luar kandang. Yang bermaksut adalah, Agar air tidak tamapak, Termasuk kencing.

1. Sapi mudah mengalir keluar lantai kandang tetap kering.
2. Bahan kontruksi kandang adalah kayu gelondongan/papan yang berasal.
3. Dari kayu yang kuat, Dan kandang sapi tidak boleh tertutup rapat, Tetapi Agak.
4. Terbuka agar sirkulasi udara di dalam kandang lancar.
5. Termasuk dalam rangkaian penyediaan pakan sapi adalah air munim yang bersih, 
6. Air minum di berikan secara ad libitum, Yang artinya harus tersedia, dan tidak boleh kehabisan setiap saat.
7. Kandang harus terpisah dari rumah tempat tinggal dengan jarak minimal 10 meter.
8. Sinar matahari harus dapat menembus peralatan kandang, pembuatan kandang sapi dapat di lakukan secara berkelompok di tengah sawah atau ladang.

Ukuran Kandang

Sebelum membuat kandang sebaiknya di perhitungkan terlebih dahulu jumlah sapi yang akan di pelihara. Ukuran kandang untuk seekor sapi jantan dewasa adalah : (1,5 x 2 m) Sedangkan untuk seekor sapi betina dewasa adalah 1,8 x 2 m) dan untuk seeokor anak sapi cukup (1,5 x 1 m).

Perlengkapan Kandang

Termasuk dalam perlengkapan kandang adalah tempat pakan dan minum, yang sebaiknya di buat di luar kandang, Tetapi masih di bawah atap. Tempat pakan di buat agak lebih tinggi agar pakan yang di berikan tidak di Injak-injak/Tercampur kotoran. Tempat air minum sebaiknya di buat permanen berupa bak semen dan sedikit lebih tinggi dari pada permukaan lantai.

Dengan demikian kotoran dan air kencing tidak tercampur di dalamnya. Dan perlengkapan lain yang perlu di sediakan adalah : Sapu, Sikat, Sekop, Sabit, Dan tempat untuk memandikan sapi. Semua peralatan tersebut adalah untuk membersihkan kandang, Agar sapi terhindar dari gangguan penyakit sekaligus bisa di pakai untuk memandikan sapi.

Pembibitan

Persyaratan Ternak yang harus Di perhatikan Adalah sebagai berikut :

1. Mempunyai tanda telinga.
2. Mantanya tampak cerah dan bersih.
3. Tidak terdapat Tanda-tanda sering butuh, Terganggu pernafasanya, dari hidung tidak keluar lendir.
4. Kukunya tidak terasa panas jika di raba.
5. Tidak terlihat adanya eksternal parasit pada kulit dan bulunya.
6. Tidak terdapat adanya Tanda-tanda mencret pada bagian ekor dan dubur.
7. Tidak ada Tanda-tanda kerusakan kulit dan kerontokan bulu.
8. Pusarnya bersih dan kering, Bila masih lunak dan tidak berbulu menandakan bahwa pedet masih berumur kurang lebih 2 hari.

Untuk menghasilkan daging, Pilihlah tipe sapi yang cocok, Yaitu jenis sapi bali, Sapi brahman, Sapi PO, Dan sapi yang cocok serta banyak di jumpai di daerah setempat. Ciri-ciri sapi potong tipe pedaging adalah sebagai berikut :

1. Tubuh dalam, Besar, Berbentuk persegi empat/bola.
2. Kualitas dagingnya maksimum dan mudah di pasarkan.
3. Laju pertumbuhanya cepat.
4. efisiensi bahanya tinggi.

Pemeliharaan

Pemeliharaan sapi potong mencakup penyediaan pakan (ransum) dan pengolaan kandang, Fungsi kandang dalam pemeliharaan sapi adalah sebagai berikut :

1. Melindungi sapi dari hujan dan panas matahari.
2. Mempermudah perawatan dan pemantauan.
3. Menjaga keamanan dan kesehatan sapi.

Pakan merupakan sumber energi utama untuk pertumbuhan dan pembangkit tenaga, Makin baik mutu dan jumlah pakan yang di berikan, Makin besar tenaga yang di timbulkan dan masih besar pula energi yang tersimpan dalam bentuk Daging.

1. Sanitasi Dan Tindakan Preventif

Pada pemeliharaan secara intensif Sapi-sapi di kandangkan sehingga peternak mudah mengawasinya. Sementara pemeliharaan secara ekstensif pengawasanya sulit di lakukan karena Sapi-sapi yang di pelihara di biarkan hidup Bebas.

2. Pemberian pakan

Pada umumnya setiap sapi membutuhkan makanan berupa hijauan. Sapi dalam masa pertumbuhan, Sedang menyusui, Dan supaya tidak jenuh, memerlukan pakan yang memadai dari segi kualitas maupun kuantitas. Pemberian pakan dapat di lakukan dengan 3 cara Yaitu : Penggembalaan (Pasture fattening), Kereman (dry lotfaatening) Dan kombinasi cara pertama dan yang kedua.

Penggembalaan di lakukan dengan melepas Sapi-sapi di padang rumput, yang biasnya di lakukan di daerah yang mempunyai tempat pengembalaan cukup luas. Juga memerlukan waktu sekitar (5 - 7 Jam per hari) Dengan cara ini maka tidak memerlukan ransum tambahan pakan penguat, Karena sapi telah memakan bermacam-macam jenis rumput.

Pakan dapat di berikan dengan cara di jatah/di suguhkan yang di kenal dengan istilah kereman. Sapi-sapi yang di kandangkan dan pakan di peroleh dari ladang, sawah dan tempat yang lainya. Setiap hari sapi memerlukan pakan kira-kira sebanyak 10% dari berat badanya dan juga pakan tambahan 1% - 2% dari berat badan. Ransum tambahan berupa dedak halus atau bekatul, bungkil kelapa gaplek, ampas tahu, Yang di berikan denan cara dicampurkan dalam rumput di tempat pakan. Selain itu juga dapat di tambah mineral sebagai penguat berupa garam dapur, kapus. Pakan sapi dalam bentuk campuran dengan jumlah dan perbandingan tertentu ini di kenal dengan istilah (Ransum).

Pemberian pakan sapi yang terbaik adalah kombinasi antara penggembalaan dan keraman. Menurut keadaanya jenis hijauan di bagi menjadi 3 katagori, Yaitu hijauan segar, hijauan kering, dan silase. Macam hijauan segar adalah : Rumput-rumputan, Kacang-kacangan, (legu minosa) Dan tanaman hujau lainya. Rumput yang baik untuk pakan sapi adalah : Rumput gajah, rumput raja, (King grass), daun turi, dan daun lamtoro.

Hijauan kering berasal dari hijauan segar yang sengaja di keringkan dengan tujuan agar tahan di simpan lebih lama. Termasuk dalam hijauan kering adalah : jerami padi, jerami kacang tanah, jerami jagung, Dan sebagainya. Yang biasa di gunakan pada musim kemarau. Hijauan ini tergolong jenis pakan yang banayak mengandung serat kasar.

Hijauan segar dapat diawetkan menjadi silase, Secara singkat pembuatan silase tersebut dapat di jelaskan sebagai berikut ini : Hijauan yang akan di buat silase di tutup rapat, sehingga terjadi proses fermentasi. Hal dari proses inilah yang si sebut silase. Contoh silase yang telah Memasyarakat antara lain, silase jagung, silase rumput, silase jerami padi, dan silase yang lainnya.

3. Pemeliharaan Kandang

Kotoran di timbun pada tempat lain agar mengalami proses fermentasi (+ 1 - 2 Minggu) Dan berubah menjadi pupuk kandang yang telah matang dan baik. Kandang sapi tidak boleh tertutup rapat (Agak terbuka) agar sirkulasi udara di dalam kandang berjalan lancar.

Air minum yang bersih haruslah tersedia di setiap saat, Dan tempat pakan dan minum sebainya di buat di luar kandang tetaapi masih di bawah atap. Tempat pakan di buat agak tinggi agar pakan di berikan tidak di Injak-injak atau bercampur dengan kotoran. Sementara tempat air minum sebaiknya di buat permanen berupa semen dan sedikit lebih tinggi dari pada permukaan lantai. Sediakan juga peralatan untuk memandikan sapi tersebut.

Hama Dan Penyakit

1. Penyakit Antraks

Penyebab : Bacillus anthracis yang menular melalui kontak lansung, Makanan/minuman dan pernafasan.
Gejala Hama Penyakit Antraks :

1. Demam tinggi, Badan lemah dan gemetar, 
2. Gangguan pernafasan.
3. Pembengkakan pada kelenjer dada, leher, alat kelamin dan badan penuh bisul.
4. Kadang-kadang darah berwarna merah hitam yang keluar melalui hidung, telinga, mulut, anus dan vagina.
5. Kotoran ternak cair dan sering bercampur darah.
6. Limpa bengkak dan berwarna kehitaman.

Pengendalian : vaksinasi, pengobatan antibiotika, mengisolasi sapi yang terimfeksi serta mengubur dan membakar Sapi yang mati.

2. Penyakit Mulut Dan Kuku (PMK) Atau Penyakit Apthae epizootica (AE).

Penyebab : Virus ini menular melalui kontak langsung melalui air kencing, air susu, air dan benda lain yang tercemar kuman (AE).

Gejala :

1. Rongga mulut, Lidah, Dan telapak kaki atau tracak melepuh serta terdapat tonjolan bulat berisi cairan yang bening.
2. Demam atau panas, Suhu badan menurun draktis.
3. Nafsu makan menurun bahkan tidak mau makan sama sekali.
4. Air liur keluar berlebihan.

Pengendalian : Vakninasi dan sapi yang sakit diasingkan dan diobati secara terpisah.

3. Penyakit Ngorok/Mendekur Atau Penyakit (Septichaema epizootica) SE.

Penyebab : Bakter Pastyrella multocida. Penularanya melalui makanan dan minuman yang tercemar bekteri.

Gejala :

1. Kulit kepala dan selaput lendir lidah membengkak, Berwarna merah dan kebiruan.
2. Leher, anus, dan vulva membengkak.
3. Paru-paru meradang selaput lendir usus dan perut masam dan berwarna merah tua.
4. Demam dan sulit bernafas sehingga persis orang ngorok, Dalam keadaan yang sangat parah, Sapi akan mati dalam waktu antara (12 - 36 Jam).

Pengendalian : Vaksinasi anti SE dan di beri antobiotika atau sulva.

4. Penyakit Radang Kuku ATau Kuku Busuk (Foot rot).

Penyakit ini menyerang sapi yang di pelihara daam kandang yang basah dan kotor.

Gejala :

1. Mula-mula sekitar celah kuku bengkak dan mengeluarkan cairan putih keruh.
2. Kulit kuku mengelupas.
3. Tumbuh benjol yang menimbulkan rasa sakit.
4. Sapi pincang dan akhirnya bisa lumpuh.

Pengendalian : Pengendalian penyakit sapi yang paling baik menjaga kesehatan sapi dengan tindakan pencegahan. Tindakan pencegahan untuk menjaga kesehatan sapi adalah sebagai berikut :

1. Menjaga kebersihan kandang sapi serta peralatanya, Termasuk memandikan sapi tersebut.
2. Sapi yang sakit di pisakan dengan sapi yang sehat dan segera di lakukan pengobatan.
3. Mengusahakan lantai kandang selalu kering.
4. Memeriksa kesehatan sapi secara teratur dan di lakukan vaksinasi sesuai petunjuk.

Panen

1 Hasil Utama : Hasil utama dari budidaya sapi potong adalah dagingnya.
2. Hasil tambahan : Selain daging yang menjadi hasil budidaya, Kulit dan kotoranya juga sebagai hasil tambahan dari budidaya sapi potong.

Pasca Panen

1. Stoving : Ada beberapa prinsip teknis yang harus di perhatikan dalam pemotongan sapi agar diperoleh hasil pemotongan yang baik, Yaitu :

1. Ternak sapi harus di istirahatkan sebelum pemotongan.
2. Ternak sapi harus bersih, Bebas dari tanah dan kotoran lain yang dapat mencemari daging.
3. Pemotongan ternak haruslah di lakukan secepat mungkin, Dan rasa sakit yang di derita ternak diusahakan sekecil mungkin dan darah harus keluar secara tuntas.
4. Semua proses yang di lakukan harus dirancang untuk mengurangi jumlah dan jenis (Mikroorganisme) pencemar seminimal mungkin.

Pengulitan

Pengulitan pada sapi yang telah di sembelih dapat di lakukan dengan menggunakan pisau tumpul atau kikir agar kulit idak rusak, Kulit sapi dibersihkan dari daging, lemak, noda darah atau kotoran yang menempel, Jika telah bersih, Dengan alat perentang yang di buat dari kayu, Kulit sapi di jemur dalam keadaan terbentang. Posisi yang paling baik untuk penjemuran dengan sinar matahari adalah dalam posisi sudut 45 derajat.

Pengeluaran Jaroan

Setelah sapi di kuliti, Isi perut (visceral) atau yang sering di sebut dengan jeroan di keluarkan dengan cara menyayat karkas (Daging) pada bagian perut sapi.

Pemotongan Karkas

Akhir dari suatu peternakan sapi potong adalah : Menghasilkan Karkas berkualitas dan berkuantitas tinggi sehingga recahan daging yang dapat di komsumsipun tinggi. Seekor ternak sapi dianggap baik apabila dapat menghasilkan karkas sebesar (59%) dari bobot tubuh sapi tersebut dan akhirnya akan di peroleh (46, 50%) recahan daging yang dapat di komsumsi sehingga dapat di katakan bahwa dari seekor sapi yang di potong tidak akan seluruhnya menjadi karkas, Dan dari seluruh karkas tidak akan seluruhnya menghasilkan daging yang dapat di komsumsi manusia. Oleh karena itu, Untuk menduga hasil karkas dan daging yang akan diperoleh, Dilakukan penilaian Terlebih dahulu sebelum ternak sapi potong. Di negara maju terdapat Spesifikasi untuk pengkelasan (Grading) terhadap steer, heifer, dan cow yang akan di potong.

Karkas di belah menjadi 2 bagian yaitu karkas tubuh bagian kiri, Dan karkas tubuh bagian kanan. Karkas di potong-potong menjadi sub-bagian leher, paha depan, paha, belakang, rusuk dan punggung. Potongan tersebut dipisahkan menjadi komponen daging, lemak, tulang dan tendon. Pemotongan karkas harus mendapat penanganan yang baik supaya tidak cepat menjadi rusak, Terutama kualitas dan (hygienitasnya) Sebab kondisi karkas di pengaruhi oleh peran (Mikroorganisme) selama proses pemotongan dan pengeluaran jeroan.

Daging dari karkas mempunyai beberapa golongan kualitas kelas sesuai dengan lokasinya pada rangka tubuh. Daging kualitas pertama adalah daging di daerah paha (round) kurang lebih (20%), Dan yang nomor 2 adalah daging di daerah pinggang (loin) kurang lebih (17%), terus nomor yang ke 3 adalah daging pada daerah punggung dan tulang rusuk (rib) kurang lebih (9%) Yang ke 4 adalah daging pada daerah bahu (chuck) lebih kurang (26%) Dan yang ke 5 adalah daging pada daerah dada (brisk) lebih kurang (5%), Terus yang ke 6 daging pada daerah perut (frank) lebih kurang (4%), Dan yang ke 7 adalah daging pada daerah rusuk bagian bawah sampai perut bagian bawah (Palte dan suet) lebih kurang (11%), Dan yang ke 8 adalah daging pada bagian kaki depan (foreshank) Lebih kurang (2,1%) Persentase Bagian-bagian dari karkas tersebut di hitung dari berat karkas (100%).

Persentase recahan karkas di hitung sebagai berikut : Persentase recahan karkas = Jumlah berat recahan/berat karkas x 100%. Istilah untuk sisa karkas yang dapat di makan tersebut (edible offal), Sedangkan yang tidak dapat di makan di sebut (inedible offal) Misalnya, tanduk, bulu, saluran kemih, dan bagian lain yang tidak dapat di makan.

Sekian terimakasih karena anda telah menyimak dan membaca artikel Tips Terbaik Budidaya Bawang Merah Tersebut, semoga banyak manfaatnya untuk anda tentunya pengunjung saya http://irianjayasehat.blogspot.com/2013/09/tips-terbaik-budidaya-ternak-sapi.html

Saturday, September 28, 2013

Tips Terbaik Budidaya Ternak Kambing

Kambing merupakan binatang memamah biak yang berukuran sedang, Kambing ternak (Capra aegagrus hircus) Adalah Supspesies kambing liar yang secara alami tersebar di Asia Barat Daya (Daerah bulan sabit yang subur, Dan Turki dan Eropa). Kambing liar jantan maupun kambing betina memiliki tanduk sepasang, Namun tanduk pada kambing jantan lebih besar, Umumnya, kambing mempunyai jenggot, dahi cembung, ekor agak keatas, dan kebanyakan berbulu lurus dan kasar.

Panjang tubuh kambing liar, Tidak termasuk ekornya, adalah 1,3 meter - 1,4 meter. Sedangkan ekornya 12 cm - 15 cm. Bobot yang betina (50 kg - 55 kg) Sedangkan kambing yang jantan bisa mencapai (120 kg). Kambing liar terbesar dari Spanyol kearah timur sampai India, Dan dari india keutara sampai Mongolia dan Siberia. Habitat yang sukainya adalah pada daerah pegunungan yang Berbatu-batu.

Tips Terbaik Budidaya Ternak Kambing


Kambing tersebut telah di budidayakan manusia Kira-kira (8000 hingga 9000 tahun yang lalu). Di alam aslinya kambing hidup berkelompok 5 - 20 ekor. Dalam pengembaraanya mencari makanan, Kelompok kambing ini di pimpin oleh kambing betina yang paling Tua, Sementara Kambing-kambing jantan berperan menjaga keamanan kawanan. Waktu yang aktif mencari makanan siang dan malam hari. Makanan utamanya adalah Rumput-rumputan dan dedaunan.

1. Pendahuluan 

Ternak kambing telah lama diusahakan oleh petani atau masyarkat sebagai usaha sampingan atau tabungan, karena pemeliharaan dan pemasaran hasil produksi (Baik itu daging, susu, kotoran, dan kulitnya) Relatif mudah meskipun secara tradisional telah memberikan hasil yang Lumayan. Jika pemeliharaanya di tingkatkan (Menjadi semi intensif atau intensif). Pertambahan berat badanya dapat mencapai (50 - 150 gram/hari), Dan ada 3 hal pokok yang harus di perhatikan dalam usaha ternak kambing tersebut Yaitu bibit, Makanan Dan tata Laksananya.

2. Bibit

Pemeliharaan bibit haruslah di sesuaikan dengan tujuan dari usaha, Apakah untuk pedaging, Atau perah Misalnya : (Kambing kacang untuk produksi daging, Kambing etawah untuk produksi susu dan sebagainya). Secara umum Ciri bibit yang baik adalah yang berbadan sehat, Tidak cacat, Bulu bersih dan mengkilat, Daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan.

a. Ciri-ciri untuk calon induk

1. Tubuh kompak, Dada dalam dan lebar, Garis punggunglurus, Tubuh besar, Tetapi tidak terlalu gemuk.
2. Jinak dan sorot matanya ramah.
3. Kaki lurus dan tumit tinggi.
4. Gigi lengkap, Mampu merumput dengan baik, (efisien), Rahang atas dan bawah rata.
5. Dari keturunan kembar atau di lahirkan tunggal tetapi dari induk yang muda.
6. Kambing simetris, Tidak menggantung dan berputing 2 buah.

b. Ciri-ciri untuk calon pejantan

1. Tubuh besar dan panang, Dengan bagian belakang lebih besar dan lebih tinggi, dada lebar, Tidak terlalu gemuk, Gagah, Aktif dan memiliki libido (Nafsu kawin yang tinggi).
2. Kaki lurus dan kuat.
3. Dari keturunan kembar.
4. Umur antara 1,5 - 3 tahun.

3. Makanan

Jenis dan cara pemberianya di sesuaikan dengan umur dan kondisi ternak. pakan yang di berikan harus cukup protein, karbohidrat, vitamin dan mineral, mudah di cerna, tidak beracun dan di sukai ternak, murah dan mudah di peroleh. Pada dasarnya ada dua macam makanan Yaitu : hijauan (Berbagai jenis rumput) dan makan tambahan (Berasal dari Kacang-kacangan, tepung ikan, bungkil kelapa, vitamin dan mineral).

Cara pemberianya

1. Di berikan 2 kali sehari (Pagi dan sore) Berat rumput 10% dari berat badan kambing, Dan berikan juga air minum (1,5 - 2,5 liter per ekor per hari) Dan garam berjodium secukupnya.

2. Untuk kambing bunting, induk menyusui, kambing perah dan pejantan yang sering di kawinkan perlu di tambahkan makanan penguat, Dalam bentuk bubur sebanyak 0,5 - 1 kg/ekor/hari.

Tata laksana

1. Kandang

Kandang harus segar (ventilasi baik, cukup cahaya matahari, bersih, minimal berjarak 5 meter dari rumah. Ukuran kandang yang biasa di gunakan adalah, Kandang beranak : (120 cm x 120 cm /ekor). Kandang induk : (100 cm x 125 cm /ekor). Kandang induk : (100 cm x 125 cm /ekor). Kandang anak : (100 cm x 125 cm /ekor). Kandang pejantan : (110 cm x 125 cm /ekor). Kandang dara/dewasa : (100 cm x 125 cm /ekor).

2. Pengelolaan reproduksi 

Diusahakan agar kambing bisa beranak minimal 3 kali dalam 2 tahun. Hal-hal yang harus di perhatikan adalah :

1. Kambing mencapai dewasa kelamin pada umur 6 s/d 10 bulan, Dan sebaiknya di kawinkan pada umur 10 - 12 bulan atau pada saat bobot badan mencapai 55 - 60 kg.
2. Lama birahi 24 - 45 jam, siklus birahi berselang selama 17 - 21 hari.
3. Tanda-tanda birahi : Gelisah, nafsu makan dan minum menurun, ekor sering di kibaskan, sering kencing, kemaluan bengkak, dan mau/diam apabila di naiki.
4. Ratio jantan dan betina = 1 : 10 Saat yang tepat untuk mengawinkan kambing adalah : a. Masa bunting 144 - 156 hari (..... 5 bulan) b. Masa melahirkan, penyapihan dan istirahat 2 bulan.

3. Pengendalian Penyakit

1. Hendaknya di tekankan pada pencegahan penyakit melalui sanitasi kandang yang baik, makanan yang cukup gizi dan vaksinasi.
2. Penyakit yang sering menyerang kambing adalah : Cacingan, Kudis, (Scabies), Kembung perut (Bloat), Paru-paru (Pneumonia), orf, dan koksidiosis.

4. Pasca Panen

1. Hendaknya diusahakan untuk selalu meningkatkan nilai tambah dari produksi ternak, Baik daging, susu, kulit, tanduk, maupun kotoranya. Jika kambing hendak di jual pada saat berat badan tidak bertambah lagi (umur sekitar 1 - 1,5 tahun) diusahakan agar permintaan akan kambing cukup tinggi.
2. Harga di perkirakan berdasarkan : Berat hidup x (45 sampai 50%) karkas x harga daging eceran.

Budidaya Ternak Kambing

1. Keluaran : Ternak kambing produksi optimal.
2. Bahan : Kambing, Pakan, Peralatan konstruksi kandang, Dan lahan.
3. Alat : Tempat pakan/Minum.

Pedoman teknis

1. Jenis kambing asli di indonesia adalah kambing kacang dan kambing peranakan etawa (PE).
2. Memilih bibit : Pemilihan bibit di perlukan untuk menghasilkan keturunan yang lebih baik, Pemeliharaan calon bibit dianjurkan di daerah setempat, Yang bebas dari penyakit dengan Phenotype baik.

a. Calon induk : Umur berkisar antara >12 bulan, (2 buah gigi seri tetap), Tingkat kesuburan reproduksi sedang, sifat keindukan baik, tubuh tidak cacat, berasal dari keturunan kembar (Kembar 2) Jumlah puting 2 buah dan berat badan (20 kg).

b. Calon Pejantan : Pejantan mempunyai penampilan bagus dan besar, Umur > 1,5 tahun (Gigi seri tetap), Keturunan kembar Mempunyai nafsu kawin besar, Sehat dan tidak cacat.

Pakan

1. Ternak kambing menyukai Bermacam-macam daun sebagai pakan dasar dan pakan tambahan (Konsentrat.
2. Pakan tambahan dapat di susun dari (Bungkil kelapa, Bungkil kedelai), Dedak, Tepung ikan di tambah mineral dan vitamin.
3. Pakan dasar pada umumnya adalah rumput kayangan, Daun lamtoro, Gamal, Daun nangka, Dan sebagainya.
4. Pemberian hijauan sebaiknya mencapai 3% berat badan (Dasar bahan kering) Atau 10 -15 % berat badan (Dasar bahan segar).

Pemberian pakan induk : Selain campuran hijauan, Pakan tambahan perlu di berikan pada saat bunting tua dan baru melahirkan, sekitar (1 1/2 % berat badan dengan kandungan protein 16 %).

Kandang : Pada prinsipnya bentuk bahan dan kontruksi kandang kambing berukuran (1 1/2 m�) untuk induk secara individu. Pejantan di pisahkan dengan ukuran kandang (2 m �), Sedang anak lepas sapi di satukan (Umur 3 bulan) dengan ukuran 1 m/ekor. Dan tinggi penyekat (1 1/2 - 2 X tinggi ternak).

Pencegahan penyakit : Pencegahan penyakit sebelum ternak di kandangkan kambing harus di bebaskan dari parasit internal dengan pemberian obat cacing. Dan parasit eksternal dengan memandikan/dimandikan. Sumber Departemen, http://www.deptan.go.id. Kontak hubungan : Departemen pertanian RI. Jalan Harsono M. NO. 3, Ragunan - Pasar Minggu, Jakarta 12550 - Indonesia.

Sekian terimakasih karena anda telah menyimak dan membaca artikel Tips Terbaik Budidaya Bawang Merah Tersebut, semoga banyak manfaatnya untuk anda tentunya pengunjung saya http://irianjayasehat.blogspot.com/2013/09/tips-terbaik-budidaya-ternak-kambing.html

Friday, September 27, 2013

Tips Terbaik Budidaya Bawang Merah

Bawang merah adalah sejenis tanaman yang menjadi bumbu berbagai masakan di Asia Tenggara dan juga Dunia. Di jawa (Orang jawa) mengenalnya sebagai (Brambang). Dan bagian yang paing banyak di manfaatkan adalah umbi, Meskipun beberapa tradisi kuliner juga menggunakan daun serta tangkai bunganya sebagai bumbu penyedap makanan (Masakan). Tanaman bawang merah ini di duga berasal dari daerah Asia Tengah dan Asia Tenggara.

Bawang merah merupakan salah satu jenis sayuran yang bernilai ekonomis tinggi. Tanaman bawang merah ini dapat diandalkan sebagai sumber penghasilan Petani, Juga pendapatan negara, Penyumbang keanekaragaman bahan pangan serta kecukupan Gizi. Salah satu upaya meningkatkan produktifitas dan kualitas bawang merah tersebut yang sesuai dengan permintaan konsumen adalah penggunaan bibit yang berupa benih atau biji (true shallot seed = TSS). Keuntungan dari usaha tani bawang merah dengan biji ini antara lain dapat menurunkan biaya Produksi, Penyimpanan serta distribusinya lebih mudah. Di samping itu juga dapat menciptakan varietas unggul baru. 

Tips Terbaik Budidaya Bawang Merah

 

Budidaya bawang merah memerlukan air yang cukup terutama pada saat pembentukan umbi. Tanaman bawang merah yang kekurangan air pada fase pertumbuhan, Umbi dapat mengakibatkan penurunan produksi secara (Singnifikan). Hal utama dalam budidaya bawang merah adalah (Menjaga tanah dalam keadaan cukup lembab).

Cara Menanam Bawang Merah

Syarat Tumbuh Tanaman Bawang Merah : Tanaman bawang merah memerlukan curah hujan antara (100-200 mm/bulan), Dengan ketinggian tempat optimal (10-200 mdpl). Meskipun demikian bawang merah masih dapat tumbuh dan berproduksi di ketinggian sampai dengan (800 mdpl). Dan suhu optimal untuk pertumbuhan tanaman bawang merah adalah (20-30 derajat C). Intensitas sinar matahari penuh tanpa naungan, Lama penyinaran 12 jam.

Tanaman bawang merah dapat beradaptasi pada kelembaban udara (rH 80-90%). Kelembaban udara dan kelembaban tanah yang relatif tinggi (>90%) dapat merangsang terjadinya serangan penyakit. Angin Sepoi-sepoi berpengaruh baik terhadap pertumbuhan umbi bawang merah tersebut. Tanaman bawang merah membutuhkan tanah yang gembur, Subur, Banyak mengandung unsur atau bahan organik, Serta mudah menyediakan air dengan aerasi udara baik dan tidak becek. Budidaya bawang merah ini dapat di lakukan pada lahan sawah maupun lahan kering (Tanah kering).

Pelaksanaan Teknis Budidaya Bawang Merah

Ukuran pH tanah di perlukan untuk menentukan jumlah pemberian kapur pertanian pada tanah masam atau pH rendah di bawah (6,5). Pengukuranya dapat menggunakan kertas lakmus, pH meter, Atau cairan pH tester. Pengambilan titik sampel bisa di lakukan secara Zigzag.

Persiapan Lahan Budidaya Bawang Merah

Persiapan lahan bawang merah meliputi pembajakan dan penggaruan tanah, Dan pencangkulan secalam 30 cm dan (Dikeringanginkan selama 15 hari). Pembuatan bedengan dengan lebar (80-100 cm) Serta tinggi (30 cm, lahan kering), Dan (60 cm lahan sawah) Dengan lebar parit (30-40 cm), Pemberian pupuk kandang yang telah di fermentasi sebanyak (40 ton/ha) Dan pupuk NPK (15-15-15 sebanyak 1,2 ton/ha). Persiapan selanjutnya melakukan pengadukan atau pencacakan bedengan, Agar pupuk yang telah di berikan bercampur dengan tanah, Kemudian lakukan penugalan untuk pembuatan lubang Tanah.

Persiapan Bibit Dan Penanaman Budidaya Bawang Merah

Persiapan bibit penanaman bawang merah membutuhkan rumah atau sungkup pembibitan untuk melindungi bibit muda. Kebutuhan benih bawang merah sebanyak 3 kg/ha, Dan pilih lokasi persemaian yang tanahnya subur dan intensitas cahaya matahari sempurna. Kemudian cangkul tanah sedalam 30 cm hingga gembur, Lalu keringanginkan selama (2 minggu), Dan buat bedengan dengan ukuran lebar (80-100 cm dan tinggi 30 cm). Kemudian berikan pupuk kandang yang telah difermentasi sebanyak (2 kg/m2), NPK (15-15-15 sebanyak 10 gram /m2). Buat Alur-alur dangkal dengan arah alur memotong panjang bedengan. Dan jarak antar alur (5-10cm). Terus di tebar biji bawang merah secara merata pada alur, Kemudian tutup tipis dengan tanah. Untuk mempercepat perkecambahan benih permukaan, Media di tutup dengan menggunakan kain goni, Dan dapat juga menggunakan mulsa PHP. kemudian di jaga dengan keadaan lembab.

Pembukaan penutup permukaan media semai di lakukan apabila benih telah berkecambah, Baru kemudian benih di sungkup dengan menggunakan plastik transparan. Permukaan sungkup di mulai pada Jam (07.00 - 09.00), Lalu di buka lagi pada Jam (15.00 - 17.00).

Pada umur 7 hari menjelang tanam sungkup harus di buka secara penuh untuk penguatan tanaman. Penyiramanya jangan terlalu basah, di lakukan di setiap pagi. Penyemprotan menggunakan fungisida berbahan aktif imidakloprid di lakukan pada umur 15 hss atau (Hari setelah semai). Dosis/konsentrasi 1/2 dosis terendah.

Bibit bawang merah berumur 30 hari siap untuk di tanam, Sebelum di tanam bibit yang telah di cabut di rendam di dalam larutan karbofuran (Konsentrasi 1 gr/liter selama 2 Jam). Tanaman berjumlah satu per titik tanam, Diusahakan posisi berdiri tegak, Dan jarak tanam ideal untuk musim kemarau (10 cm x 5 cm) Sedangkan untuk musim penghujan dapat di perlebar (10 cm x 10 cm). Kemudian padatkan tanah dekat pangkal batang secara Pelan-pelan.

Penyulaman Budidaya Bawang Merah 

Penyulaman di lakukan sampai umur tanaman 2 minggu. Tanaman bawang merah yang telah terlalu tua apabila masih terus di sulam akan mengakibatkan pertumbuhan tidak seragam, Hal seperti ini akan berpengaruh terhadap keseragaman Pemanenan.

Sanitasi Lahan Dan Pengairan Budidaya Bawang Merah

Sanitasi lahan dan pengairan bawang merah Meliputi : Pengendalian gulma/rumput (Penyiangan), Pengendalian air pada saat di musim hujan sehingga tidak muncul genangan air serta pencabutan tanaman bawang merah yang terserang hama penyakit. Penyiangan di lakukan sebelum melakukan pemupukan susulan, Baik itu pemupukan susulan maupun ke 2. Dan penyiangan gulma dapat di cabut secara manual atau menggunakan alat (Gosrok/landak). Pengairan di berikan secara terukur, dengan penggenangan atau pengeleban 2 hari sekali selama (15-30 menit) Dan tergantung pada kondisi kelembaban tanah.

Pemupukan Susulan Budidaya Bawang Merah

Pemupukan susulan budidaya bawang merah meliputi pupuk akar dan pupuk daun. Pupuk akar di berikan secara larikan, Di benamkan di dalam tanah sedalam 10 cm sebanyak 2 kali. Pemupukan pertama di lakukan pada umur 10 HST atau (10 hari setelah tanam) Dengan menggunakan pupuk NPK (15-15-15 sebanyak 150 kg/ha) Dan urea sebanyak (50 kg/ha). Pemupukan ke 2 di lakukan pada umur (30 HST) Menggunakan pupuk NPK (15-15-15 sebanyak 200 kg/ha).

Pupuk daun kandungan Nitrogen tinggi di berikan pada umur (14 HST) Dengan konsentrasi (2 gr/liter), Sedangkan pupuk daun kandungan Phospat serta kalium tinggi di berikan umur (30 HST dan 45 HST). Pemupukan phospat dan kalium tinggi menggunakan pupuk MKP Dengan konsentrasi (2 gr/liter pada umur 30 HST) Dan konsentrasi 4 gr/liter pada umur 45 HST.

Pengendalian Hama Penyakit Tanaman Bawang Merah 

Ulat Tanah (Agrotis ipsilon Hufn) : Larva ulat tanah aktif menyerang tanaman bawang merah pada malam hari dengan cara memotong pangkal batang tanaman muda, Sedangkan pada siang harinya Larva ulat bersembunyi di dalam Celah-celah tanah. Yang biasanya dengan posisi tubuh melingkar. Pengendalian hama ini secara kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif karbofuran. Dosis/konsentrasi sesuai dengan petunjuk pada kemasan.

Hama Putih (Thrips tabaci Lind) : Siklus hidup Thrips berlansung selama 3 minggu. Di daerah tropis, Siklus hidup hanya berlangsung selama 7-12 hari, Sehingga dalam 1 tahun dapat mencapai 5-10 generasi. Setiap ekor Shtrips betina dapat menghasilkan telur sebanyak (80-120 butir) Selama hidupnya. Gejala serangan dapat diamati pada daun muda atau pucuk daun.

Nimfa dan imago menyerang tanaman bawang merah dengan cara menghisap cairan daun. Bagian tanaman yang terserang akan ternoda yang berwarna putih mengkilap seperti Perak. Kemudian berubah menjadi Kecoklatan berbintik hitam. Serangan berat menyebabkan tanaman mati serta umbi yang di hasilkan berukuran kecil bermutu rendah. Pengendalian hama Thrips menggunakan insektisida berbahan aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau landasihalotrin. Dosis/konsentrasi sesuai dengan petunjuk pada kemasan.

Ulat Bawang :Ulat bawang tanaman bawang merah adalah (Spodoptera exiqua). Larva ulat bawang menyerang tanaman bawang merah dengan cara membuat lubang pada daun bagian ujung, Kemudian masuk kedalam daun dan memakan daun bagian dalam, Tetapi epidermisbagian luar tetap dibiarkan, Akibatnya daun tersebut tampak bercak-bercak berwarna putih, Apabila di terawang tembus cahaya. Jika populasi ulat bawang merah sangat banyak dapat menyerang umbi bawang merah tersebut. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif Sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Penyakit Tanaman Bawang Merah

Layu Fusarium : Layu fusarium menyerang tanaman bawang merah pada bagian dasar umbi lapis, sehingga pertumbuhan akar dan umbi bawang merah terganggu. Gejala serangan dapat diamati secara visual, Yaitu daun menguning cendrung terpelintir, Dan tanaman mudah di cabut karena akarnya membusuk. Pada dasar umbi terlihat cendawan putih, sedangkan pada umbi lapis jika di potong membujur terlihat pembusukan yang berawal dari dasar umbi, Kemudian meluas ke atas dan kesamping.

Tanaman bawang merah mati mulai dari ujung daun, kemudian menjalar hingga ke pangkal daun. Upaya pengendalian yang dapat di lakukan antara lain meningkatkan pH tanah, Memusnahkan tanaman bawang merah yang terserangDan melakukan penggiliran tanaman serta penyemprotan kimiawi dengan menggunakan fungisida berbahan aktif benomil, metalaksil, atau propamokarb hidroklorida. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Ngelumpruk : Penyakit ini di sebabkan oleh cendawan Stemhylium vesicarium (Wallr Simmons) Gejala serangan penyakit ngelumpruk ini pada tanaman bawang merah adalah terdapar bercak Kekuning-kuningan yang tumbuh sangat banyak pada seluruh bagian tanaman. Penyebaran penyakit berlangsung sangat cepat sesuai dengan arah bertiupnya angin di areal pertanaman.

Cendawan Stemhylium vesicarium mampu mematikan tanaman secara serentak. Kumpulan tanaman yang mati serentak terlihat seperti tersiram air panas, Pada kondisi kelembaban udara tinggi dan berangin, Maka infeksi dapat secara tunggal maupun berasosiasi dengan cendawan Altemaria porri. Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, Contoh bahan aktif yang dapat di pergunakan adalah benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, Dan fungisida kontak. Contoh bahan aktif yang bisa di gunakan adalah Klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Bercak Cercospora : Penyakit bercak cercorpora ini di sebabkan oleh cendawan Cercospora duddidae (Walles) Gejala serangan penyakit bercak cercospora pada tanaman bawang merah adalah terjadinya bercak klorosis pada ujung daun, Dan sering tampak terpisah dengan infeksi pada pangkal batang. Daun tampak Belang-belang.

Bercak klorosis berbentuk bulat berwarna pucat dan bergaris tengah (3-5 mm). Pusat bercak berwarna coklat serta terdapat Bintik-bintik yang merupakan konidiofora jamur. Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, Contoh bahan aktif yang dapat di pergunakan adalah benmil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, Atau tebukonazol, dan fungisida kontak. Conth bahan aktif yang dapat di pergunakan adalah Klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Bercak Alternaria : Bercak alternaria ini di sebabkan oleh cendawan Alternaria porri (Ell.) Gejala serangan penyakit bercak Alternaria pada tanaman bawang merah adalah adanya bercak pada daun dengan pusat bercak berwarna ungu atau ungu lebih gelap. Pada daerah tersebut dapat di temukan konidiofor yang mampu berkecambah membentuk konidiospora.

Infeksi awal pada tanaman bawang merah di tandai adanya bercak berukuran kecil, melekuk kedalam, berwarna putih dengan pusat bercak berwarna ungu atau Abu-abu. Apabila cuaca lembab, Bercak berkembang hingga menyerupai Cincin, Dan bagian tengahnya berwarna ungu dan pada tepinya kemerahan serta di kelilingi warna kuning yang bisa meluas. Pada jung daun mengering atau bahkan patah. Permukaan bercak pada akhirnya berwarna coklat kehitaman.

Serangan parah berlanjut pada umbi, Yang menyebabkan umbi membusuk berwarna kuning lalu menjadi berwarna merah kecoklatan. Umbi membusuk dan berair di mulai dari bagian leher, Kemudian jaringan umbi yang terinfeksi mengeringserta berwarna gelap. Penyakit bercak daun Altenaria porri dapat di kendalikan secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, Contoh bahan aktif yang dapat di gunakan adalah, benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, dan fungisida kontak. Contoh bahan aktif yang dapat di pergunakan adalah klorotanonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Embun Bulu : Penyakit embun bulu ini di sebabkan oleh cendawan Peronospora destructor (Berk) Casp. Serangan cendawan peronospora destructor bersifat sistemik dan lokal. Gejala serangan penyakit embun bulu pada tanaman bawang merah terjadi pada awal pertumbuhan. Infeksi terlihat terutama pada saat daun basah terkena embun, terlihat warana putih yang menyerupai Bulu-bulu halus. Apabila tanaman mampu bertahan hidup maka pertumbuhanya akan terhambat. Daun berwarna hijau pucat. Infeksi pada daun mampu menyebar kebawah mencapai umbi lapis, Kemudian menjalar keseluruh lapisan hingga berwarna coklat.

Penyakit embun bulu dapat di kendalikan secara kimiawi dengan menggunakan fungisida sistmik, Contoh bahan aktif yang bisa di gunakan adalah, benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, dan fungisida kontak. Contoh bahan aktif yang bisa di gunakan adalah klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Antraknosa : Antraknosa pada tanaman bawang merah adalah cendawan (Colletrotichum gloespoiroidespenz). Kerusakan tanaman bawang merah akibat serangan penyakit antraknosa bisa mencapai (50-100%). Penyakit ini sangat berpotensi menimbulkan kegagalan. Gejala serangan dapat dilihat secara fisiologis.Tanaman mati serentak secara cepat,serangan awal di tandai adanya gejala bercak putih pada daun, Kemudian akan terbentuk lekukan ke dalam (invaginasi), Berlubang dan patah karena terkuai tepat pada bercak tersebut. Jika serangan berlanjut akan membentuk koloni konidia yang berwarna merah muda. Lalu berubah menjadi coklat tua, Dan akhirnya menjadi kehitaman.

Umbi akan membusuk serta daun mengering. Penyakit antraknosa dapat di kendalikan secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik. Contoh bahan aktif yang dapat di pergunakan adalah Benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, dan fungisida kontak. Contoh bahan aktif yang bisa di gunakan adalah klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb.

Panen : Tanaman bawang merah dapat di panen pada umur (60-70 hss) di dataran rendah (80-100 hss) di dataran tinggi. Tanaman bawang merah siap panen di tandai sesuai cacatan sebagai berikut :

1. Pangkal daun jika di pegang sudah lemah.
2. 70-80% daun berwarna kuning.
3. Daun bagian atas mulai rebah.
4. Umbi bawang merah kelihatan tersembul diatas permukaan tanah.
5. Sudah terjadi pembentukan pigmen merah dan timbulnya bau bawang merah yang Khas, Serta terlihat warna merah tua atau merah keunguan pada umbi bawang merah.

Panen sebaiknya di lakukan dalam keadaan kering dan cuaca cerah. Untuk menghindari umbi yang tertinggal di dalam tanah, 1-2 hari sebelum panen di lakukan penyiraman terlibih dahulu menggunakan air, Panen di lakukan dengan mencabut seluruh tanaman secara Berhati-hati. Kemudian di setiap satu genggam di ikat dengan 1/3 daun bagian atas. Pengikatan bertujuan untuk memudahkan penanganan beriutnya.

Sekian terimakasih karena anda telah menyimak dan membaca artikel Tips Terbaik Budidaya Bawang Merah Tersebut, semoga banyak manfaatnya untuk anda tentunya pengunjung saya http://irianjayasehat.blogspot.com/2013/09/tips-terbaik-budidaya-bawang-merah.html

Thursday, September 26, 2013

Manfaat Dari Kandungan Daun Sirih Merah Untuk Mengobati Penyakit

Daun sirih merah (Sirih merah) Adalah tumbuhan yang merambat, Yang di tanam orang karena khasiat pengobatan juga keindahan daunya. Tumbuhan daun sirih merah ini masih berkerabat dekat dengan sirih biasa maupun lada. Nama ilmiah tumbuhan asal sulawesi ini adalah (Piper omatum), Namun beberapa pustaka mengacaukanya dengan (piper crocatum), Tumbuhan yang tidak di budidayakanyang berasal dari benua Amerika. Dan sirih merah tersebut juga dapat di gunakan sebagai obat Diabetes militus, Hepatitis, Asam urat, Batu ginjal, Menurunkan kolesterol, Mencegah strok, Keputihan, Radang prostat, Maag, Kelelahan, Nyeri sendi, Juga memperhalus kulit.

Manfaat Dan Kandungan Daun Sirih merah Untuk Mengobati Penyakit memang telah terkenal dan telah cukup familiar di kalangan pecinta tumbuhan obat Herbal. Tumbuhan daun sirih merah ini memiliki sebutan ilmiah, Sebutan ilmiah daun sirih merah tersebut adalah (Crocatum Piper). Daun sirih merah ini termasuk kedalam jenis tumbuhan anggur, Dan daun dari tumbuhan sirih ini yang berbentuk seperti hati dan berwarna merah Kehijau-hijauan.

Manfaat Dari Kandungan Daun Sirih merah Untuk Mengobati Penyakit


Sirih merah tersebut yang biasanya sangat mudah di kembangkan atau di budidayakan pada daerah yang memiliki dataran yang tinggi. Cara membudidayakan tumbuhan ini juga sangalah mudah, Yaitu hanya tinggal memotong dari bagian batang sirih merah dan di masukkan ke dalam kolibet kemudian di letakkan di area yang lembab serta tidak terkena cahaya matahari secara lansung. Jika di desa yang biasanya di tanam di sekitar pembuangan air orang mandi.

Pada saat penanaman tumbuhan daun sirih merah ini di letakkan pada tempat area yang dapat langsung terjangkau oleh sinar matahari, maka berkemungkinan besar sirih merah ini tidak akan dapat hidup, Sebab batangnya Lama-kelamaan akan mengalami pengeringan, Serta berbagai kandungan sirih merah akan hilang bersama penyusutan batangnya.

Berikut Kandungan Daun Sirih Merah

Tumbuhan daun sirih merah ini mengandung berbagai macam zat kimia, Adapun kandungan yang dapat kita peroleh dari tumbuhan ini adalah seperti adanya kandungan (Allylprokatekol, Alkaloid, Kandungan cineole, Kandungan ekstragol, eugenol, fenil propoda, ekstragol, Minyak astsiri) Dan masih banyak lagi manfaat kandungan dari daun sirih merah tersebut.

Berikut manfaat yang dapat kita ambil dari berbagai zat kimia dan kandungan tumbuhan daun sirih merah untuk kesehatan dan berbagai macam untuk mengobati penyakit.

1. Sirih merah dapat memberikan manfaat untuk kesehatan tubuh manusia seperti, Dapat memberikan anti kanker alami, antioksidan, sebagai tumbuhan anti-inflantasi anti septic, dan antideabetik. Mengapa daun sirih merah dapat memberikan manfaat sebegitu banyak dan besarnya, Hal ini di karenakan tumbuhan sirih merah mengandung Zat (Flavonoid polivenol).

2. Manfaat daun sirih yang seterusnya dapat memberikan perlindungan bagi tubuh manusia agar proses pertumbuhan yang terjadi pada sel kanker di dalam tubuh dapat tercegah dan terhambat. Hal ini di dasari bahwa daun sirih merah mengandung senyawa kimia yang bernama (alkaloid).

3. Sirih merah ternyata dapat berguna untuk obat alami anti jamur serta dapat di gunakan juga sebagai obat alami (disinfektan). Mengapa demikian, karena daun sirih merah ternyata mengandung Zat (karvakol) Nah Zat inilah yang kemudian memberikan manfaat anti jamur dan desinfektan Alami.

4. Tidak berhenti begitu saja sirih merah juga dapat bermanfaat sebagai salah satu obat alami analgesic atau yang terlebih populer yang sangat di kenal masyarakat sebagai obat alami penenang. Hal ini di perkuat dengan adanya senyawa (eugenol) yang terkandung pada sirih merah tersebut.

5. Kandungan atau senyawa kimia (Tannin), Senyawa kimia ini ternyata memiliki peran untuk kesehatan tubuh manusia, Terutama berguna untuk obat lalami penyembuh diare/mencret Dan bermanfaat baik sebagai tumbuhan herbal antiseptic penyembuh luka sayat.

Selain dari itu manfaat daun sirih merah juga pernah di terapkan di mamalia kecil, Yaitu tikus putih, Sebuah pakar studi mereka pernah membuktikan akan manfaat sirih merah yang di rebus kemudian di minumkan pada seekor tikus yang memiliki penyakit diabetes, Dan hasil tikus tersebut sembuh dari penyakitnya.

Sehingga dari pembuktian diabetes, Membuktikan bahwa rebusan daun sirih merah memang dapat di manfaatkan untuk obat alami pengontrol dan penyembuhan gula darah di dalam tubuh. Walaupun penelitian itu di lakukan pada hewan namun telah terbukti juga pada manusia sebagai obat alami (diabetes mellitus).

Sebenarnya hampir semua manfaat sirih merah telah terpapar diatas Namun jika dilihat dari berbagai kandunganya, Sirih merah ternyata juga dapat di manfaatkan untuk penyembuhan berbagai macam penyakit. Adapun penyakit yang bisa di sembuhkan oleh sirih merah adalah Nyeri sendi/pegal linu, Mata merah/Radang mata, Penyakit hipertensi, Liver, Dan masih banyak lagi penyakit yang lainya.

Berikut cara pemanfaatan sirih merah untuk obat herbal dengan cara perebusan, Anda bisa mencobanya dengan Cara-cara di bawah ini :

1. Siapkan bahan : Sediakan daun sirih merah 5 lembar, Nah Kata orang jawa kuno ambil daun sirih yang ketemu ruas.

2. Air 2 gelas, Cara perebusanya : Di cuci terlebih dahulu daun sirih merah yang telah di sediakan hingga Benar-benar bersih. Kemudian masukkan kedalam panci, Lalu di tambahkan air yang telah kita siapkan (2 gelas air). Kemudian di masak di api sedang, dan biarkan hingg mendidih, Sehingga hanya tersisa separohnya saja (1 gelas saja).

3. Kemudian ambil dan saring air rebusan daun sirih merah tersebut dan dinginkan terlebih dahulu, Setelah dingin minum air rebusan sekitar sehari 3 kali perhari, Minum air rebusan daun sirih merah sebelum anda makan.

4. Namun anda juga bisa menambahkan madu secukupnya untuk menghilangkan rasa pahit dari air rebusan sirih merah tersebut.

Sirih Merah Untuk Mengobati Penyakit Diabetes

Selain di komsumsi dengan cara di rebus lansung daun sirih merah juga dapat anda jadikan Teh dulu, Namun teh ini jugadangat bermanfaat, Dan tak kalah manfaatnya jika di rebus langsung. Dan tentunya dengan cara ini lebig praktis.

Berikut cara pembuatan teh untuk mengobati penyakit diabetes adalah :

1. Siapkan daun sirih secukupnya.
2. Kemudian keringkan daun sirih merah tersebut pada terik matahari.
3. Lalu daun yang telah kering itu nantinya dapat anda buat untuk mengobati diabetes.
4. Teduh teh daun sirih merah dengan menggunakan air panas dan diamkan dulu hingga dingin.
5. Komsumsi teh sirih merah ini rutin hingga penyakit diabetes anda beransur hingga sembuh.
6. Apabila telah sembuh maka tidak perlu lagi mengkomsumsi rebusan teh sirih merah tersebut secara rutin. Karena untuk menjaga supaya tidak membahayakan pencernaan anda, Walaupun belum ada studi yang menyatakan demikian.

Dengan Catatan

Apabila anda mengidap penyakit diabetes, tidak dianujurkan untuk menambah Pemanis, Baik itu gula maupun Madu. Dan jika anda telah mendapatkan manfaatnya (Penyakit anda sembuh) Jangan di lanjutkan meminum air rebusan sirih merah tersebut, Karena air rebusan yang di komsumsi secara Terus-menerus dalam jangka waktu lama (Bisa tidak baik juga untuk kesehatan) Yang terutama masalah pencernaan, Hal ini, Di sari sifat tumbuhan ini sebagai (Antiseptic dan antibiotik).

Rebusan daun sirih merah diusahakan juga jangan di komsumsi oleh ibu yang sedang hamil. Dan juga anak di bawah umur 7 tahun. Walaupun belum ada tudi yang mengatakan bahwa sirih merah berbahaya, Namun alangkah lebih baik mencegah dari pada terjadi yang tidak kita inginkan.

Sekian terimakasih karena anda telah menyimak dan membaca artikel Manfaat Dari Kandungan Daun Sirih merah Untuk Mengobati Penyakit, Semoga banyak manfaatnya untuk anda tentunya pengunjung  saya http://irianjayasehat.blogspot.com/2013/09/manfaat-dari-kandungan-daun-sirih-merah.html

Wednesday, September 25, 2013

Tips Terbaik Budidaya Ikan Koi

Ikan Koi (Bahasa Tionghoa dan bahasa Jepang, Romaji Koi) Adalah jenis ikan karper Cyprinus carpio yang di pelihara untuk menghias ruangan rumah, Yang berasal dari Tiongkok dan banyak tersebar di Jepang. Ikan koi tersebut berkerabat dekat dengan ikan Mas. Karena itu banyak Orang-orang menyebutnya ikan mas koi, Yang sebenarnya adalah (Misnomer). Ikan koi dianggap juga membawa keberuntungan.

Ikan koi termasuk kedalam golongan ikan carp (karper). Dan harga koi sangat di tentukan berdasarkan bentuk badan dan kualitas tampilan warnanya. Ikan koi pertamakali di kenal pada dinasti (Chin tahun 265 dan 316 masehi). IKan koi dengan keindahan warna dan tingkah laku seperti yang telah kita ketahui pada saat ini. Mulai di kembangkan di negara Jepang pada 200 tahun yang lalu di pegunungan (Niigata) oleh petani (Yamakoshi).

Tips Terbaik Budidaya Ikan Koi


Pemuliaan yang di lakukan Bertahun-tahun menghasilkan garis keberuntungan yang menjadi standar penilaian Koi. Beberapa varietas yang tersebar keseluruh dunia di golongkan Asosiasi koi Jepang (en Nippon Airinkai) Menjadi 13 kelompok antara lainya : (Bekko, Utsurinomo, Asagi-Shusui, Goromo, Kawarimono, Ogon dan Hikari-moyomono). Sedangkan 5 golongan utama Yaitu adalah : (Kohaku, Sanke, Showa, Hirarinuji, dan kawarigoi).

Taksonomi Koi. Sebagaai Berikut :

1. Philum : Chordata
2. Kelas : Actinopterygii
3. Ordo : Cyprinoformes
4. Famili : Cyprinnidae
5. Genus : Cyprinus
6. Spesies : Carpio

Nilai koi tergantung dari Ukuran, Bentuk serta keseimbangan pola dan intensitas warna kult. Koi yang terbaik adalah yang memiliki intensitas, Keseimbangan dan kejernihan warna terbaik. Apabila anda membeli anak koi atau koi kecil sebaiknya di pilih yang memiliki kepala besar, Yang biasanya akan tumbuh menjadi ikan dengan tubuh yang besar, Dan bentuk yang paling baik adalah seperti (Torpedo).

1. Pemilihan Lokasi Dan Konstruksi Wadah

Ikan koi secara alami akan hidup di air deras sehingga membutuhkan air jernih dan berkadar oksigen yang tinggi. Pemeliharaan ikan koi yang terbaik adalah sebaiknya di kolam sehingga mudah mendapatkan makanan alami dan sinar matahari untuk merangsang pewarnaan tubuh ikan koi tersebut. Kolam sebaiknya di naungi karena karena sinar matahari yang terlalu banyak menyebabkan suhu air kolam meningkat dan air kolam menjadi keruh akibat (Blooming fitoplankton).

Koi yang berukuran kecil dapat di tempatkan di Akuarium, Walaupun ini tidak dapat menjadi habitat permanen. Jika di pelihara dengan dalam kelompok, Koi akan belajar untuk tidak mengganggu ikan yang berukuran sama, Tetapi memakan ikan yang lebih kecil. Justru koi suka menggali dasar kolam sehingga menyebabkan akar tanaman rusak.

Teknik Budidaya

Kualitas Air : Air merupakan media hidup yang sangat mempengaruhi kualitas tampilan ikan koi sehingga perlu mendapat perhatian. Kualitas air untuk mendukung perkembangan ikan koi secara optimum adalah sebagai berikut :

1. Suhu air berkisar 24-26 derajat C
2. pH 7,2-7,4 (Agak basa)
3. Oksigen minimal 3-5 ppm
4. CO2 max 10 ppm
5. nitrit max 0,2

Air yang di pergunakan haruslah terdeklorinisasi atau telah di saring dan diendapkan selama 24 jam, Air yang di pergunakan untuk pemijahan dan penetesan telur sebaiknya memiliki kandungan oksigen dan suhu yang stabil. Untuk menjamin tersedianya oksigen dapat digunakan aerator. Sedangkan suhu pada bak pemijahan diusahakan sama dengan suhu air kolam dengan tingkat perbedaan (fluktuasi kurang dari 5 derajat C).

Pakan

Koi adalah bottom feeder atau (Pemakan di dasar) dan amnivora atau (Pemakan segala). Meski demikian dia biasa makan apa saja yang bisa dia makan, Seperti pucuk daun dan berburu cacing di dasar sungai. Maka inilah gunanya sunggut yang ada pada mulut ikan. Pakan buatan untuk pembesaran ikan koi dapat di berikan dalam bentuk butiran (Pellet). Dan sumber protein utama adalah formulasi kombinasi antara antara bahan nabati Misalnya, (Tepung kedelai, Tepung jagung, Tepung gandum, Tepung daun, dan lain sebagainya) Dan juga bahan hewani seperti, (Tepung ikan, Tepung kepala udang, Tepung cumi, Kekerangan, Dan lain sebagainya). Serta multi vitamin dan mineral seperti (Ca, Mg, Zn, Fe, Co) Sebagai pelengkap pakan.

Kualitas pakan sangat menentukan tampilan warna sebagai daya tarik ikan koi tersebut, sehingga banyak upay telah di lakukan dengan menggunakan bahan pakan yang mengandung zat pigmen seperti karotin (Warna jingga), Rutin (Kuning) Dan Astasantin (Merah). Zat-zat tersebut terkandung pada tubuh hewan dan tumbuhan tertentu seperti wortel, mengandung zat karotin, sedangkan ganggang, chlorella, kubis, cabai hijau, mengandung rutin. spirulina, kepiting, dan udang mengandung astasantin. Para pembudidaya pada saat ini tidak perlu lagi menyiapkan pakan sendiri, Karena telah tersedia di pasaran pakan koi yang telah di formulasi sesuai dengan kebutuhan nutrisi dan zat untuk pembentukan warna ikan koi tersebut.

Pakan Alami Atau Pakan

Misalnya, cacing darah, cacing tanah, daphnia, cacing tubifex, sangat cocok di berikan pada benih koi (Hingga bobot 50 g/ekor) Karena lebih mudah di cerna oleh benih, sesuai dengan kondisi sistem pencernaan. Selain dari itu koi juga dapat memakan phitoplankton di dalam kolam. Dan jumlah pakan di berikan berdasarkan jumlah ikan (bobot biomassa) dalam kolam dengan kisaran kebutuhan (3-5% /hari). Dengan frekuensi pemberian 2-3 kali per hari hal ini juga di sesuaikan dengan kondisi ikan dan media air pemeliharaanya.

Menurut pengalaman dan penelitian bertahun-ahun lamanya, telah di temukan bahan-bahan aktif yang dapat di tambahkan untuk membuat warna ikan koi lebih cemerlang. Koi yang di pelihara di kolam lumpur ternyata memiliki kualitas warna yang lebih cemerlang di bandingkan dengan yang di pelihara di kolam tembok. Ternyata ikan koi tersebut banyak memakan ganggang yang tumbuh di lumpur. ganggang yang di makan koi ternyata banyak mengandung zat karoten. Maka jika anda ingin menambah warna ikan koi lebih cemerlang, di beri makan (Krill paprika, dan daun marigold). Semuanya dapat anda campurkan dalam makananya. Banyak sumber makanan karotin ini telah dalam bentuk extract sehingga mudah di campurkan dengan pellet atau juga roti.

Pembenihan

Kolam pemijahan tidak mungkin menjadi satu dengan kolam taman, Kolam pemijahan haruslah mempunyai pintu pemasukan dan pintu pengeluaran air tersendiri. Selain dari itu, seluruh kolam haruslah di Plester dan dapat di keringkan dengan sempurna. Luas kolam pemijahan bervariasi, Untuk kolam sempit dapat menggunakan kolam seluas 3-6 m2 dengan kedalaman 0,5 m. Dan lokasi kolam cukup mendapatkan sinar matahari, tidak terlalu ribut dan terlindung dari jangkauan anak-anak dan binatang liar atau binatang peliharaan.

Jika mungkin sediakan juga kolam penetesan telur dan perawatan bebih, Kolam penetesan, Bentuknya bisa persegi panjang atau bulat. Jikalau kolam bulat, Diameternya antara 1,5-2m. Satu kolam lagi yaitu kolam untuk menumbuhkan pakan alami yang di pakai untuk Imensuplai pakan benih jika kuning telurnya telah habis. Kedalaman kolam sekitar 30 cm, Dan luas kolam antara 6-10 m2. Cukup memadai.

Bagi yang memiliki dana atau uang yang cukup dinidng kolam dapat di lapisi vinil yaitu bahan yang biasa untuk membuat bak fiberglass. Dengan lapisan vinil tersebut Kolam tersebut lebih terjamin kebersihanya dan efek-efek dari semen dapat hilang.

Induk yang baik adalah induk yang memiliki vola warna yang bervariasi cerah simetris dengan bentuk tubuh seperti terpedo dengan berat badan minimal 1 kg. Kebanyakan para pembudidaya memilih untuk membeli Koi yang berkualitas baik untuk calon induk dengan ukuran 5-8 cm. Yang harga murah untuk di besarkan menjadi induk.

Secara alami carp memijah pada musim semi dan menjadi matang gonat dengan menaikkan suhu air. Kemudian induk jantan dan betina di tempatkan di dalam wadah terpisah (Untuk menghindari bertelur yang tidak di inginkan) Dan tidak di beri pakan selama beberapa hari.

Koi tersebut dapat memijah secara alami dan buatan yaitu dengan rangsangan hormon yang di suntikkan pada tubuh induk betina untuk mempercepat proses pembuahan. penyuntikan Pituitary Gland (PG, Nama dagang ovaprim). dengan dosis 0,2 mg/kg bobot ikan untuk satu kali penyuntikan.

Ovulasi ikan terjadi 10 jam setelah penyuntikan, Sistem pemijahan tampa pengurutan/Stripping ini di sebut pemijahan semi alami yang lebih aman karena tampa melukai ikan. Apabila ikan sulit melakukan pemijahan alami sehingga perlu bantuan proses pembuahan buatan. Maka di lakukan pengurutan telur dan sperma (Stripping) yang merupakan pilihan Terakhir.

Induk betina dalam sekali pemijahan dapat menghasilkan 75.000 telur/kg berat badan. Dan perbandingan jumlah induk dalam proses pemijahan adalah 2 betina dan 1 jantan. Yang biasanya telur yang di keluarkan oleh induk betina menempel pada Substrat (Injuk) yang segera di buahi oleh sperma jantan. Setelah telur di buahi sebaiknya di pisahkan dari induk. Dengan memindahkan induk dari wadah pemijahan atau sebaliknya telur yang diangkat dan di pindahkan kedalam wadah Penetesan.

Pendederan

Telur yang telah di buahi akan menetas setelah 24-48 jam dan tergantung suhu. Selama penetesan, Kedapatan telur adalah 1 kg/5 liter air, larva yang beru menetas belum memerlukan pakan selama 3-4 hari, Karena masih mempunyai kantong kuning telur.

Menjelang kuning telur habis perlu di berikan pakan alami berupa Naupli artemis atau pakan alami lain yang seukuran. Kemudian secara bertahap dapat di berikan pakan buatan berupa butiran kering (Pellet). Dalam 5 hari sesudahnya 1 juta larva memerlukan 7 kg artemia, Atau sekitar 0,5-2 kg/hari. Pada tahapan ini larva di tebar pada kedapatan 20-40 larva/liter. Untuk menghasilkan 1 juta fingerling memerlukan sekitar 25 kg telur artemia. Sintasan selama 9 hari adalah 50-80%. Ikan yang seberat 10 mg dapat di jual seharga US$0,25 Atau sekitar Rp.25.00.

Larva yang berbobot 0,25 g di berikan pakan buatan (Butiran) kering dan dapat di dederkan ke kolam hingga ukuran fingerling (2 gram). Pendederan terbagi 2 tahap, Yaitu, Pendederan pertama selama 2 bulan pemeliharaan hingga larva mencapai ukuran fingerling (2-3 cm). Pendederan ke dua di lakukan dalam kolam yang diolah untuk menumbuhkan pakan alami dan dilakukan seleksi juga penjarangan (Mengurangi kepadatan). Penjarangan tersebut betujuan untuk memberi ruang gerak yang cukup bagi Ikan Koi tersebut. Dan seleksi bertujuan untuk mendapatkan ikan koi yang berkualitas baik dan bagus.

Waktu yang di perlukan dari telur hingga mencapai ukuran fingerling (2 gram) adalah 6-8 munggu dengan nilai sintasan (SR) 55%. Sedangkan untuk mencapai ukuran 5-8 cm di perlukan waktu 4 bulan. Kualitas ikan koi (Pola dan warna) tergantung pada tetuanya. Dari hasil seleksi ukuran fingerling, yang afkir mencapai 25-50%. Dari 1 juta telur dapat di hasilkan 225.000-338.000 ekor fingerling yang berkualitas baik (22-33%).

Pewarnaan

Kualitas koi di tentukan oleh pola warna, kesesuaian jenis koi dan kejelasan warna. pola warna yang simetris dengan batasan jelas antar warna menunjukan kualitas yang baik. Genotip menetukan jumlah dan jenis sel pigmen serta Kromatofora menghasilkan warna juga di pengaruhi otak ikan. Ikan pada wadah gelap cendrung berwarna gelap, Begitu juga sebaliknya Warnaapat berubah apabila ikan mengalami tekanan atau (Stres).

Biasanya ikan yang tumbuh lambat mempunyai warna yang lebih baik dari pada ikan yang utmbuh cepat, Karena figmen bisa diubah dan di gunakan untuk pertumbuhan tubuh. Seumur hidupnya ikan koi dapat menyimpan dan menggunakan pigmen tersebut. Koi muda yang berwarna pucat apabila di berikan pakan berfigmen selama 6 minggu sebelum dipasarkan akan berwarna menarik. Intensitas warna tergantung dari jumlah figmen dalam Kromatofora. Figmen dapat muncul dengan adanya karotenoid di dalam pakan.

Pra Panen

Koi tumbuh sekitar 2 cm perbulan dan pada usia 60 tahun dapat mencapai panjang hingga 1 meter. Apabila koi telah mencapai ukuran pasar yaitu 20 cm dapat di panen dan di lakukan seleksi akhir. Dengan memisahkan jenis, ukuran dan pola warna tubuhnya. Dari hasil seleksi ini Koi yang terpilih tersebut di besarkan di dalam bak atau kolam semen sampai menunggu harga pasar yang baik.

Dalam penampungan akhir-akhir ini ikan dapat di perbaiki bentuknya, Jika terlalu besar atau gemuk di buat lansing atau terlalu kurus di buat lebih gemuk. Pemeliharaan berikutnya diusahakan tidak terlalu padat, akan lebih baik jika di dalam bak di lengkapi aerator sehingga kesegaran air terjamin, Dengan pemberian pakan yang baik dapat meningkatka kualitas warna tubuh ikan Koi tersebut.


Sekian terimakasih karena anda telah menyimak dan membaca artikel Tips Terbaik Budidaya Ikan Koi tersebut, Semoga banyak manfaatnya untuk anda tentunya pengunjung  saya http://irianjayasehat.blogspot.com/2013/09/tips-terbaik-budidaya-ikan-koi.html

Tuesday, September 17, 2013

Tips Terbaik Budidaya (Menanam) Bawang Putih

Bawang putih adalah nama tanaman dari genus Allium sekaligus nama dari umbi yang di hasilkan. Umbi dari tanaman bawang putih merupakan bahan utama untuk bumbu dasar masakan Indonesia. Bawang mentah penuh dengan senyawa-senyawa sulfur, Termasuk zat kimia yang di sebut alliin yang membuat bawang putih mentah terasa getir atau angur.

latar belakang bawang putih (Allium sativum L). Selain merupakan jenis sayuran yang sangat penting, Juga merupakansalah satu sumber pertumbuhan baru ekonmi dalam pembangunan pertanian. Bawang putih ini dianggap sebagai kmditas ptensial terutama untuk subtisusi impor, Dan dalam hubunganya dengan penghematan divisa. Perkembangan terakhir (2006), Impor bawang putih indonesia berjumlah (295 ribu ton) dengan nilai tidak kurang dari (US $ 103 juta atau sebesar Rp 927 Milyar). Untuk memenuhi kebutuhan komsumsi dalam Negri.

Tips Terbaik Budidaya (Menanam) Bawang Putih


Masalah yang di hadapi dalam budidaya bawang putih sampai saat ini adalah varietas bawang putih yang berkembang di indnesia pada umumnya memiliki potensi hasil yang jauh lebih rendah di bandingkan dengan ptensi hasil bawang putih di daerah suptrpis. Begitu juga tingkat pengusahaanya terbatas di daerah dataran yang tinggi (800 m dpl) Dengan demikian dengan adanya Jenis-jenis bawang putih yang ccok diusahakan di dataran rendah merupakan peluang baru dalam pembangunan pertanian, Khususnya untuk ekstensifikasi bawang putih dalam negri bagi pemenuhan kebutuhan komsumsi bawang putih yang terus meningkat tiap tahunya. Menurut data Susenas, Komsumsi per kapita bawang putih penduduk indnesia mencapai 1,13 kg/tahun, Sehingga kebutuhan bawang putih nasinal pertahun mencapai sekitar (250 ribu ton). D. I. Yogyakarta mempunyai varietas bawang putih dataran rendah yaitu (Lumbu Putih).

Persyaratan Ekolgis

1. Tanaman bawang putih dataran rendah tumbuh pada hampir semua jenis tanah, Namun yang terbaik pada tanah yang berstruktur sedang (Lempung sampai lempung berpasir).

2. pH tanah yang cocok adalah (5,6 - 6,8) dan dranasenya baik.

3. Walaupun pada umumnya bawang putih tersebut tahan di suhu panas, Namun hanya dapat tumbuh dengan baik pada daerah yang memiliki suhu yang dingin (25' C Pada Bulan-bulan tertentu).

4. Suhu dingin tersebut di perlukan terutama pada saat pembentukan dan pembesaran umbi tanaman, Di Negara Indonesia, Waktu tanam terbaik untuk bawang putih dataran rendah yaitu pada bulan Mei, Juni, Dan Juli.

Teknologi Budidaya

1. Lahan di buat dengan bedengan dengan lebar bedengan (1,2 - 1,75 m) Dengan jarak parit antar bedengan (40 - 50 cm) sedangkan panjang bedengan di sesuaikan dengan lahan yang tersedia.

2. Kemudian diistirahatkan sekitar 2 minggu, Selanjutnya di olah 2 -3 kali sehingga permukaan tanahnya cukup halus.

3. 2 - 3 sebelumnya tanam tanam di lakukan pemberian pupuk dasar yaitu menggunakan pupuk kandang, (10 - 15 ton/ha) Atau pupuk kompas (2 ton/ha) Dan (SP - 36 sebanyak 200 - 300 kg/ha)

4. Umbi bibit yang telah di seleksi (Dalam bentuk Siung-siung) Di tanam di bedengan dengan kedalaman 1/4 - 1/2 tinggi siung bibit, Kemudian di tutup dengan mulsa jerami padi setebal 3 - 5 cm.

5. Pemupukan susulan di lakukan sebanyak 3 kali, yaitu pada umur 15, 30 dan 45 hari setelah tanam dengan menggunakan campuran pupuk 200 kg ZA + 100 kg urea dan tambah 100 kg KCL/ha untuk setiap kali pemberian pupuk susulan, Caranya : Pupuk di sebar antara barisan tanaman kemudian di ikuti dengan penyiraman.

Pemeliharaan Tanaman

Penjarangan Dan Penyulaman :Bawang yang di tanam Kadang-kadang tidak tumbuh, Karena kesalahan teknis penanaman atau faktor Bibit. Tidak mengherankan jika dalam suatu lahan ada tanaman yang tidak tumbuh sama sekali. Ada yang tumbuh lalu mati, Dan juga ada yang tumbuhnya tidak sempurna samasekali, Apabila keadaan ini di biarkan saja, Maka produksi yang di kehendaki tidak tercapai, Oleh sebab itu untuk mendapatkan pertumbuhan yang seragam, Seminggu setelah tanam di lakukan penyulaman terhadap bibit yang tidak tumbuh atau pertumbuhanya tampak tidak sempurna. Biasanya untuk penyulaman di persiapkan bibit yang di tanam sekitar tanaman pokok atau juga di siapkan di tempat yang khusus. Persiapan bibit cadangan ini di lakukan bersamaan dengan penanaman tanaman pokok.

Penyiangan : Pada penanaman bawang putih, Penyiangan dan penggemburan dapat di lakuan 2 kali atau lebih, Hal seperti ini sangat tergantung pada kondisi selama satu musim tanam. Penyiangan dan penggemburan yang pertama kali di lakukan pada saat tanaman berumur 2-3 minggu setelah tanam. Adapun penyiangan berikutnya di laksanakan pada umur 4-5 minggu setelah tanam, Dan apabila gulma masih leluasa tumbuh, Perlu sekali di siang kembali, Pada saat umbi terbentuk, Penyiangan dan penggemburan harus di lakukan dengan hati-hati agar tidak merusak akar dan umbu yang baru.

Pembubunan : Dalam penanaman bawang putih perlu di lakukan pembubunan, Pembubunan terutama di lakukan pada tepi bedengan yang sering kali lonsor ketika di airi. Pembubunan sebaiknya mengambil tanah dari selokan atau parit di sekeliling bedengan, Agar bedengan menjadi lebih tinggi dan parit menjadi lebih dalam sehingga drainase menjadi normal kembali. Pembubunan juga berfungsi memperbaiki struktur tanah dan akar yang keluar di permukaan tanah tertutup kembali sehingga tanaman berdiri kuat dan ukuran umbi yang di hasilkan dapat lebih Besar.

Pemupukan : Pemberian pupuk di lakukan dengan 2 Tahap, Yaitu sebelum tanam atau persamaan dengan penanaman sebagai pupuk dasar dan sesudah penanaman sebagai pupuk susulan. Unsur hara utama yang di perlukan dalam pemupukan adalah N, P, dan K dalam bentuk N, P205, dan K20. Unsur-unsur hara lainya dapat terpenuhi dengan pemberian pupuk kandang. Perkiraan dosis dan waktu aplikasi Pemupukan.

Bawang putih memerlukan sulfur dalam jumlah yang cukup banyak. Unsur ini mempengaruhi rasa dan aroma cciri khas bawang putih. Oleh sebab itu apabila menggunakan KCI sebagai sumber kalim. Maka sebagai sumber nitrogen sebaiknya menggunakan pupuk ZA. Jika sebagai sumber nitrgen di gunakan urea. Maka untuk sumber kalium sebaiknya di gunakan ZK. Hal seperti ini di lakukan agar kebutuhan sulfur tetap terpenuhi, Berdasarkan kebutuhan unsur hara yang diatas. Jumlah pupuk yang akan di pergunakan dapat di hitung berdasarkan jenis dan kandungan unsur hara nya.

Aplikasi pemupukan di lakukan dengan membenamkan pupuk di dalam larikan di samping barisan tanaman seperti cara memberikan pupuk dasar. Penggunaan pupuk anorganik ini dapa di imbang dengan pemberian pupuk organik maupun kompos yang di sesuaikan dengan kebutuhan tanaman.

Pengairan Dan Penyiraman : Penyiraman air dapat di lakukan dengan menggunakan gembor atau dengan menggenangi saluran di air di sekitar bedengan. Cara yang terakhir di namakan sistim Leb. Penyiraman dengan gembor, Untuk bawang yang baru di tanam, di usahakan lubang gembornya kecil agar air yang keluar juga kecil, Sehingga tidak merusak tanah di sekitar Bibit. Apabila air yang keluar Besar, Maka posisi benih dapat berubah, Bahkan dapat mengeluarkanya dari dalam Tanah.

Pada awal penanaman, Penyiraman di lakukan setiap hari, Dan setelah tanaman tumbuh baik, Frekuensi pemberian air di jarangkan, Menjadi seminggu sekali. Pemberian air di hentikan pada saat tanaman telah tua atau menjelang panen. Kira-kira berumur 3 bulan setelah tanam atau pada saat daun tanaman telah mulai menguning.

Panen 

Ciri-ciri Dan Umur Panen : Bawang putih yang hendak di panen harus mencapai cukup umur, Dan tergantung pada varietas juga daerah, Umur panen yang biasa di jadikan pedoman adalah antara (90-120) Hari. Ciri-ciri bawang putih yang siap panen adalah sekitar 50 prosen daun telah menguning atau kering dan tangkai batang keras.

Cara Panen : Bawang putih di dataran rendah biasanya telah siap di panen pada umur 80-100 hari, Tergantung pada kesuburan tanaman di lapangan. Ciri-ciri tanaman bawang putih siap di panen, Daun tanaman 50 % telah menguning atau kering dan tangkai batangnya telah keras. Cara panen dapat di lakukan dengan pencabutan lansung terutama pada tanah yang ringan dan pencukilan di lakukan pada Tanah-tanah berstruktur agak berat. Hasil tanaman di ikat sebanyak 30 tangkai Dan tiap ikat di jemur selama 1-2 Minggu.

Periode Panen : Tanaman bawang putih dapat di panen setelah berumur (95-125 hari) untuk varietas lumbu hijau dan umur antara (85-100 hari) Untuk varietas lumbu kuning. Setelah pemanenan Lahan dapat di tanam kembali setelah di biarkan selama beberapa minggu dan diolah terlebih dahulu, Atau dapat pula di tanami tanaman lainya untuk melakukan rotasi tanaman.

Pasca Panen 

Pengumpulan : Setelah memanen di lakukan pengumpulan dengan cara mengikat batang semu bawang putih menjadi Ikatan-ikatan kecil, Dan di letakkan diatas anyaman daun kelapa, Sambil di keringkan untuk menjaga dari kerusakan dan mutunya tetap membaik.

Penyotiran Dan Penggolongan : Sortasi di lakukan untuk mengelompokkan Umbi-umbi bawang putih menurut ukuran dan mutunya. Sebelum melakukan penyotiran, Umbi-umbi yang telah kering di bersihkan. kemudian akar dan daunya Di Potong-potong sehingga hanya tersisa pangkal batang semu sepanjang 2 cm. Ukuran atau kretaria sortasi umbi bawang putih adalah :

1. Keseragaman warna menurut jenis.
2. Ketuaan/umur umbi.
3. Tingkat kekringan.
4. Kekompakan susunan siung.
5. Bebas hama dan penyakit.
6. Bentuk umbi (Bulat atau lonjong).
7. Ukuran besar kecilnya umbi.

Berdasarkan ukuran umbi, Bawang putih dapat di kelompokkan menjadi beberapa kelas, Yaitu :

1. Kelas A : Umbi yang diameternya lebih dari 4 cm.
2. Kelas B : Umbi yang diameternya antara 3-4cm.
3. Kelas C : Umbi yang diameternya antara 2-3 cm.
4. Kelas D : Umbi yang kecil atau yang pecah dan rusak.

Penyimpanan : Dalam jumlah kecil bawang putih biasanya di simpan dengan cara di gantung Ikatan-ikatanya di atas Para-para. Di setiap ikatan beratnya sekitar 2 kg. Dan Para-para nya di buat dari kayu atau bambu dan di letakkan diatas dapur. Cara seperti ini sangat menguntungkan, Karena setiap kali dapur dinyalakan, bawang putih tersebut terkena Asap. Pengasapan merupakan cara pengawetan yang cukup baik. Dalam jumlah besar, Caranya adalah di simpan di dalam gudang.

Gudang yang akan di pergunakan harus mempunyai ventilasi agar bisa terjadi peredaran udara yang Baik. Kemudian, Suhu ruangan yang di perlukan antara 25-30 derajat C. Apabila suhu ruangan terlalu tinggi, akan terjadi proses pentunasan yang cepat. Kelembaban ruangan yang baik adalah 60-70 Prosen.

Pengemasan Dan Pengangkutan : Untuk memudahkan pengangkutan, Bawang putih di masukkan kedalam karung goni atau karung dari plastik dengan nyaman Tentunya. Alat pengangkutan bisa beracam-macam, Bisa gerobak, Becak, Sepeda Atau kendaraan bermotor.

Sekian terimakasih karena anda telah menyimak dan membaca artikel Tips Terbaik Budidaya (Menanam) Bawang Putih tersebut, Semoga banyak manfaatnya untuk anda tentunya pengunjung  saya  http://irianjayasehat.blogspot.com/2013/09/tips-terbaik-budidaya-menanam-bawang.html

Monday, September 9, 2013

Tips Terbaik Budidaya Udang Vannamei

Udang adalah binatang yang hidup di perairan, Khususnya, Sungai, Laut, Dan Danau. Udang dapat di temukan di hampir semua genangan air yang berukuran besar, Baik itu di air tawar Air payau, maupun air asin pada kedalaman bervariasi, Dari dekat permukaan hingga beberapa ribu meter di bawah permukaan.

Banyak crustaceae yang di kenal dengan nama Udang, Misalnya mantis shrimp dan mysid shrimp, Keduanya berasal dari kelas Malacostraca sebagai udang sejati. Tetapi berasal dari ordo yang berbeda, Yaitu, (Stomatopoda) Dan (Mysidaceae). Triops longicaudatus dan triops cancriformis juga merupakan hewan populer di air tawar, Yang di sebut dengan udang. Walaupun mereka berasal dari Notostraca, Kelompok yang tidak berhubungan.

Pendahuluan Udang Vannamei

Udang Vannamei (LitopenaeusVannamei) Merupakan salah satu jenis udang introduksi yang Akhir-akhir ini sangat banyak di minati, karena mamiliki keunggulan, Seperti tahan dari penyakit. Pertumbuhanya cepat (Masa pemeliharaan 100-110 hari) Sintasan (Tingkat Kelulushisupan) selama pemeliharaan tinggi dan nilai konversi pakan (FCR-Nya) rendah (1:1,3). Namun demikian pembudidaya udang yang modalnya terbatas masih menganggap bahwa udang vannamei tersebut hanya dapat di budidayakan secara intensif. Ternyata tidaklah sepenuhnya itu benar, Karena hasil kajian menunjukkan bahwa udang vannamei juga dapat di produksi dengan pola tradisional. Bahkan dengan pola tradisional petambak dapat menghasilkan ukuran panen yang lebih besar sehingga harga perkilogramnya menjadi lebih Mahal.

Tips Terbaik Budidaya Udang Vannamei

 
Teknologi yang tersedia pada saat ini masih untuk pola intensif, Pada hal luas areal pertambakan di Indonesia yang mencapai sekitar (360.000 ha, %) Di garap oleh petambak yang kurang mampu. Informasi teknologi pola tradisional plus untuk budidaya udang vannamei sampai saat ini masih sangat terbatas. Di harapkan dengan adanya brosur ini dapat menambah wawasan pengguna dalam mengembangkan budidaya udang vannamei pola tradisional plus. Berikut di bawah ini Tips Terbaik Budidaya Udang Vannamei.

Persiapan Tambak

1. Pengeringan (Pengolahan Tanah Dasar) : Air dalam tambak di buang, Dan Ikan-ikan liar di brantas dengan saponin, Lalu genangan air yang masih tersisa di beberapa tempat haruslah di pompa keluar, Kemudian Bak di keringkan sampai Retak-retak Jika perlu dengan cara di traktor sehingga H�S menghilang karena teroksidasi. Pengeringan secara sempourna juga dapat membunuh bakteri patogen yang ada di peralatan Tambak.

2. Pemberantasan Hama : Pemberantasan Ikan-ikan dengan sapion 15-20ppm (7,5-10 kg/ha) Dengan tinggi air tambak 5 cm.

3. Pengapungan Dan Pemupukan : Untuk menunjang perbaikan kualitas tanah dan air di lakukan pemberian kapur bakar (CaO), 1000 kg/ha Dan kapur pertanian sebanyak (320 kg/ha). Kemudian masukkan air ke tambak sehingga tambak menjadi Macak-macak, kemudian di lakukan pemupukan dengan pupuk urea (150 kg/ha) Dan pupuk kandang (2000 kg/ha).

4. Pengisian Air : Pengisian air di lakukan setelah seluruh persiapan dasar tambak telah rampung, Dan air di masukkan kedalam tambak secara bertahap. Lalu ketinggian air tersebut di biarkan di dalam tambak selama 2-3 minggu dan sampai kondisi air Benar-benar siap di beri benih Udang. Tinggi air di petak pembesaran di upayakan (=1,Om).

Penebaran : Penebaran benur udang vannamei di lakukan setelah plangton tumbuh baik (7-10 hari) setelah penumpukan. Benur vannamei yang di pergunakan adalah PL10 - PL12 berat awal (0,001g/ekor) di peroleh dari hatchery yang telah mendapat rekomendasi bebas patogen, Spesific Pathogen Free (SPF). Kreteria benur vannamei yang bagus dan baik adalah Mencapai ukuran PL - 10 atau organ ingsangya telah Sempurna, Seragam atau rata, Tubuh benih dan usus terlihat jelas, Berenang melawan arus.

Sebelum benuh di tebar terlabih dahulu di lakukan aklimatisasi terhadap suhu dengan cara mengapungkan kantong yang berisi benuh di tambak dan menyiramnya dengan Berlahan-lahan. Sedangkan aklimatisasi terhadap salinitas di lakukan dengan membuka kantong, Dan di beri sedikit demi sedikit air tambak selama 15020 menit.

Selanjutnya kantong benur di miringkan dan berlahan lahan benur vannamei akan keluar dengan sendirinya. Pemberian benur vannamei di lakukan pada saat di siang hari. Padat penebaran untuk pola tradisional tampa pakan tambahan dan hanya mengandalkan pupuk susulan 10% dari pupuk awal adalah (1-7 ekor/m�). Sedangkan apabila menggunakan pakan tambahan pada di bulan ke 2 pemeliharaan. Maka di sarankan dengan padat tebar (8-10 ekor/m�).

Pemeliharaan : Selama pemeliharaan, Di lakukan monitoring kualitas air memiliki : Suhu, Slinitas, Transparasi, pH dan kedalaman air dan oksigen setiap hari. Selain itu juga, dilakukan pemberin pemupukan urea dan TPS susulan setiap 1 minggu sebanyak 5-10% dari pupuk awal. (Urea 150kg/h)dan hasil fermentasi probiotik yang di berikan seminggu sekali, Guna menjaga ke stabilan plangton dalam tambak.

Pengapuran susulan dengan dolomit super dilakukan apabila pH berfluktuasi. Dan pakan di berikan pada hari ke 70 dimana pada saat itu dukungan pakan alami (plangton) telah berkurang atau pertumbuhan udang mulai lambat. Dosis pakan yang di berikan 5-2% dari biomassa udang  dengan frekuensi pemberian 3 kali/hari yakni (30% pada jam 7.00 dan 16.00 serta 40%pada jam 22.00).

Pergntian air yang pertama kali di lakukan setelah udang berumur 60 hari dengan volume pergantian 10% dari volume total. sedangkan pda bukan berikutnya hingga panen, volume pergantian air di tingkatkan mencapai 15-20% pada setiap priode pasang. Sebelum umur pemeliharan mencapai 60 hari hanyaa di lakukan penambahan air sebanyak yang berkurang atau hilang akibat penguapan atau rembesan. Kualitas air yang layak untuk pembesaran vannmei adalah silinitas optimal 10-25 ppt (Toleransi 50 ppt). Suhu 28-31 derajat C, Oksigen 4 ppm, Amoniak 0,1 ppm, Dan pH 7,5-8,2 Dan H�S 0,003 ppm.

Panen : Panen harus mempertimbangkan aspek harga, Pertumbuhn dan kesehatan udang. Dan panen di lakukan setelah umur pemeliharaan (100-110 hari). Perlkukan sebelum panen adalah pemberian kapur dolomit sebanyak (80 kg/ha) Dan (Tinggi air tambak 1 m), Dan mempertahankan ketinggian air (Tidak ada pergantian air) Selama 2-4 hari yang bertujuan agar udang tidak mengalami Ganti kulit atau (Molting) pada saat panen. Selain dari itu di persiapkan peralatan panen yang berupa keranjang Panen. Dan jaring di pasang di di puntu air, Jala lempar, stiroform, Ember, Baskon, Dan lampu penerangan di lakukan dengan menurunkan volume air secara grafitasi dan di bantu pengeringan dengan Pompa.

Bersaamaan dengan aktifitas tersebut juga dilakukan penangkapan udang dengan Jala. Sebaiknya panen di lakukan pada malam hari, Yang bertujun untuk mengurangi resiko kerusakan mutu Udang, Karena udang hasil panen sangat peka terhadap sinar matahari lansung. Dan udang hasil panen (tangkapan) juga harus di cuci dan di rendam kedalam Es. Selanjutnya di bawa ke cold storage. Dengan pola tradisional plus produksi Udang Vannamei 836-1050 kg/ha/musim tanam dengan sintasan 60-96%, Ukuran panen antara (55-65 ekor/kg).

Sekian terimakasih karena anda telah menyimak dan membaca artikel Tips Terbaik Budidaya Udang Vannamei tersebut, Semoga banyak manfaatnya untuk anda tentunya pengunjung  saya http://irianjayasehat.blogspot.com/2013/09/tips-terbaik-budidaya-udang-vannamei.html

Friday, September 6, 2013

Tips Terbaik Budidaya Ikan Sidat

Ikan Sidat (ordo Anguilliformes) Adalah sekelompok ikan yang memiliki tubuh berbentuk yang menyerupai Ular dan belut. Ikan ini masuk dalam ordo Anguilliformes yang terdiri atas 4 subordo, 19 famili, 110 genera, dan 400 spesies. Kebanyakan hidup di laut, Namun ada pula yang hidup di air tawar.
 
Ikan Sidat (anguilla bicolor) Termasuk familiAnguillidae, ordo Apodes. Di negara indonesia di perkirakan paling sedikit terdapat 5 jenis ikan sidat, Yaitu :

1. Anguilla encentralis
2. A. biolor bicolor
3. A. borneonsis
4. A. bicolor Pacifia
5. A. celebensis

Ikan Sidat tersebut mungkin tidak banyak di kenal orang, Ttetapi di berbagai negara ikan sidat menjadi makanan primadona yang harganya sangatlah mahal. Permintaan ekspor ikan sidat semakin terus meningkat, Dan harga jualnya juga mencengangkan. Sayangnya teknik pendederan dan pembesaran yang menjadi kunci di hasilkanya sidat berkualitas dan layak ekspor belum banyak di kuasai.

Tips Terbaik Budidaya Ikan Sidat


Ikan sidat adalah sejenis belut, Namun bentuknya lebih panjang dan besar. Ada juga yang mencapai panjangnya 50 m, Memang tidak enak di pandang, Tetapim siapa yang menyangka, Konsumen asing menganggap cita rasa ikan sidat enak dan memiliki kandungan gizi yang tinggi. Di restoran jepang ikan sidan ini bernama Unagi.

Kandungan vitamin A mncapai (4.700 IU/100 gram). sedangkan hati ikan sidat lebih tinggi lagi, yaitu mencapai (15.000 IU/100 gram). Lebih tinggi dari kandungan vitamin A mentega yang hanya mencapai (1.900 IU/100 gram).

Bahkan kandungan DHA ikan sidat (1.337 mg/100 gram), Mengalahkan ikan salmon yang hanya tercatat (820 mg/100 gram) atau (tenggiri 748 mg/100 gram).  

Sementara kandungan EPA ikan sidat mencapai 742 mg/100 gram, Lebih jauh diatas ikan salmon yang hanya 492 mg/100 dan tanggiri yang hanya 409 mg/100 gram.

Teknologi budidaya ini masih sangat baru di indonesia, budidaya ikan sidat tersebut di indonesia baru saja di temukan di sekitar tahun 2007 oleh satuan kerja tambak pandu Karawang. Yang merupakan UPT Ditjen perikanan Budidaya. Departemen kelautan dan perikanan padahal ikan sidat telah cukup lama di budidayakan di negara Jepang dan Thailand.  Asal tahu saja pengembangan budidaya kedua negara menggunakan benih dari negara Indonesia. Dilihat dari permintaan pasar dunia yang sangat besar mendorong kami untuk melakukan penelitian budidaya ikan Sidat tersebut.

Ikan sidat tumbuh di peraiaran tawar (Sungai dan Danau) hingga mencapai dewasa. Setelah itu ikan sidat dewasa beruaya kelaut dalam untuk melakukan reproduksi. Larva hasil pemijahan akan berkembang, Dan secara Berangsur-angsur terbawa arus ke peraiaran pantai. Ikan sidat yang telah menapai stadia elver (glass eel) akan beruaya dari perairan laut ke perairan tawar melalui muara Sungai.

Harga ikan sidat ini memang sangat mahal dan menggiurkan, Harga di tingkat petani ikan sidat untuk elver dengan harga jual antara (Rp. 250.000/kg) Untuk ukuran 10-20 gram berkisar antara (Rp. 20.000- Rp. 40. 000/kg). Sedangkan ukuran komsumsi >500 gram untuk jenis Anguilla bicolor pada pasar lokal Rata-rata (Rp. 75.000/kg), Jenis Anguilla marmorata (Rp.125.000-Rp. 175.000/kg).

Larva Sidat (elver) berhubungan dengan misim, Di perkirakan larva ikan sidat di mulai pada awal musim hujan. Akan tetapi pada musim tersebut faktor arus sungai dan keadaan bulan sangat mempengaruhi intensitas ruayanya.

Ikan sidat termasuk ikan karnivora. Di perairan umum ikan sidat memakan berbagai jenis hewan, Khususnya organisme benthik seperti crustacea (Udang Dan Kepiting) polichatea (Cacing larva chironomus dan bivalva serta gastropods). Aktifitas makan ikan sidat pada umumnya di malam hari (nokturnal).

Ikan sidat telah di budidayakan secara intensif di Eropa khususnya di negara Norwegia, Jermas dan Belanda serta Di Asia, Yaitu : Jepang, Taiwan, Dan China daratan. Di Negara-negara lainya seperti di Australia, Indonesia dan beberapa negara eropa, Afrika barat umumnya produksi ikan sidat masih mengandalkan dari hasil penangkapan di Alam. Ikan sidat dapat di budidayakan di dalam ruangan yang tertutup (indoor) dan di luar ruangan (outdoor). Di negara indonesia dengan suhu lingkungan yang relatif konstan sepanjang tahun maka pemeliharaan ikan sidat dapat di lakukan di luar ruangan (outdoor).

Justify secara praktis cara beternak (Budidaya) ikan sidat di kolam tanah berdinding bambu, Cara beternak ikan sidat kolan beton atau (Bak beton), Cara beternak ikan sidat pen dan cara beternak ikan sidat keramba jaring apung, Apapun jenis wadah yang di pergunakan dalam budidaya ikan sidat yang harus di perhatikan adalah bagai mana mencegah lolosnya ikan dari media budidaya. 

Lingkungan Peraiaran Yang Baik Untuk Beternak Ikan Sidat

1. Suhu : Pada pemeliharaan ikan sidat lokal : A. Bicolor bicolor, Suhu terbaik untuk memacu pertumbuhan adalah (29�C).

2. Salinitas : Pada pemeliharaan ikan sidat lokal, A. Bicolor bicolor (elver) salinitas yang dapat memberikan pertumbuhan yang baik adalah (6-7 ppt).

3. Oksigen Terlarut : Kandungan oksigen minimal yang dapat ditoleril oleh ikan sidat berkisar antara (0,5 - 2,5 ppm). 

4. pH : pH Optimal untuk pertumbuhan ikan sidat adalah (7-8).

5. Amonia (N H3 - N) Dan Nitrit (NO2-N) : Pada konsentrasi Amonia 20 ppm sebagai ikan sidat yang si pelihara mengalami methemoglobinemie dan pada konsentrasi 30 - 40 ppm seluruh ikan sidat mengalami methemmoglobinemie.

Kebutuhan Nutrien : Seperti halnya Jenis Ikan-ikan lain, Ikan sidat membutuhkan zat gizi berupa protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. Kadar protein pakan optimal adalah (45%) untuk ikan bestir (juvenil) dan sekitar (50%) untuk ikan kecil (fingerling).

Cara Beternak Ikan Sidat Pada Jaring Apung :  

1. Jaring Apung : Satu unit jaring apung memiliki empat kolam berukuran (7 x7 m), dengan jaring berukuran (7 x 7 x 2,5 m), Dan mata jaring (2,5 inchi). Untuk menghindari lolosnya ikan, di sekeliling tepian kolam bagian atas di beri penutup dari hapa dengan lebar (60 cm).

2. Benih Ikan Sidat : Benih ikan sidat (Anguilla bicolor) berbobot (15 - 20 gram) per ekor dengan panjang (20 -30 cm). Benih ikan sidat di peroleh dari pelabuhan ratu hasil tangkapan nelayan di perairan umum.

3. Padat Penebaran : Setiap kolam di tebar (100 kg) benih ikan sidat.

4. Pakan : Pakan yang di berikan adalah pakan buatan yang berbentuk pasta dengan kandungan :

a. Protein 47,93%
b. Lemak 10,03 %
c. Serat kasar 8.00%
d. BETN 8,32%
e. Abu 25,71%

Pakan diberikan sebanyak 3% dari berat total ikan konvensi pakan sebesar 1,96. Dengan konvensi tersebut akan di peroleh laju pertumbuhan Rata-rata 1,46% dengan mortalitas 9.64%.

5. Masa Pemeliharaan Dan Panen

Pemeliharaan ikan sidat pada kolam keramba jaring apung selama 7-8 bulan, dan masa panen secara bertahab dapat di mulai pada masa pemeliharaan 4 bulan. Dan ukuran ikan sidat yang di panen dapat mencapai ukuran komsumsi yaitu 180-200 gram/ekor. Pemelharaan ikan sidat pada kolam keramba jaring apung merupakan salah satu alternatif dalam rangka penganekaragaman budaya ikan pada kolam keramba jaring apung. Namun dalam penerapanya masih perlu di perhatikan kondisi serta kualitas perairanumum yang di pergunakan.

Sekian terimakasih karena anda telah menyimak dan membaca artikel Tips Terbaik Budidaya Ikan Sidat tersebut, Semoga banyak manfaatnya untuk anda tentunya pengunjung  saya http://irianjayasehat.blogspot.com/2013/09/tips-terbaik-budidaya-ikan-sidat.html

Tags

Kesehatan (237) Tips (146) Alam Nusantara (31) Obat Herbal (29) Kecantikan (19) Manfaat (18) Anti Kanker (7) Diabetes (6) Obat Diabetes (5) Bisul (4) Rematik (4) Asam Urat (3) Bawang Putih (3) Cengkeh (3) Darah Tinggi (3) Daun Sirsak (3) Jahe (3) Kanker (3) Kayu Manis (3) Masuk Angin (3) Obat Jerawat (3) Sakit Gigi (3) Sakit Tenggorokan (3) Stroke (3) Tips / Cara Mudah (3) Akar Pepaya (2) Ambeien (2) Batuk Pilek (2) Ciplukan (2) Demam (2) Garam Dapur (2) Infeksi Kulit (2) Influenza (2) Jeruk (2) Jeruk Nipis (2) Kemoterapi (2) Kolestrol (2) Kulit Manggis (2) Mimisan (2) Sakit Perut (2) Sambiloto (2) Sesak Nafas (2) Tanaman (2) Tempuyung (2) Tulang Kropos (2) Tumor (2) Vitamin (2) Air Lemon (1) Akar Daruju (1) Alkohol (1) Alpukat (1) Ampas (1) Anak Kembar (1) Android (1) Anti Oksidan (1) Batu Empedu (1) Batu Ginjal (1) Bawang Merah (1) Belalai Gajah (1) Bercocok Tanam (1) Buah Pir (1) Buah Pisang (1) Bunga Sepatu (1) Cuka Apel (1) Datang Bulan (1) Daun Bambu (1) Daun Bayam (1) Daun Cabe (1) Daun Dewa (1) Daun Kaktus (1) Daun Mint (1) Daun Pegagan (1) Daun Pisang (1) Daun Salam (1) Daun Sirih (1) Demam Berdarah (1) Diare (1) Ekor Naga (1) Flek Hitam (1) Gelandangan (1) Getah Bening (1) Gondok (1) Gula (1) Header (1) Jambu Mete (1) Kacang Tanah (1) Kalsium (1) Kelapa (1) Kentang (1) Kerja Sama (1) Keseleo (1) Kiwi (1) Kulit Petai (1) Kumis Kucing (1) Lemak Perut (1) Lengkuas (1) Lidah Buaya (1) Luka (1) Manfaat Bawang (1) Masalah Kerongkongan (1) Mata Minus (1) Memar (1) Memori Card (1) Mentimun (1) Merica (1) Mie Palsu (1) Obat Ajaib (1) Obat Kimia (1) Obat Wasir (1) Paru Basah (1) Paru Bash (1) Penghilang Stress (1) Penyakit Kanker (1) Penyakit Kuning (1) Pepaya (1) Pertanian (1) Perut Kembung (1) Pisang (1) Putih Telur (1) Rabun Senja (1) Resep Kembar (1) Sakit Ginjal (1) Sakit Kepala (1) Sariawan (1) Selai Kacang (1) Singkong (1) Stretch Mark (1) Strobery (1) Tebu (1) Tekanan Darah (1) Tenggorokan (1) Tersangkut Tulang Ikan (1) Tolong Menolong (1) Tulang Patah (1)