Latest News

Showing posts with label Alam Nusantara. Show all posts
Showing posts with label Alam Nusantara. Show all posts

Friday, September 27, 2013

Tips Terbaik Budidaya Bawang Merah

Bawang merah adalah sejenis tanaman yang menjadi bumbu berbagai masakan di Asia Tenggara dan juga Dunia. Di jawa (Orang jawa) mengenalnya sebagai (Brambang). Dan bagian yang paing banyak di manfaatkan adalah umbi, Meskipun beberapa tradisi kuliner juga menggunakan daun serta tangkai bunganya sebagai bumbu penyedap makanan (Masakan). Tanaman bawang merah ini di duga berasal dari daerah Asia Tengah dan Asia Tenggara.

Bawang merah merupakan salah satu jenis sayuran yang bernilai ekonomis tinggi. Tanaman bawang merah ini dapat diandalkan sebagai sumber penghasilan Petani, Juga pendapatan negara, Penyumbang keanekaragaman bahan pangan serta kecukupan Gizi. Salah satu upaya meningkatkan produktifitas dan kualitas bawang merah tersebut yang sesuai dengan permintaan konsumen adalah penggunaan bibit yang berupa benih atau biji (true shallot seed = TSS). Keuntungan dari usaha tani bawang merah dengan biji ini antara lain dapat menurunkan biaya Produksi, Penyimpanan serta distribusinya lebih mudah. Di samping itu juga dapat menciptakan varietas unggul baru. 

Tips Terbaik Budidaya Bawang Merah

 

Budidaya bawang merah memerlukan air yang cukup terutama pada saat pembentukan umbi. Tanaman bawang merah yang kekurangan air pada fase pertumbuhan, Umbi dapat mengakibatkan penurunan produksi secara (Singnifikan). Hal utama dalam budidaya bawang merah adalah (Menjaga tanah dalam keadaan cukup lembab).

Cara Menanam Bawang Merah

Syarat Tumbuh Tanaman Bawang Merah : Tanaman bawang merah memerlukan curah hujan antara (100-200 mm/bulan), Dengan ketinggian tempat optimal (10-200 mdpl). Meskipun demikian bawang merah masih dapat tumbuh dan berproduksi di ketinggian sampai dengan (800 mdpl). Dan suhu optimal untuk pertumbuhan tanaman bawang merah adalah (20-30 derajat C). Intensitas sinar matahari penuh tanpa naungan, Lama penyinaran 12 jam.

Tanaman bawang merah dapat beradaptasi pada kelembaban udara (rH 80-90%). Kelembaban udara dan kelembaban tanah yang relatif tinggi (>90%) dapat merangsang terjadinya serangan penyakit. Angin Sepoi-sepoi berpengaruh baik terhadap pertumbuhan umbi bawang merah tersebut. Tanaman bawang merah membutuhkan tanah yang gembur, Subur, Banyak mengandung unsur atau bahan organik, Serta mudah menyediakan air dengan aerasi udara baik dan tidak becek. Budidaya bawang merah ini dapat di lakukan pada lahan sawah maupun lahan kering (Tanah kering).

Pelaksanaan Teknis Budidaya Bawang Merah

Ukuran pH tanah di perlukan untuk menentukan jumlah pemberian kapur pertanian pada tanah masam atau pH rendah di bawah (6,5). Pengukuranya dapat menggunakan kertas lakmus, pH meter, Atau cairan pH tester. Pengambilan titik sampel bisa di lakukan secara Zigzag.

Persiapan Lahan Budidaya Bawang Merah

Persiapan lahan bawang merah meliputi pembajakan dan penggaruan tanah, Dan pencangkulan secalam 30 cm dan (Dikeringanginkan selama 15 hari). Pembuatan bedengan dengan lebar (80-100 cm) Serta tinggi (30 cm, lahan kering), Dan (60 cm lahan sawah) Dengan lebar parit (30-40 cm), Pemberian pupuk kandang yang telah di fermentasi sebanyak (40 ton/ha) Dan pupuk NPK (15-15-15 sebanyak 1,2 ton/ha). Persiapan selanjutnya melakukan pengadukan atau pencacakan bedengan, Agar pupuk yang telah di berikan bercampur dengan tanah, Kemudian lakukan penugalan untuk pembuatan lubang Tanah.

Persiapan Bibit Dan Penanaman Budidaya Bawang Merah

Persiapan bibit penanaman bawang merah membutuhkan rumah atau sungkup pembibitan untuk melindungi bibit muda. Kebutuhan benih bawang merah sebanyak 3 kg/ha, Dan pilih lokasi persemaian yang tanahnya subur dan intensitas cahaya matahari sempurna. Kemudian cangkul tanah sedalam 30 cm hingga gembur, Lalu keringanginkan selama (2 minggu), Dan buat bedengan dengan ukuran lebar (80-100 cm dan tinggi 30 cm). Kemudian berikan pupuk kandang yang telah difermentasi sebanyak (2 kg/m2), NPK (15-15-15 sebanyak 10 gram /m2). Buat Alur-alur dangkal dengan arah alur memotong panjang bedengan. Dan jarak antar alur (5-10cm). Terus di tebar biji bawang merah secara merata pada alur, Kemudian tutup tipis dengan tanah. Untuk mempercepat perkecambahan benih permukaan, Media di tutup dengan menggunakan kain goni, Dan dapat juga menggunakan mulsa PHP. kemudian di jaga dengan keadaan lembab.

Pembukaan penutup permukaan media semai di lakukan apabila benih telah berkecambah, Baru kemudian benih di sungkup dengan menggunakan plastik transparan. Permukaan sungkup di mulai pada Jam (07.00 - 09.00), Lalu di buka lagi pada Jam (15.00 - 17.00).

Pada umur 7 hari menjelang tanam sungkup harus di buka secara penuh untuk penguatan tanaman. Penyiramanya jangan terlalu basah, di lakukan di setiap pagi. Penyemprotan menggunakan fungisida berbahan aktif imidakloprid di lakukan pada umur 15 hss atau (Hari setelah semai). Dosis/konsentrasi 1/2 dosis terendah.

Bibit bawang merah berumur 30 hari siap untuk di tanam, Sebelum di tanam bibit yang telah di cabut di rendam di dalam larutan karbofuran (Konsentrasi 1 gr/liter selama 2 Jam). Tanaman berjumlah satu per titik tanam, Diusahakan posisi berdiri tegak, Dan jarak tanam ideal untuk musim kemarau (10 cm x 5 cm) Sedangkan untuk musim penghujan dapat di perlebar (10 cm x 10 cm). Kemudian padatkan tanah dekat pangkal batang secara Pelan-pelan.

Penyulaman Budidaya Bawang Merah 

Penyulaman di lakukan sampai umur tanaman 2 minggu. Tanaman bawang merah yang telah terlalu tua apabila masih terus di sulam akan mengakibatkan pertumbuhan tidak seragam, Hal seperti ini akan berpengaruh terhadap keseragaman Pemanenan.

Sanitasi Lahan Dan Pengairan Budidaya Bawang Merah

Sanitasi lahan dan pengairan bawang merah Meliputi : Pengendalian gulma/rumput (Penyiangan), Pengendalian air pada saat di musim hujan sehingga tidak muncul genangan air serta pencabutan tanaman bawang merah yang terserang hama penyakit. Penyiangan di lakukan sebelum melakukan pemupukan susulan, Baik itu pemupukan susulan maupun ke 2. Dan penyiangan gulma dapat di cabut secara manual atau menggunakan alat (Gosrok/landak). Pengairan di berikan secara terukur, dengan penggenangan atau pengeleban 2 hari sekali selama (15-30 menit) Dan tergantung pada kondisi kelembaban tanah.

Pemupukan Susulan Budidaya Bawang Merah

Pemupukan susulan budidaya bawang merah meliputi pupuk akar dan pupuk daun. Pupuk akar di berikan secara larikan, Di benamkan di dalam tanah sedalam 10 cm sebanyak 2 kali. Pemupukan pertama di lakukan pada umur 10 HST atau (10 hari setelah tanam) Dengan menggunakan pupuk NPK (15-15-15 sebanyak 150 kg/ha) Dan urea sebanyak (50 kg/ha). Pemupukan ke 2 di lakukan pada umur (30 HST) Menggunakan pupuk NPK (15-15-15 sebanyak 200 kg/ha).

Pupuk daun kandungan Nitrogen tinggi di berikan pada umur (14 HST) Dengan konsentrasi (2 gr/liter), Sedangkan pupuk daun kandungan Phospat serta kalium tinggi di berikan umur (30 HST dan 45 HST). Pemupukan phospat dan kalium tinggi menggunakan pupuk MKP Dengan konsentrasi (2 gr/liter pada umur 30 HST) Dan konsentrasi 4 gr/liter pada umur 45 HST.

Pengendalian Hama Penyakit Tanaman Bawang Merah 

Ulat Tanah (Agrotis ipsilon Hufn) : Larva ulat tanah aktif menyerang tanaman bawang merah pada malam hari dengan cara memotong pangkal batang tanaman muda, Sedangkan pada siang harinya Larva ulat bersembunyi di dalam Celah-celah tanah. Yang biasanya dengan posisi tubuh melingkar. Pengendalian hama ini secara kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif karbofuran. Dosis/konsentrasi sesuai dengan petunjuk pada kemasan.

Hama Putih (Thrips tabaci Lind) : Siklus hidup Thrips berlansung selama 3 minggu. Di daerah tropis, Siklus hidup hanya berlangsung selama 7-12 hari, Sehingga dalam 1 tahun dapat mencapai 5-10 generasi. Setiap ekor Shtrips betina dapat menghasilkan telur sebanyak (80-120 butir) Selama hidupnya. Gejala serangan dapat diamati pada daun muda atau pucuk daun.

Nimfa dan imago menyerang tanaman bawang merah dengan cara menghisap cairan daun. Bagian tanaman yang terserang akan ternoda yang berwarna putih mengkilap seperti Perak. Kemudian berubah menjadi Kecoklatan berbintik hitam. Serangan berat menyebabkan tanaman mati serta umbi yang di hasilkan berukuran kecil bermutu rendah. Pengendalian hama Thrips menggunakan insektisida berbahan aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau landasihalotrin. Dosis/konsentrasi sesuai dengan petunjuk pada kemasan.

Ulat Bawang :Ulat bawang tanaman bawang merah adalah (Spodoptera exiqua). Larva ulat bawang menyerang tanaman bawang merah dengan cara membuat lubang pada daun bagian ujung, Kemudian masuk kedalam daun dan memakan daun bagian dalam, Tetapi epidermisbagian luar tetap dibiarkan, Akibatnya daun tersebut tampak bercak-bercak berwarna putih, Apabila di terawang tembus cahaya. Jika populasi ulat bawang merah sangat banyak dapat menyerang umbi bawang merah tersebut. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif Sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Penyakit Tanaman Bawang Merah

Layu Fusarium : Layu fusarium menyerang tanaman bawang merah pada bagian dasar umbi lapis, sehingga pertumbuhan akar dan umbi bawang merah terganggu. Gejala serangan dapat diamati secara visual, Yaitu daun menguning cendrung terpelintir, Dan tanaman mudah di cabut karena akarnya membusuk. Pada dasar umbi terlihat cendawan putih, sedangkan pada umbi lapis jika di potong membujur terlihat pembusukan yang berawal dari dasar umbi, Kemudian meluas ke atas dan kesamping.

Tanaman bawang merah mati mulai dari ujung daun, kemudian menjalar hingga ke pangkal daun. Upaya pengendalian yang dapat di lakukan antara lain meningkatkan pH tanah, Memusnahkan tanaman bawang merah yang terserangDan melakukan penggiliran tanaman serta penyemprotan kimiawi dengan menggunakan fungisida berbahan aktif benomil, metalaksil, atau propamokarb hidroklorida. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Ngelumpruk : Penyakit ini di sebabkan oleh cendawan Stemhylium vesicarium (Wallr Simmons) Gejala serangan penyakit ngelumpruk ini pada tanaman bawang merah adalah terdapar bercak Kekuning-kuningan yang tumbuh sangat banyak pada seluruh bagian tanaman. Penyebaran penyakit berlangsung sangat cepat sesuai dengan arah bertiupnya angin di areal pertanaman.

Cendawan Stemhylium vesicarium mampu mematikan tanaman secara serentak. Kumpulan tanaman yang mati serentak terlihat seperti tersiram air panas, Pada kondisi kelembaban udara tinggi dan berangin, Maka infeksi dapat secara tunggal maupun berasosiasi dengan cendawan Altemaria porri. Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, Contoh bahan aktif yang dapat di pergunakan adalah benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, Dan fungisida kontak. Contoh bahan aktif yang bisa di gunakan adalah Klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Bercak Cercospora : Penyakit bercak cercorpora ini di sebabkan oleh cendawan Cercospora duddidae (Walles) Gejala serangan penyakit bercak cercospora pada tanaman bawang merah adalah terjadinya bercak klorosis pada ujung daun, Dan sering tampak terpisah dengan infeksi pada pangkal batang. Daun tampak Belang-belang.

Bercak klorosis berbentuk bulat berwarna pucat dan bergaris tengah (3-5 mm). Pusat bercak berwarna coklat serta terdapat Bintik-bintik yang merupakan konidiofora jamur. Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, Contoh bahan aktif yang dapat di pergunakan adalah benmil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, Atau tebukonazol, dan fungisida kontak. Conth bahan aktif yang dapat di pergunakan adalah Klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Bercak Alternaria : Bercak alternaria ini di sebabkan oleh cendawan Alternaria porri (Ell.) Gejala serangan penyakit bercak Alternaria pada tanaman bawang merah adalah adanya bercak pada daun dengan pusat bercak berwarna ungu atau ungu lebih gelap. Pada daerah tersebut dapat di temukan konidiofor yang mampu berkecambah membentuk konidiospora.

Infeksi awal pada tanaman bawang merah di tandai adanya bercak berukuran kecil, melekuk kedalam, berwarna putih dengan pusat bercak berwarna ungu atau Abu-abu. Apabila cuaca lembab, Bercak berkembang hingga menyerupai Cincin, Dan bagian tengahnya berwarna ungu dan pada tepinya kemerahan serta di kelilingi warna kuning yang bisa meluas. Pada jung daun mengering atau bahkan patah. Permukaan bercak pada akhirnya berwarna coklat kehitaman.

Serangan parah berlanjut pada umbi, Yang menyebabkan umbi membusuk berwarna kuning lalu menjadi berwarna merah kecoklatan. Umbi membusuk dan berair di mulai dari bagian leher, Kemudian jaringan umbi yang terinfeksi mengeringserta berwarna gelap. Penyakit bercak daun Altenaria porri dapat di kendalikan secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, Contoh bahan aktif yang dapat di gunakan adalah, benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, dan fungisida kontak. Contoh bahan aktif yang dapat di pergunakan adalah klorotanonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Embun Bulu : Penyakit embun bulu ini di sebabkan oleh cendawan Peronospora destructor (Berk) Casp. Serangan cendawan peronospora destructor bersifat sistemik dan lokal. Gejala serangan penyakit embun bulu pada tanaman bawang merah terjadi pada awal pertumbuhan. Infeksi terlihat terutama pada saat daun basah terkena embun, terlihat warana putih yang menyerupai Bulu-bulu halus. Apabila tanaman mampu bertahan hidup maka pertumbuhanya akan terhambat. Daun berwarna hijau pucat. Infeksi pada daun mampu menyebar kebawah mencapai umbi lapis, Kemudian menjalar keseluruh lapisan hingga berwarna coklat.

Penyakit embun bulu dapat di kendalikan secara kimiawi dengan menggunakan fungisida sistmik, Contoh bahan aktif yang bisa di gunakan adalah, benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, dan fungisida kontak. Contoh bahan aktif yang bisa di gunakan adalah klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Antraknosa : Antraknosa pada tanaman bawang merah adalah cendawan (Colletrotichum gloespoiroidespenz). Kerusakan tanaman bawang merah akibat serangan penyakit antraknosa bisa mencapai (50-100%). Penyakit ini sangat berpotensi menimbulkan kegagalan. Gejala serangan dapat dilihat secara fisiologis.Tanaman mati serentak secara cepat,serangan awal di tandai adanya gejala bercak putih pada daun, Kemudian akan terbentuk lekukan ke dalam (invaginasi), Berlubang dan patah karena terkuai tepat pada bercak tersebut. Jika serangan berlanjut akan membentuk koloni konidia yang berwarna merah muda. Lalu berubah menjadi coklat tua, Dan akhirnya menjadi kehitaman.

Umbi akan membusuk serta daun mengering. Penyakit antraknosa dapat di kendalikan secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik. Contoh bahan aktif yang dapat di pergunakan adalah Benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, dan fungisida kontak. Contoh bahan aktif yang bisa di gunakan adalah klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb.

Panen : Tanaman bawang merah dapat di panen pada umur (60-70 hss) di dataran rendah (80-100 hss) di dataran tinggi. Tanaman bawang merah siap panen di tandai sesuai cacatan sebagai berikut :

1. Pangkal daun jika di pegang sudah lemah.
2. 70-80% daun berwarna kuning.
3. Daun bagian atas mulai rebah.
4. Umbi bawang merah kelihatan tersembul diatas permukaan tanah.
5. Sudah terjadi pembentukan pigmen merah dan timbulnya bau bawang merah yang Khas, Serta terlihat warna merah tua atau merah keunguan pada umbi bawang merah.

Panen sebaiknya di lakukan dalam keadaan kering dan cuaca cerah. Untuk menghindari umbi yang tertinggal di dalam tanah, 1-2 hari sebelum panen di lakukan penyiraman terlibih dahulu menggunakan air, Panen di lakukan dengan mencabut seluruh tanaman secara Berhati-hati. Kemudian di setiap satu genggam di ikat dengan 1/3 daun bagian atas. Pengikatan bertujuan untuk memudahkan penanganan beriutnya.

Sekian terimakasih karena anda telah menyimak dan membaca artikel Tips Terbaik Budidaya Bawang Merah Tersebut, semoga banyak manfaatnya untuk anda tentunya pengunjung saya http://irianjayasehat.blogspot.com/2013/09/tips-terbaik-budidaya-bawang-merah.html

Wednesday, September 25, 2013

Tips Terbaik Budidaya Ikan Koi

Ikan Koi (Bahasa Tionghoa dan bahasa Jepang, Romaji Koi) Adalah jenis ikan karper Cyprinus carpio yang di pelihara untuk menghias ruangan rumah, Yang berasal dari Tiongkok dan banyak tersebar di Jepang. Ikan koi tersebut berkerabat dekat dengan ikan Mas. Karena itu banyak Orang-orang menyebutnya ikan mas koi, Yang sebenarnya adalah (Misnomer). Ikan koi dianggap juga membawa keberuntungan.

Ikan koi termasuk kedalam golongan ikan carp (karper). Dan harga koi sangat di tentukan berdasarkan bentuk badan dan kualitas tampilan warnanya. Ikan koi pertamakali di kenal pada dinasti (Chin tahun 265 dan 316 masehi). IKan koi dengan keindahan warna dan tingkah laku seperti yang telah kita ketahui pada saat ini. Mulai di kembangkan di negara Jepang pada 200 tahun yang lalu di pegunungan (Niigata) oleh petani (Yamakoshi).

Tips Terbaik Budidaya Ikan Koi


Pemuliaan yang di lakukan Bertahun-tahun menghasilkan garis keberuntungan yang menjadi standar penilaian Koi. Beberapa varietas yang tersebar keseluruh dunia di golongkan Asosiasi koi Jepang (en Nippon Airinkai) Menjadi 13 kelompok antara lainya : (Bekko, Utsurinomo, Asagi-Shusui, Goromo, Kawarimono, Ogon dan Hikari-moyomono). Sedangkan 5 golongan utama Yaitu adalah : (Kohaku, Sanke, Showa, Hirarinuji, dan kawarigoi).

Taksonomi Koi. Sebagaai Berikut :

1. Philum : Chordata
2. Kelas : Actinopterygii
3. Ordo : Cyprinoformes
4. Famili : Cyprinnidae
5. Genus : Cyprinus
6. Spesies : Carpio

Nilai koi tergantung dari Ukuran, Bentuk serta keseimbangan pola dan intensitas warna kult. Koi yang terbaik adalah yang memiliki intensitas, Keseimbangan dan kejernihan warna terbaik. Apabila anda membeli anak koi atau koi kecil sebaiknya di pilih yang memiliki kepala besar, Yang biasanya akan tumbuh menjadi ikan dengan tubuh yang besar, Dan bentuk yang paling baik adalah seperti (Torpedo).

1. Pemilihan Lokasi Dan Konstruksi Wadah

Ikan koi secara alami akan hidup di air deras sehingga membutuhkan air jernih dan berkadar oksigen yang tinggi. Pemeliharaan ikan koi yang terbaik adalah sebaiknya di kolam sehingga mudah mendapatkan makanan alami dan sinar matahari untuk merangsang pewarnaan tubuh ikan koi tersebut. Kolam sebaiknya di naungi karena karena sinar matahari yang terlalu banyak menyebabkan suhu air kolam meningkat dan air kolam menjadi keruh akibat (Blooming fitoplankton).

Koi yang berukuran kecil dapat di tempatkan di Akuarium, Walaupun ini tidak dapat menjadi habitat permanen. Jika di pelihara dengan dalam kelompok, Koi akan belajar untuk tidak mengganggu ikan yang berukuran sama, Tetapi memakan ikan yang lebih kecil. Justru koi suka menggali dasar kolam sehingga menyebabkan akar tanaman rusak.

Teknik Budidaya

Kualitas Air : Air merupakan media hidup yang sangat mempengaruhi kualitas tampilan ikan koi sehingga perlu mendapat perhatian. Kualitas air untuk mendukung perkembangan ikan koi secara optimum adalah sebagai berikut :

1. Suhu air berkisar 24-26 derajat C
2. pH 7,2-7,4 (Agak basa)
3. Oksigen minimal 3-5 ppm
4. CO2 max 10 ppm
5. nitrit max 0,2

Air yang di pergunakan haruslah terdeklorinisasi atau telah di saring dan diendapkan selama 24 jam, Air yang di pergunakan untuk pemijahan dan penetesan telur sebaiknya memiliki kandungan oksigen dan suhu yang stabil. Untuk menjamin tersedianya oksigen dapat digunakan aerator. Sedangkan suhu pada bak pemijahan diusahakan sama dengan suhu air kolam dengan tingkat perbedaan (fluktuasi kurang dari 5 derajat C).

Pakan

Koi adalah bottom feeder atau (Pemakan di dasar) dan amnivora atau (Pemakan segala). Meski demikian dia biasa makan apa saja yang bisa dia makan, Seperti pucuk daun dan berburu cacing di dasar sungai. Maka inilah gunanya sunggut yang ada pada mulut ikan. Pakan buatan untuk pembesaran ikan koi dapat di berikan dalam bentuk butiran (Pellet). Dan sumber protein utama adalah formulasi kombinasi antara antara bahan nabati Misalnya, (Tepung kedelai, Tepung jagung, Tepung gandum, Tepung daun, dan lain sebagainya) Dan juga bahan hewani seperti, (Tepung ikan, Tepung kepala udang, Tepung cumi, Kekerangan, Dan lain sebagainya). Serta multi vitamin dan mineral seperti (Ca, Mg, Zn, Fe, Co) Sebagai pelengkap pakan.

Kualitas pakan sangat menentukan tampilan warna sebagai daya tarik ikan koi tersebut, sehingga banyak upay telah di lakukan dengan menggunakan bahan pakan yang mengandung zat pigmen seperti karotin (Warna jingga), Rutin (Kuning) Dan Astasantin (Merah). Zat-zat tersebut terkandung pada tubuh hewan dan tumbuhan tertentu seperti wortel, mengandung zat karotin, sedangkan ganggang, chlorella, kubis, cabai hijau, mengandung rutin. spirulina, kepiting, dan udang mengandung astasantin. Para pembudidaya pada saat ini tidak perlu lagi menyiapkan pakan sendiri, Karena telah tersedia di pasaran pakan koi yang telah di formulasi sesuai dengan kebutuhan nutrisi dan zat untuk pembentukan warna ikan koi tersebut.

Pakan Alami Atau Pakan

Misalnya, cacing darah, cacing tanah, daphnia, cacing tubifex, sangat cocok di berikan pada benih koi (Hingga bobot 50 g/ekor) Karena lebih mudah di cerna oleh benih, sesuai dengan kondisi sistem pencernaan. Selain dari itu koi juga dapat memakan phitoplankton di dalam kolam. Dan jumlah pakan di berikan berdasarkan jumlah ikan (bobot biomassa) dalam kolam dengan kisaran kebutuhan (3-5% /hari). Dengan frekuensi pemberian 2-3 kali per hari hal ini juga di sesuaikan dengan kondisi ikan dan media air pemeliharaanya.

Menurut pengalaman dan penelitian bertahun-ahun lamanya, telah di temukan bahan-bahan aktif yang dapat di tambahkan untuk membuat warna ikan koi lebih cemerlang. Koi yang di pelihara di kolam lumpur ternyata memiliki kualitas warna yang lebih cemerlang di bandingkan dengan yang di pelihara di kolam tembok. Ternyata ikan koi tersebut banyak memakan ganggang yang tumbuh di lumpur. ganggang yang di makan koi ternyata banyak mengandung zat karoten. Maka jika anda ingin menambah warna ikan koi lebih cemerlang, di beri makan (Krill paprika, dan daun marigold). Semuanya dapat anda campurkan dalam makananya. Banyak sumber makanan karotin ini telah dalam bentuk extract sehingga mudah di campurkan dengan pellet atau juga roti.

Pembenihan

Kolam pemijahan tidak mungkin menjadi satu dengan kolam taman, Kolam pemijahan haruslah mempunyai pintu pemasukan dan pintu pengeluaran air tersendiri. Selain dari itu, seluruh kolam haruslah di Plester dan dapat di keringkan dengan sempurna. Luas kolam pemijahan bervariasi, Untuk kolam sempit dapat menggunakan kolam seluas 3-6 m2 dengan kedalaman 0,5 m. Dan lokasi kolam cukup mendapatkan sinar matahari, tidak terlalu ribut dan terlindung dari jangkauan anak-anak dan binatang liar atau binatang peliharaan.

Jika mungkin sediakan juga kolam penetesan telur dan perawatan bebih, Kolam penetesan, Bentuknya bisa persegi panjang atau bulat. Jikalau kolam bulat, Diameternya antara 1,5-2m. Satu kolam lagi yaitu kolam untuk menumbuhkan pakan alami yang di pakai untuk Imensuplai pakan benih jika kuning telurnya telah habis. Kedalaman kolam sekitar 30 cm, Dan luas kolam antara 6-10 m2. Cukup memadai.

Bagi yang memiliki dana atau uang yang cukup dinidng kolam dapat di lapisi vinil yaitu bahan yang biasa untuk membuat bak fiberglass. Dengan lapisan vinil tersebut Kolam tersebut lebih terjamin kebersihanya dan efek-efek dari semen dapat hilang.

Induk yang baik adalah induk yang memiliki vola warna yang bervariasi cerah simetris dengan bentuk tubuh seperti terpedo dengan berat badan minimal 1 kg. Kebanyakan para pembudidaya memilih untuk membeli Koi yang berkualitas baik untuk calon induk dengan ukuran 5-8 cm. Yang harga murah untuk di besarkan menjadi induk.

Secara alami carp memijah pada musim semi dan menjadi matang gonat dengan menaikkan suhu air. Kemudian induk jantan dan betina di tempatkan di dalam wadah terpisah (Untuk menghindari bertelur yang tidak di inginkan) Dan tidak di beri pakan selama beberapa hari.

Koi tersebut dapat memijah secara alami dan buatan yaitu dengan rangsangan hormon yang di suntikkan pada tubuh induk betina untuk mempercepat proses pembuahan. penyuntikan Pituitary Gland (PG, Nama dagang ovaprim). dengan dosis 0,2 mg/kg bobot ikan untuk satu kali penyuntikan.

Ovulasi ikan terjadi 10 jam setelah penyuntikan, Sistem pemijahan tampa pengurutan/Stripping ini di sebut pemijahan semi alami yang lebih aman karena tampa melukai ikan. Apabila ikan sulit melakukan pemijahan alami sehingga perlu bantuan proses pembuahan buatan. Maka di lakukan pengurutan telur dan sperma (Stripping) yang merupakan pilihan Terakhir.

Induk betina dalam sekali pemijahan dapat menghasilkan 75.000 telur/kg berat badan. Dan perbandingan jumlah induk dalam proses pemijahan adalah 2 betina dan 1 jantan. Yang biasanya telur yang di keluarkan oleh induk betina menempel pada Substrat (Injuk) yang segera di buahi oleh sperma jantan. Setelah telur di buahi sebaiknya di pisahkan dari induk. Dengan memindahkan induk dari wadah pemijahan atau sebaliknya telur yang diangkat dan di pindahkan kedalam wadah Penetesan.

Pendederan

Telur yang telah di buahi akan menetas setelah 24-48 jam dan tergantung suhu. Selama penetesan, Kedapatan telur adalah 1 kg/5 liter air, larva yang beru menetas belum memerlukan pakan selama 3-4 hari, Karena masih mempunyai kantong kuning telur.

Menjelang kuning telur habis perlu di berikan pakan alami berupa Naupli artemis atau pakan alami lain yang seukuran. Kemudian secara bertahap dapat di berikan pakan buatan berupa butiran kering (Pellet). Dalam 5 hari sesudahnya 1 juta larva memerlukan 7 kg artemia, Atau sekitar 0,5-2 kg/hari. Pada tahapan ini larva di tebar pada kedapatan 20-40 larva/liter. Untuk menghasilkan 1 juta fingerling memerlukan sekitar 25 kg telur artemia. Sintasan selama 9 hari adalah 50-80%. Ikan yang seberat 10 mg dapat di jual seharga US$0,25 Atau sekitar Rp.25.00.

Larva yang berbobot 0,25 g di berikan pakan buatan (Butiran) kering dan dapat di dederkan ke kolam hingga ukuran fingerling (2 gram). Pendederan terbagi 2 tahap, Yaitu, Pendederan pertama selama 2 bulan pemeliharaan hingga larva mencapai ukuran fingerling (2-3 cm). Pendederan ke dua di lakukan dalam kolam yang diolah untuk menumbuhkan pakan alami dan dilakukan seleksi juga penjarangan (Mengurangi kepadatan). Penjarangan tersebut betujuan untuk memberi ruang gerak yang cukup bagi Ikan Koi tersebut. Dan seleksi bertujuan untuk mendapatkan ikan koi yang berkualitas baik dan bagus.

Waktu yang di perlukan dari telur hingga mencapai ukuran fingerling (2 gram) adalah 6-8 munggu dengan nilai sintasan (SR) 55%. Sedangkan untuk mencapai ukuran 5-8 cm di perlukan waktu 4 bulan. Kualitas ikan koi (Pola dan warna) tergantung pada tetuanya. Dari hasil seleksi ukuran fingerling, yang afkir mencapai 25-50%. Dari 1 juta telur dapat di hasilkan 225.000-338.000 ekor fingerling yang berkualitas baik (22-33%).

Pewarnaan

Kualitas koi di tentukan oleh pola warna, kesesuaian jenis koi dan kejelasan warna. pola warna yang simetris dengan batasan jelas antar warna menunjukan kualitas yang baik. Genotip menetukan jumlah dan jenis sel pigmen serta Kromatofora menghasilkan warna juga di pengaruhi otak ikan. Ikan pada wadah gelap cendrung berwarna gelap, Begitu juga sebaliknya Warnaapat berubah apabila ikan mengalami tekanan atau (Stres).

Biasanya ikan yang tumbuh lambat mempunyai warna yang lebih baik dari pada ikan yang utmbuh cepat, Karena figmen bisa diubah dan di gunakan untuk pertumbuhan tubuh. Seumur hidupnya ikan koi dapat menyimpan dan menggunakan pigmen tersebut. Koi muda yang berwarna pucat apabila di berikan pakan berfigmen selama 6 minggu sebelum dipasarkan akan berwarna menarik. Intensitas warna tergantung dari jumlah figmen dalam Kromatofora. Figmen dapat muncul dengan adanya karotenoid di dalam pakan.

Pra Panen

Koi tumbuh sekitar 2 cm perbulan dan pada usia 60 tahun dapat mencapai panjang hingga 1 meter. Apabila koi telah mencapai ukuran pasar yaitu 20 cm dapat di panen dan di lakukan seleksi akhir. Dengan memisahkan jenis, ukuran dan pola warna tubuhnya. Dari hasil seleksi ini Koi yang terpilih tersebut di besarkan di dalam bak atau kolam semen sampai menunggu harga pasar yang baik.

Dalam penampungan akhir-akhir ini ikan dapat di perbaiki bentuknya, Jika terlalu besar atau gemuk di buat lansing atau terlalu kurus di buat lebih gemuk. Pemeliharaan berikutnya diusahakan tidak terlalu padat, akan lebih baik jika di dalam bak di lengkapi aerator sehingga kesegaran air terjamin, Dengan pemberian pakan yang baik dapat meningkatka kualitas warna tubuh ikan Koi tersebut.


Sekian terimakasih karena anda telah menyimak dan membaca artikel Tips Terbaik Budidaya Ikan Koi tersebut, Semoga banyak manfaatnya untuk anda tentunya pengunjung  saya http://irianjayasehat.blogspot.com/2013/09/tips-terbaik-budidaya-ikan-koi.html

Tuesday, September 17, 2013

Tips Terbaik Budidaya (Menanam) Bawang Putih

Bawang putih adalah nama tanaman dari genus Allium sekaligus nama dari umbi yang di hasilkan. Umbi dari tanaman bawang putih merupakan bahan utama untuk bumbu dasar masakan Indonesia. Bawang mentah penuh dengan senyawa-senyawa sulfur, Termasuk zat kimia yang di sebut alliin yang membuat bawang putih mentah terasa getir atau angur.

latar belakang bawang putih (Allium sativum L). Selain merupakan jenis sayuran yang sangat penting, Juga merupakansalah satu sumber pertumbuhan baru ekonmi dalam pembangunan pertanian. Bawang putih ini dianggap sebagai kmditas ptensial terutama untuk subtisusi impor, Dan dalam hubunganya dengan penghematan divisa. Perkembangan terakhir (2006), Impor bawang putih indonesia berjumlah (295 ribu ton) dengan nilai tidak kurang dari (US $ 103 juta atau sebesar Rp 927 Milyar). Untuk memenuhi kebutuhan komsumsi dalam Negri.

Tips Terbaik Budidaya (Menanam) Bawang Putih


Masalah yang di hadapi dalam budidaya bawang putih sampai saat ini adalah varietas bawang putih yang berkembang di indnesia pada umumnya memiliki potensi hasil yang jauh lebih rendah di bandingkan dengan ptensi hasil bawang putih di daerah suptrpis. Begitu juga tingkat pengusahaanya terbatas di daerah dataran yang tinggi (800 m dpl) Dengan demikian dengan adanya Jenis-jenis bawang putih yang ccok diusahakan di dataran rendah merupakan peluang baru dalam pembangunan pertanian, Khususnya untuk ekstensifikasi bawang putih dalam negri bagi pemenuhan kebutuhan komsumsi bawang putih yang terus meningkat tiap tahunya. Menurut data Susenas, Komsumsi per kapita bawang putih penduduk indnesia mencapai 1,13 kg/tahun, Sehingga kebutuhan bawang putih nasinal pertahun mencapai sekitar (250 ribu ton). D. I. Yogyakarta mempunyai varietas bawang putih dataran rendah yaitu (Lumbu Putih).

Persyaratan Ekolgis

1. Tanaman bawang putih dataran rendah tumbuh pada hampir semua jenis tanah, Namun yang terbaik pada tanah yang berstruktur sedang (Lempung sampai lempung berpasir).

2. pH tanah yang cocok adalah (5,6 - 6,8) dan dranasenya baik.

3. Walaupun pada umumnya bawang putih tersebut tahan di suhu panas, Namun hanya dapat tumbuh dengan baik pada daerah yang memiliki suhu yang dingin (25' C Pada Bulan-bulan tertentu).

4. Suhu dingin tersebut di perlukan terutama pada saat pembentukan dan pembesaran umbi tanaman, Di Negara Indonesia, Waktu tanam terbaik untuk bawang putih dataran rendah yaitu pada bulan Mei, Juni, Dan Juli.

Teknologi Budidaya

1. Lahan di buat dengan bedengan dengan lebar bedengan (1,2 - 1,75 m) Dengan jarak parit antar bedengan (40 - 50 cm) sedangkan panjang bedengan di sesuaikan dengan lahan yang tersedia.

2. Kemudian diistirahatkan sekitar 2 minggu, Selanjutnya di olah 2 -3 kali sehingga permukaan tanahnya cukup halus.

3. 2 - 3 sebelumnya tanam tanam di lakukan pemberian pupuk dasar yaitu menggunakan pupuk kandang, (10 - 15 ton/ha) Atau pupuk kompas (2 ton/ha) Dan (SP - 36 sebanyak 200 - 300 kg/ha)

4. Umbi bibit yang telah di seleksi (Dalam bentuk Siung-siung) Di tanam di bedengan dengan kedalaman 1/4 - 1/2 tinggi siung bibit, Kemudian di tutup dengan mulsa jerami padi setebal 3 - 5 cm.

5. Pemupukan susulan di lakukan sebanyak 3 kali, yaitu pada umur 15, 30 dan 45 hari setelah tanam dengan menggunakan campuran pupuk 200 kg ZA + 100 kg urea dan tambah 100 kg KCL/ha untuk setiap kali pemberian pupuk susulan, Caranya : Pupuk di sebar antara barisan tanaman kemudian di ikuti dengan penyiraman.

Pemeliharaan Tanaman

Penjarangan Dan Penyulaman :Bawang yang di tanam Kadang-kadang tidak tumbuh, Karena kesalahan teknis penanaman atau faktor Bibit. Tidak mengherankan jika dalam suatu lahan ada tanaman yang tidak tumbuh sama sekali. Ada yang tumbuh lalu mati, Dan juga ada yang tumbuhnya tidak sempurna samasekali, Apabila keadaan ini di biarkan saja, Maka produksi yang di kehendaki tidak tercapai, Oleh sebab itu untuk mendapatkan pertumbuhan yang seragam, Seminggu setelah tanam di lakukan penyulaman terhadap bibit yang tidak tumbuh atau pertumbuhanya tampak tidak sempurna. Biasanya untuk penyulaman di persiapkan bibit yang di tanam sekitar tanaman pokok atau juga di siapkan di tempat yang khusus. Persiapan bibit cadangan ini di lakukan bersamaan dengan penanaman tanaman pokok.

Penyiangan : Pada penanaman bawang putih, Penyiangan dan penggemburan dapat di lakuan 2 kali atau lebih, Hal seperti ini sangat tergantung pada kondisi selama satu musim tanam. Penyiangan dan penggemburan yang pertama kali di lakukan pada saat tanaman berumur 2-3 minggu setelah tanam. Adapun penyiangan berikutnya di laksanakan pada umur 4-5 minggu setelah tanam, Dan apabila gulma masih leluasa tumbuh, Perlu sekali di siang kembali, Pada saat umbi terbentuk, Penyiangan dan penggemburan harus di lakukan dengan hati-hati agar tidak merusak akar dan umbu yang baru.

Pembubunan : Dalam penanaman bawang putih perlu di lakukan pembubunan, Pembubunan terutama di lakukan pada tepi bedengan yang sering kali lonsor ketika di airi. Pembubunan sebaiknya mengambil tanah dari selokan atau parit di sekeliling bedengan, Agar bedengan menjadi lebih tinggi dan parit menjadi lebih dalam sehingga drainase menjadi normal kembali. Pembubunan juga berfungsi memperbaiki struktur tanah dan akar yang keluar di permukaan tanah tertutup kembali sehingga tanaman berdiri kuat dan ukuran umbi yang di hasilkan dapat lebih Besar.

Pemupukan : Pemberian pupuk di lakukan dengan 2 Tahap, Yaitu sebelum tanam atau persamaan dengan penanaman sebagai pupuk dasar dan sesudah penanaman sebagai pupuk susulan. Unsur hara utama yang di perlukan dalam pemupukan adalah N, P, dan K dalam bentuk N, P205, dan K20. Unsur-unsur hara lainya dapat terpenuhi dengan pemberian pupuk kandang. Perkiraan dosis dan waktu aplikasi Pemupukan.

Bawang putih memerlukan sulfur dalam jumlah yang cukup banyak. Unsur ini mempengaruhi rasa dan aroma cciri khas bawang putih. Oleh sebab itu apabila menggunakan KCI sebagai sumber kalim. Maka sebagai sumber nitrogen sebaiknya menggunakan pupuk ZA. Jika sebagai sumber nitrgen di gunakan urea. Maka untuk sumber kalium sebaiknya di gunakan ZK. Hal seperti ini di lakukan agar kebutuhan sulfur tetap terpenuhi, Berdasarkan kebutuhan unsur hara yang diatas. Jumlah pupuk yang akan di pergunakan dapat di hitung berdasarkan jenis dan kandungan unsur hara nya.

Aplikasi pemupukan di lakukan dengan membenamkan pupuk di dalam larikan di samping barisan tanaman seperti cara memberikan pupuk dasar. Penggunaan pupuk anorganik ini dapa di imbang dengan pemberian pupuk organik maupun kompos yang di sesuaikan dengan kebutuhan tanaman.

Pengairan Dan Penyiraman : Penyiraman air dapat di lakukan dengan menggunakan gembor atau dengan menggenangi saluran di air di sekitar bedengan. Cara yang terakhir di namakan sistim Leb. Penyiraman dengan gembor, Untuk bawang yang baru di tanam, di usahakan lubang gembornya kecil agar air yang keluar juga kecil, Sehingga tidak merusak tanah di sekitar Bibit. Apabila air yang keluar Besar, Maka posisi benih dapat berubah, Bahkan dapat mengeluarkanya dari dalam Tanah.

Pada awal penanaman, Penyiraman di lakukan setiap hari, Dan setelah tanaman tumbuh baik, Frekuensi pemberian air di jarangkan, Menjadi seminggu sekali. Pemberian air di hentikan pada saat tanaman telah tua atau menjelang panen. Kira-kira berumur 3 bulan setelah tanam atau pada saat daun tanaman telah mulai menguning.

Panen 

Ciri-ciri Dan Umur Panen : Bawang putih yang hendak di panen harus mencapai cukup umur, Dan tergantung pada varietas juga daerah, Umur panen yang biasa di jadikan pedoman adalah antara (90-120) Hari. Ciri-ciri bawang putih yang siap panen adalah sekitar 50 prosen daun telah menguning atau kering dan tangkai batang keras.

Cara Panen : Bawang putih di dataran rendah biasanya telah siap di panen pada umur 80-100 hari, Tergantung pada kesuburan tanaman di lapangan. Ciri-ciri tanaman bawang putih siap di panen, Daun tanaman 50 % telah menguning atau kering dan tangkai batangnya telah keras. Cara panen dapat di lakukan dengan pencabutan lansung terutama pada tanah yang ringan dan pencukilan di lakukan pada Tanah-tanah berstruktur agak berat. Hasil tanaman di ikat sebanyak 30 tangkai Dan tiap ikat di jemur selama 1-2 Minggu.

Periode Panen : Tanaman bawang putih dapat di panen setelah berumur (95-125 hari) untuk varietas lumbu hijau dan umur antara (85-100 hari) Untuk varietas lumbu kuning. Setelah pemanenan Lahan dapat di tanam kembali setelah di biarkan selama beberapa minggu dan diolah terlebih dahulu, Atau dapat pula di tanami tanaman lainya untuk melakukan rotasi tanaman.

Pasca Panen 

Pengumpulan : Setelah memanen di lakukan pengumpulan dengan cara mengikat batang semu bawang putih menjadi Ikatan-ikatan kecil, Dan di letakkan diatas anyaman daun kelapa, Sambil di keringkan untuk menjaga dari kerusakan dan mutunya tetap membaik.

Penyotiran Dan Penggolongan : Sortasi di lakukan untuk mengelompokkan Umbi-umbi bawang putih menurut ukuran dan mutunya. Sebelum melakukan penyotiran, Umbi-umbi yang telah kering di bersihkan. kemudian akar dan daunya Di Potong-potong sehingga hanya tersisa pangkal batang semu sepanjang 2 cm. Ukuran atau kretaria sortasi umbi bawang putih adalah :

1. Keseragaman warna menurut jenis.
2. Ketuaan/umur umbi.
3. Tingkat kekringan.
4. Kekompakan susunan siung.
5. Bebas hama dan penyakit.
6. Bentuk umbi (Bulat atau lonjong).
7. Ukuran besar kecilnya umbi.

Berdasarkan ukuran umbi, Bawang putih dapat di kelompokkan menjadi beberapa kelas, Yaitu :

1. Kelas A : Umbi yang diameternya lebih dari 4 cm.
2. Kelas B : Umbi yang diameternya antara 3-4cm.
3. Kelas C : Umbi yang diameternya antara 2-3 cm.
4. Kelas D : Umbi yang kecil atau yang pecah dan rusak.

Penyimpanan : Dalam jumlah kecil bawang putih biasanya di simpan dengan cara di gantung Ikatan-ikatanya di atas Para-para. Di setiap ikatan beratnya sekitar 2 kg. Dan Para-para nya di buat dari kayu atau bambu dan di letakkan diatas dapur. Cara seperti ini sangat menguntungkan, Karena setiap kali dapur dinyalakan, bawang putih tersebut terkena Asap. Pengasapan merupakan cara pengawetan yang cukup baik. Dalam jumlah besar, Caranya adalah di simpan di dalam gudang.

Gudang yang akan di pergunakan harus mempunyai ventilasi agar bisa terjadi peredaran udara yang Baik. Kemudian, Suhu ruangan yang di perlukan antara 25-30 derajat C. Apabila suhu ruangan terlalu tinggi, akan terjadi proses pentunasan yang cepat. Kelembaban ruangan yang baik adalah 60-70 Prosen.

Pengemasan Dan Pengangkutan : Untuk memudahkan pengangkutan, Bawang putih di masukkan kedalam karung goni atau karung dari plastik dengan nyaman Tentunya. Alat pengangkutan bisa beracam-macam, Bisa gerobak, Becak, Sepeda Atau kendaraan bermotor.

Sekian terimakasih karena anda telah menyimak dan membaca artikel Tips Terbaik Budidaya (Menanam) Bawang Putih tersebut, Semoga banyak manfaatnya untuk anda tentunya pengunjung  saya  http://irianjayasehat.blogspot.com/2013/09/tips-terbaik-budidaya-menanam-bawang.html

Monday, September 9, 2013

Tips Terbaik Budidaya Udang Vannamei

Udang adalah binatang yang hidup di perairan, Khususnya, Sungai, Laut, Dan Danau. Udang dapat di temukan di hampir semua genangan air yang berukuran besar, Baik itu di air tawar Air payau, maupun air asin pada kedalaman bervariasi, Dari dekat permukaan hingga beberapa ribu meter di bawah permukaan.

Banyak crustaceae yang di kenal dengan nama Udang, Misalnya mantis shrimp dan mysid shrimp, Keduanya berasal dari kelas Malacostraca sebagai udang sejati. Tetapi berasal dari ordo yang berbeda, Yaitu, (Stomatopoda) Dan (Mysidaceae). Triops longicaudatus dan triops cancriformis juga merupakan hewan populer di air tawar, Yang di sebut dengan udang. Walaupun mereka berasal dari Notostraca, Kelompok yang tidak berhubungan.

Pendahuluan Udang Vannamei

Udang Vannamei (LitopenaeusVannamei) Merupakan salah satu jenis udang introduksi yang Akhir-akhir ini sangat banyak di minati, karena mamiliki keunggulan, Seperti tahan dari penyakit. Pertumbuhanya cepat (Masa pemeliharaan 100-110 hari) Sintasan (Tingkat Kelulushisupan) selama pemeliharaan tinggi dan nilai konversi pakan (FCR-Nya) rendah (1:1,3). Namun demikian pembudidaya udang yang modalnya terbatas masih menganggap bahwa udang vannamei tersebut hanya dapat di budidayakan secara intensif. Ternyata tidaklah sepenuhnya itu benar, Karena hasil kajian menunjukkan bahwa udang vannamei juga dapat di produksi dengan pola tradisional. Bahkan dengan pola tradisional petambak dapat menghasilkan ukuran panen yang lebih besar sehingga harga perkilogramnya menjadi lebih Mahal.

Tips Terbaik Budidaya Udang Vannamei

 
Teknologi yang tersedia pada saat ini masih untuk pola intensif, Pada hal luas areal pertambakan di Indonesia yang mencapai sekitar (360.000 ha, %) Di garap oleh petambak yang kurang mampu. Informasi teknologi pola tradisional plus untuk budidaya udang vannamei sampai saat ini masih sangat terbatas. Di harapkan dengan adanya brosur ini dapat menambah wawasan pengguna dalam mengembangkan budidaya udang vannamei pola tradisional plus. Berikut di bawah ini Tips Terbaik Budidaya Udang Vannamei.

Persiapan Tambak

1. Pengeringan (Pengolahan Tanah Dasar) : Air dalam tambak di buang, Dan Ikan-ikan liar di brantas dengan saponin, Lalu genangan air yang masih tersisa di beberapa tempat haruslah di pompa keluar, Kemudian Bak di keringkan sampai Retak-retak Jika perlu dengan cara di traktor sehingga H�S menghilang karena teroksidasi. Pengeringan secara sempourna juga dapat membunuh bakteri patogen yang ada di peralatan Tambak.

2. Pemberantasan Hama : Pemberantasan Ikan-ikan dengan sapion 15-20ppm (7,5-10 kg/ha) Dengan tinggi air tambak 5 cm.

3. Pengapungan Dan Pemupukan : Untuk menunjang perbaikan kualitas tanah dan air di lakukan pemberian kapur bakar (CaO), 1000 kg/ha Dan kapur pertanian sebanyak (320 kg/ha). Kemudian masukkan air ke tambak sehingga tambak menjadi Macak-macak, kemudian di lakukan pemupukan dengan pupuk urea (150 kg/ha) Dan pupuk kandang (2000 kg/ha).

4. Pengisian Air : Pengisian air di lakukan setelah seluruh persiapan dasar tambak telah rampung, Dan air di masukkan kedalam tambak secara bertahap. Lalu ketinggian air tersebut di biarkan di dalam tambak selama 2-3 minggu dan sampai kondisi air Benar-benar siap di beri benih Udang. Tinggi air di petak pembesaran di upayakan (=1,Om).

Penebaran : Penebaran benur udang vannamei di lakukan setelah plangton tumbuh baik (7-10 hari) setelah penumpukan. Benur vannamei yang di pergunakan adalah PL10 - PL12 berat awal (0,001g/ekor) di peroleh dari hatchery yang telah mendapat rekomendasi bebas patogen, Spesific Pathogen Free (SPF). Kreteria benur vannamei yang bagus dan baik adalah Mencapai ukuran PL - 10 atau organ ingsangya telah Sempurna, Seragam atau rata, Tubuh benih dan usus terlihat jelas, Berenang melawan arus.

Sebelum benuh di tebar terlabih dahulu di lakukan aklimatisasi terhadap suhu dengan cara mengapungkan kantong yang berisi benuh di tambak dan menyiramnya dengan Berlahan-lahan. Sedangkan aklimatisasi terhadap salinitas di lakukan dengan membuka kantong, Dan di beri sedikit demi sedikit air tambak selama 15020 menit.

Selanjutnya kantong benur di miringkan dan berlahan lahan benur vannamei akan keluar dengan sendirinya. Pemberian benur vannamei di lakukan pada saat di siang hari. Padat penebaran untuk pola tradisional tampa pakan tambahan dan hanya mengandalkan pupuk susulan 10% dari pupuk awal adalah (1-7 ekor/m�). Sedangkan apabila menggunakan pakan tambahan pada di bulan ke 2 pemeliharaan. Maka di sarankan dengan padat tebar (8-10 ekor/m�).

Pemeliharaan : Selama pemeliharaan, Di lakukan monitoring kualitas air memiliki : Suhu, Slinitas, Transparasi, pH dan kedalaman air dan oksigen setiap hari. Selain itu juga, dilakukan pemberin pemupukan urea dan TPS susulan setiap 1 minggu sebanyak 5-10% dari pupuk awal. (Urea 150kg/h)dan hasil fermentasi probiotik yang di berikan seminggu sekali, Guna menjaga ke stabilan plangton dalam tambak.

Pengapuran susulan dengan dolomit super dilakukan apabila pH berfluktuasi. Dan pakan di berikan pada hari ke 70 dimana pada saat itu dukungan pakan alami (plangton) telah berkurang atau pertumbuhan udang mulai lambat. Dosis pakan yang di berikan 5-2% dari biomassa udang  dengan frekuensi pemberian 3 kali/hari yakni (30% pada jam 7.00 dan 16.00 serta 40%pada jam 22.00).

Pergntian air yang pertama kali di lakukan setelah udang berumur 60 hari dengan volume pergantian 10% dari volume total. sedangkan pda bukan berikutnya hingga panen, volume pergantian air di tingkatkan mencapai 15-20% pada setiap priode pasang. Sebelum umur pemeliharan mencapai 60 hari hanyaa di lakukan penambahan air sebanyak yang berkurang atau hilang akibat penguapan atau rembesan. Kualitas air yang layak untuk pembesaran vannmei adalah silinitas optimal 10-25 ppt (Toleransi 50 ppt). Suhu 28-31 derajat C, Oksigen 4 ppm, Amoniak 0,1 ppm, Dan pH 7,5-8,2 Dan H�S 0,003 ppm.

Panen : Panen harus mempertimbangkan aspek harga, Pertumbuhn dan kesehatan udang. Dan panen di lakukan setelah umur pemeliharaan (100-110 hari). Perlkukan sebelum panen adalah pemberian kapur dolomit sebanyak (80 kg/ha) Dan (Tinggi air tambak 1 m), Dan mempertahankan ketinggian air (Tidak ada pergantian air) Selama 2-4 hari yang bertujuan agar udang tidak mengalami Ganti kulit atau (Molting) pada saat panen. Selain dari itu di persiapkan peralatan panen yang berupa keranjang Panen. Dan jaring di pasang di di puntu air, Jala lempar, stiroform, Ember, Baskon, Dan lampu penerangan di lakukan dengan menurunkan volume air secara grafitasi dan di bantu pengeringan dengan Pompa.

Bersaamaan dengan aktifitas tersebut juga dilakukan penangkapan udang dengan Jala. Sebaiknya panen di lakukan pada malam hari, Yang bertujun untuk mengurangi resiko kerusakan mutu Udang, Karena udang hasil panen sangat peka terhadap sinar matahari lansung. Dan udang hasil panen (tangkapan) juga harus di cuci dan di rendam kedalam Es. Selanjutnya di bawa ke cold storage. Dengan pola tradisional plus produksi Udang Vannamei 836-1050 kg/ha/musim tanam dengan sintasan 60-96%, Ukuran panen antara (55-65 ekor/kg).

Sekian terimakasih karena anda telah menyimak dan membaca artikel Tips Terbaik Budidaya Udang Vannamei tersebut, Semoga banyak manfaatnya untuk anda tentunya pengunjung  saya http://irianjayasehat.blogspot.com/2013/09/tips-terbaik-budidaya-udang-vannamei.html

Friday, September 6, 2013

Tips Terbaik Budidaya Ikan Sidat

Ikan Sidat (ordo Anguilliformes) Adalah sekelompok ikan yang memiliki tubuh berbentuk yang menyerupai Ular dan belut. Ikan ini masuk dalam ordo Anguilliformes yang terdiri atas 4 subordo, 19 famili, 110 genera, dan 400 spesies. Kebanyakan hidup di laut, Namun ada pula yang hidup di air tawar.
 
Ikan Sidat (anguilla bicolor) Termasuk familiAnguillidae, ordo Apodes. Di negara indonesia di perkirakan paling sedikit terdapat 5 jenis ikan sidat, Yaitu :

1. Anguilla encentralis
2. A. biolor bicolor
3. A. borneonsis
4. A. bicolor Pacifia
5. A. celebensis

Ikan Sidat tersebut mungkin tidak banyak di kenal orang, Ttetapi di berbagai negara ikan sidat menjadi makanan primadona yang harganya sangatlah mahal. Permintaan ekspor ikan sidat semakin terus meningkat, Dan harga jualnya juga mencengangkan. Sayangnya teknik pendederan dan pembesaran yang menjadi kunci di hasilkanya sidat berkualitas dan layak ekspor belum banyak di kuasai.

Tips Terbaik Budidaya Ikan Sidat


Ikan sidat adalah sejenis belut, Namun bentuknya lebih panjang dan besar. Ada juga yang mencapai panjangnya 50 m, Memang tidak enak di pandang, Tetapim siapa yang menyangka, Konsumen asing menganggap cita rasa ikan sidat enak dan memiliki kandungan gizi yang tinggi. Di restoran jepang ikan sidan ini bernama Unagi.

Kandungan vitamin A mncapai (4.700 IU/100 gram). sedangkan hati ikan sidat lebih tinggi lagi, yaitu mencapai (15.000 IU/100 gram). Lebih tinggi dari kandungan vitamin A mentega yang hanya mencapai (1.900 IU/100 gram).

Bahkan kandungan DHA ikan sidat (1.337 mg/100 gram), Mengalahkan ikan salmon yang hanya tercatat (820 mg/100 gram) atau (tenggiri 748 mg/100 gram).  

Sementara kandungan EPA ikan sidat mencapai 742 mg/100 gram, Lebih jauh diatas ikan salmon yang hanya 492 mg/100 dan tanggiri yang hanya 409 mg/100 gram.

Teknologi budidaya ini masih sangat baru di indonesia, budidaya ikan sidat tersebut di indonesia baru saja di temukan di sekitar tahun 2007 oleh satuan kerja tambak pandu Karawang. Yang merupakan UPT Ditjen perikanan Budidaya. Departemen kelautan dan perikanan padahal ikan sidat telah cukup lama di budidayakan di negara Jepang dan Thailand.  Asal tahu saja pengembangan budidaya kedua negara menggunakan benih dari negara Indonesia. Dilihat dari permintaan pasar dunia yang sangat besar mendorong kami untuk melakukan penelitian budidaya ikan Sidat tersebut.

Ikan sidat tumbuh di peraiaran tawar (Sungai dan Danau) hingga mencapai dewasa. Setelah itu ikan sidat dewasa beruaya kelaut dalam untuk melakukan reproduksi. Larva hasil pemijahan akan berkembang, Dan secara Berangsur-angsur terbawa arus ke peraiaran pantai. Ikan sidat yang telah menapai stadia elver (glass eel) akan beruaya dari perairan laut ke perairan tawar melalui muara Sungai.

Harga ikan sidat ini memang sangat mahal dan menggiurkan, Harga di tingkat petani ikan sidat untuk elver dengan harga jual antara (Rp. 250.000/kg) Untuk ukuran 10-20 gram berkisar antara (Rp. 20.000- Rp. 40. 000/kg). Sedangkan ukuran komsumsi >500 gram untuk jenis Anguilla bicolor pada pasar lokal Rata-rata (Rp. 75.000/kg), Jenis Anguilla marmorata (Rp.125.000-Rp. 175.000/kg).

Larva Sidat (elver) berhubungan dengan misim, Di perkirakan larva ikan sidat di mulai pada awal musim hujan. Akan tetapi pada musim tersebut faktor arus sungai dan keadaan bulan sangat mempengaruhi intensitas ruayanya.

Ikan sidat termasuk ikan karnivora. Di perairan umum ikan sidat memakan berbagai jenis hewan, Khususnya organisme benthik seperti crustacea (Udang Dan Kepiting) polichatea (Cacing larva chironomus dan bivalva serta gastropods). Aktifitas makan ikan sidat pada umumnya di malam hari (nokturnal).

Ikan sidat telah di budidayakan secara intensif di Eropa khususnya di negara Norwegia, Jermas dan Belanda serta Di Asia, Yaitu : Jepang, Taiwan, Dan China daratan. Di Negara-negara lainya seperti di Australia, Indonesia dan beberapa negara eropa, Afrika barat umumnya produksi ikan sidat masih mengandalkan dari hasil penangkapan di Alam. Ikan sidat dapat di budidayakan di dalam ruangan yang tertutup (indoor) dan di luar ruangan (outdoor). Di negara indonesia dengan suhu lingkungan yang relatif konstan sepanjang tahun maka pemeliharaan ikan sidat dapat di lakukan di luar ruangan (outdoor).

Justify secara praktis cara beternak (Budidaya) ikan sidat di kolam tanah berdinding bambu, Cara beternak ikan sidat kolan beton atau (Bak beton), Cara beternak ikan sidat pen dan cara beternak ikan sidat keramba jaring apung, Apapun jenis wadah yang di pergunakan dalam budidaya ikan sidat yang harus di perhatikan adalah bagai mana mencegah lolosnya ikan dari media budidaya. 

Lingkungan Peraiaran Yang Baik Untuk Beternak Ikan Sidat

1. Suhu : Pada pemeliharaan ikan sidat lokal : A. Bicolor bicolor, Suhu terbaik untuk memacu pertumbuhan adalah (29�C).

2. Salinitas : Pada pemeliharaan ikan sidat lokal, A. Bicolor bicolor (elver) salinitas yang dapat memberikan pertumbuhan yang baik adalah (6-7 ppt).

3. Oksigen Terlarut : Kandungan oksigen minimal yang dapat ditoleril oleh ikan sidat berkisar antara (0,5 - 2,5 ppm). 

4. pH : pH Optimal untuk pertumbuhan ikan sidat adalah (7-8).

5. Amonia (N H3 - N) Dan Nitrit (NO2-N) : Pada konsentrasi Amonia 20 ppm sebagai ikan sidat yang si pelihara mengalami methemoglobinemie dan pada konsentrasi 30 - 40 ppm seluruh ikan sidat mengalami methemmoglobinemie.

Kebutuhan Nutrien : Seperti halnya Jenis Ikan-ikan lain, Ikan sidat membutuhkan zat gizi berupa protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. Kadar protein pakan optimal adalah (45%) untuk ikan bestir (juvenil) dan sekitar (50%) untuk ikan kecil (fingerling).

Cara Beternak Ikan Sidat Pada Jaring Apung :  

1. Jaring Apung : Satu unit jaring apung memiliki empat kolam berukuran (7 x7 m), dengan jaring berukuran (7 x 7 x 2,5 m), Dan mata jaring (2,5 inchi). Untuk menghindari lolosnya ikan, di sekeliling tepian kolam bagian atas di beri penutup dari hapa dengan lebar (60 cm).

2. Benih Ikan Sidat : Benih ikan sidat (Anguilla bicolor) berbobot (15 - 20 gram) per ekor dengan panjang (20 -30 cm). Benih ikan sidat di peroleh dari pelabuhan ratu hasil tangkapan nelayan di perairan umum.

3. Padat Penebaran : Setiap kolam di tebar (100 kg) benih ikan sidat.

4. Pakan : Pakan yang di berikan adalah pakan buatan yang berbentuk pasta dengan kandungan :

a. Protein 47,93%
b. Lemak 10,03 %
c. Serat kasar 8.00%
d. BETN 8,32%
e. Abu 25,71%

Pakan diberikan sebanyak 3% dari berat total ikan konvensi pakan sebesar 1,96. Dengan konvensi tersebut akan di peroleh laju pertumbuhan Rata-rata 1,46% dengan mortalitas 9.64%.

5. Masa Pemeliharaan Dan Panen

Pemeliharaan ikan sidat pada kolam keramba jaring apung selama 7-8 bulan, dan masa panen secara bertahab dapat di mulai pada masa pemeliharaan 4 bulan. Dan ukuran ikan sidat yang di panen dapat mencapai ukuran komsumsi yaitu 180-200 gram/ekor. Pemelharaan ikan sidat pada kolam keramba jaring apung merupakan salah satu alternatif dalam rangka penganekaragaman budaya ikan pada kolam keramba jaring apung. Namun dalam penerapanya masih perlu di perhatikan kondisi serta kualitas perairanumum yang di pergunakan.

Sekian terimakasih karena anda telah menyimak dan membaca artikel Tips Terbaik Budidaya Ikan Sidat tersebut, Semoga banyak manfaatnya untuk anda tentunya pengunjung  saya http://irianjayasehat.blogspot.com/2013/09/tips-terbaik-budidaya-ikan-sidat.html

Thursday, September 5, 2013

Tips Terbaik Budidaya Cabai (Cabe) Rawit

Cabai (Cabe) Rawit atau juga cabe kathur, adalah buah dan tumbuhan (genus Capsicum). Selain di indonesia, Juga tumbuh dan populer sebagai bumbu masakan di Negara-negara Asia tenggara. Di negara malaysia, dan Singapura Cabe rawit ini di namakan cili padi, Dan di Filipina adalah siling labuyo, Kemudian di negara Thailand adalah phrik khi nu, Di kerala, India, Terdapat masakan tradisional yang menggunakan Cabai atau cabe rawit tersebut dan di namakan kanthari mulagu. Dalam bahasa inggris ia di kenal dengan nama Thai pepper atau (bird's eye chili pepper). Cabai (Cabe) ini berubah warna dari hijau menjadi merah pada saat matang. Meskipun ukuranya lebih kecil dari pada varietas cabe yang lainya, dan ia dianggap dan terbukti lebih pedas, karena kepedasanya mencapai 50.000 - 100.000 pada skala (Scoville).

Tips Terbaik Budidaya Cabai (Cabe) Rawit


Cabe (Cabai) Merupakan tanaman perdu dari famili Terong-terongan atau (solanaceae). yang memiliki nama ilmiah Capsicum sp. Cabe tersebut berasal dari benua Amerika, Dan tempatnya di daerah peru danb kemudian menyebar ke Negara-negara benua Amerika, Eropa, Dan Asia. Termasuk juga Negara Indonesia, Dan selain di negara indonesia cabe juga tumbuh dan populer sebagai bumbu masakan di Negara-negara asia tenggara lainya.

Cabe (Cabai) Dapat tumbuh baik di dataran tinggi, maupun di dataran yang rendah. Bertanam cabe rawit tersebut dapat memberikan nilai ekonomi yang cukup tinggi apabila diusakan dan bersungguh-sungguh, Jika 1 hektar tanaman cabe (cabai) rawit mampu menghasilkan (8 ton buah cabai rawit) Karena tanaman cabe rawit dapat kita usahakan selama dua setengah tahun selama musim tanam.

Tanaman cabe rawit menyukai daerah yang kering, Dan di temukan pada daerah ketinggian 0,5 - 1. 250 m dpl. Perdu setahun, Percabangan banyak Tinggi 50 - 100 cm. Dan batangnya berbuku-buku atau bagian atas bersudut. Daun tunggal, bertangkai, letak bersilangan. Helaian daun bulat telur, Ujung meruncing, pangkal menyempit, Tepi rata, Pertulangan menyirip.

Panjang 5-9,5 cm, Lebar 1,5-5,5 cm, Berwarna hijau bunga keluar dari ketiak daun. Mahkota berbentuk bintang, Bunga tunggal atau 2-3 bunga yang letaknya berdekatan, Berwarna putih, Putih kehijauan, Kadang-kadang ungu. Buahnya buah buni, Tegak Kadang-kadang merunduk, yang berbentuk bulat telur, Lurus atau bengkok, Ujung meruncing, Panjang 1-3 cm, Lebar 2,5-12 mm, Bertangkai panjang, Dan rasa yang pedas. Buah muda berwarna hijau tua, Putih kehijauan, atau putih, Dan buah yang masak berwarna merah terang. berBiji banyak, bulat pipih, Berdiameter 2-2,5 mm, Berwarna kuning kotor, Cabe (Cabai) terdiri dari tida varietas, Yaitu : Cengek leutik yang buahnya kecil, Berwarna hijau, Dan berdiri tegak pada tangkainya. Cengek domba atau (Cengek bodas) yang buanya lebih besar dari cengek leutik, Buah muda berwarna putih, Dan setelah tua menjadi jingga, Dan ceplik yang buahnya besar, selagi muda berwarna hijau, Kemudian setelah tua menjadi Merah. Buahnya di pergunakan sebagai Sayuran, Bumbu masak, Acar, Dan Asinan. Daun muda dapat di kukus untuk lalap. Cabai (Cabe rawit) dapat di perbanyak dengan biji.

Jenis-jenis Cabai (Cabe Rawit) Yang Sering Diusahakan Adalah Cabe Rawit Sebagai Berikut Di Bawah Ini :    

1. Cabai kecil atau cabai jemprit : Buahnya kecil dan pendek, lebih pedas di bandingkan Jenis cabai yang lainya.

2. Cabai putih atau cabai domba : Buahnya lebih besar dari cabai jemprit atau cabai celepik, Rasanya juga tidak enak.

3. Cabai Celepik : Buahnya lebih besar dari pada cabai jemprit dan lebih kecil dari pada cabai domba, Dan rasanya tidak sepedas cabai jemprit, sewaktu muda berwarna hijau, Dan setelah masak berwarna merah cerah.

Syarat Tumbuh

Untuk mendapatkan cabai rawit yang tinggi, Kita harus mengetahui syarat tumbuh yang di inginkan oleh cabai (Cabe) rawit. Adapun adalah Syarat-syarat sebagai berikut di bawah ini :

1. Tanah : Gembur, Subur, Atau banyak mengandung zat makan, Pembuangan airnya baik (Tidak tergenang) Dan banyak mengandung humus.

2. Tempat Tumbuh (Daerah) : Dataran Rendah, Dataran Tinggi.

3. Iklim : Tanaman cabai rawit dapat tumbuh baik pada daerah tropis atau yang kurang hujan, maupun daerah yang penghujan. Dan suhu udara yang di perlukan tanaman cabai rawit ini adalah berkisar antara 25 c - 31 c.

1.Bahan Dan Peralatan, Peralatan yang di perlukan untuk menanam cabai (cabe) rawit 

1. Cangklu
2. Garpu Tanah
3. Kored
4. Gembor ember
5. Sprayer
6. Ember
7. Meteran
8. Keranjang
9. Timbangan, Tali kenca (Pelurus


2. Bahan-bahan Yang Di Perlukan Untuk Menanam Cabai (Cabe) Rawit

1. Benih cabai rawit
2. Pupuk kandang
3. Urea
4. TSP
5. Bambo
6. Insektisida
7. Fungisida
8. KCL
9. Plastik kecil bumbungan, Dan lalang atau dain kelapa

Bercocok Tanam : Pertumbuhan tanaman cabe rawit yang baik dan hasil produksinya tinggi merupakan dambaan dan harapan kita juga. Untuk mencapai tahapan tersebut kita haruslah melakukan kegiatan bercocok tanam cabe rawit yang menggunakan  sesuai dengan Langkah-langkah sebagai berikut di bawah ini.

Pengolahan Tanah :  Dapat di lakukan dengan membajak atau mencangkul sedalam 25-30 cm hingga tanah menjadi gembur, setelah itu di biarkan 7-14 hari untuk mendapatkan sinar matahari.

Pembuatan Bedeng : 

1. Lebar bedeng 100-120 cm
2. Tinggi bedeng 20-30 cm
3. Jarak antara bedeng dengan bedeng lainya 30-45 cm, Dan arah bedeng memanjang kearah selatan.

Syarat Pupuk Kandang Yang Baik Adalah :

1. Tidak berbau
2. Tidak panas
3. Berwarna Kehitam-hitaman, Dan Benar-benar telah matang

Jarak Tanaman Cabe Rawit :

1. 50 x 100 cm
2. 60 x 70 cm
3. 50 x 90 cm

Cara Pembuatan Jarak Tanaman :

1. Pasang tali kenca atau (Pelurus) sejajar dengan panjang bedeng, Kira-kira 10 cm dari tepi bedeng.
2. Ukur jarak tanaman yang di inginkan pada sepanjang tali kencana tersebut.
3. Kemudian buat lubang tanaman sesuai dengan jarak tanaman tersebut, Lalu di beri pupuk besar :

a. Pupuk kandang = 1 kg / Lubang
b. Pupuk urea
c. Pupuk TSP
d. Pupuk KCI

4. Campurkan ke tiga pupuk buatan hingga rata dan masukkan pada setiap lubang yang telah anda buat.

Pesemaian : Pesemaian merupakan kegiatan untuk menghasilkan bibit tanaman atau calon tanaman yang baik. Adapun tahapan pesemaian adalah sebagai berikut di bawah ini :

1. Membuat bedeng atau tempat pesemaian, Ukuran bedeng pesemaian sebagai berikut :

a. Lebar bedeng : 1- 1,2 m
b. Panjang bedeng : 3-5 m
c. Tinggi bedeng : 15-20 m

2. Penyemaian benih : Kebutuhan benih untuk satu hektar berkisar antara 300-500 benih. Dan sebelum benih di semai atau di tabur, Tempat persemaian di siram merata terlebih dahulu, Dan beberapa cara menyemai benih cabai (Cabe) rawit sebagai berikut di bawah ini :

a. Semai bebas atau di tabur merata
b. Semai dalam baris
c. Semai berkelompok

Penanaman : Bibit tanaman cabai atau cabe yang telah berumur 1 bulan segera di tanam, dan penanaman sebaiknya pada sore hari agar tanaman tidak layu.

Ciri-ciri bibit yang siap tanam adalah sebagai berikut di bawah ini :

a. Telah berumur 1 bulan
b. Tidak terserang hama dan penyakit
c. Pertumbuhan tanaman seragam

Cara penanaman 

a. Siram bibit yang hendak di tanam.
b. Pilih bibit yang akan di tanam.
c. Lepaskan bumbung atau plastik dari bibit.
e. Dapatkan tanah di sekeliling tanaman bibit yang telah di masukkan kelubang agar tidak rebah.

Pemeliharaan Tanaman

a. Penyiraman :Pemeliharaan tanaman di lakukan 2 kali sehari atau di sesuaikan dengan keadaan tanah.

b. Penyiangan : Rumpu liar yang tumbuh di sekitar tanaman harus di cabit atau di siang dengan kored atau sabit.

c. Pemupukan : Jumlah pupuk yang di perlukan dalam 1 hektar adalah :
1. Urea : 200 kg
2. TSP : 200 kg
3. KCI : 150 kg

d. Hama dan penyakit : Hama yang sering menyerang tanaman cabe rawit adalah :

1. Tungau
2. Kutu daun berwarna kuning
3. Kutu gurem atau thrips

Tanda-tanda tanaman terserang :

1. Tanaman seperti berwarna perak
2. Tanaman tampak pucat
3. Daun menjadi layu

Pengendalian : 

1. Cabut tanaman yang terserang berat
2. Kumpulkan bagian tanaman yang terserang lalu di bakar

Panen

Panen : Penen merupakan kegiatan yang di Nanti-nanti untuk menikmati jerih payah selama penanaman, Produksi cabai rawit hampir sama dengan cabai (cabe) besar, Hanya saja umur cabai rawit lebih lama yaitu, 2-3 Tahun. sehingga produksi cabai rawit lebih tinggi dari pada cabai (cabe) besar.

Cabe rawit dapat di panen hijau atau (Muda) dan di panen merah atau telah masak. Apabila cabe rawit di panen hijau, Cabai akan kelihatan bernas dan berisi. Pemanenan cabai rawit dapat di lakukan 4-7 hari sekali atau tergantung pada situasi harga pasaran.

Komposisi Cabai (Cabe)

Komposisi : Buahnya mengandung kapsaisin, kapsantin, karotenoid, alkaloid asiri, resin, minyak menguap, vitamin A dan C. Kapsaisin memberikan rasa pedas pada cabai rawit, Berkasiat untuk melancarkan aliran darah serta pematirasa kulit, Dan biji mengandung solanine, solamidine, solamargine, solasomine, dan steroid saponin, (kapsisidin). Kapsisidin berkasiat sebagai antibiotik.

Manfaat Cabai (Cabe) Rawit

Bagaian yang di pergunakan : Seluruh bagai tumbuhan dapat di gunakan sebagai tanaman obat, Seperti : Buah, Akar, Daun Dan batang.

Indikasi

Cabai (Cabe) Rawit dapat di pergunakan untuk :

1. Menambah nafsu makan.
2. Menormalakan kembali kaki dan tangan yang lemas.
3. Batuk berdahak.
4. Melegakan rasa hidung tersumbat pada sinusitis.
5. Migrain.

Cara pemakaian untuk obat yang di minum, Buah cabe rawit yang di pergunakan sesuai dengan kebutuhan, dalam  hal ini cabe rawit dapat di rebus atau di buat bubuk dan pil. Untuk pemakaian luar, Di rebus buah cabai rawit secukupnya, kemudian uapnya di pergunakan untuk memanasi bagian tubuh yang sakit, Atau giling cabe rawit sampai halus, Lalu turapkan kebagian tubuh yang sakit, Seperti : Rematik, Jari terasa nyeri karena kedinginan (frosbite) Gilingan daun yang di turapakan ke tempat yang sakit di gunakan untuk mengobati sakit perut dan bisul.

Contoh pemakaian di masyarakat

Kaki dan tangan lemas seperti lumpuh, sediakan 2 bonggol akar cabai rawit, 15 pasang kaki ayam yang di potong sedikit atas lutut, 60 g kacang tanah, Dan 6 butir hung cao, Kemudian bersihkan bahan-bahan tersebut dan di Potong-potong seperlunya. Tambahkan air dan arak sama banyak sampai bahan bahan tersebut terendam seluruhnya (Kira-kira 1 cm diatasnya) Lalu timramuan tersebut setelah dingin di saring dan air saringan lansung di minum. Sehari 2 kali Masing-masing separoh dari ramuan.

Sakit Perut : Cuci daun muda segar secukupnya, Kemudian di giling hingg halus, Dan tambahkan sedikit kapur sirih, lalu diaduk sampai rata. Balurkan ramuan tersebut pada bagian perut yang sakit

Rematik :  Giling 10 buah cabai rawit hingga halus, dan tambahkan 1/2 sendok teh kapur sirih dan air perasan sebuah jeruk nipis, Kemudian diaduk sampai rata dan balurkan ramuan tersebut pada bagian tubuh yang sakit.

Frosbite : Buang biji beberapa buah cabai rawit segar, Lalu giling sampai halus, Kemudian balurkan ke tempat yang sakit.

Dengan Catatan : Penderita sakit saluran pencernaan, Sakit tenggorokan, Dan sakit mata dianjurkan untuk tidak mengkomsumsi cabai (cabe) Rawit tersebut. Rasa yang pedas di lidah menimbulkan rangsangan keotak untuk mengeluarkan endorfin (opiat endogen) yang dapat menghilangkan rasa sakit dan menimbulkan perasaan lebih sehat.

Dari Hasil penelitian terbaru cabe rawit dapat mengurangi kecendrungan tejadinya penggumpalam darah atau (trombosis), Dan menurunkan kadar kolesterol dengan cara mengurangi produksi kolesterol dan trigliserida di hati.

Pada sistem reproduksi, Sifat cabai rawit yang panas dapat mengurangi rasa tegang daan sakit akibat sirkulasi darah yang buruk. Selain dari itu dengan kandungan zat antioksidan yang cukup tinggi seperti vitamin C dan beta karoten. Dan cabe rawit dapat di pergunakan untuk mengatasi ketidak suburan (infertilitas) afrodisiak, Dan memperlambat proses penuaan.

Sekian terimakasih karena anda telah menyimak dan membaca artikel Tips Terbaik Budidaya Cabai (Cabe) Rawit tersebut, Semoga banyak manfaatnya untuk anda tentunya pengunjung saya http://irianjayasehat.blogspot.com/2013/09/tips-terbaik-budidaya-cabai-cabe-rawit.html 

Tags

Kesehatan (237) Tips (146) Alam Nusantara (31) Obat Herbal (29) Kecantikan (19) Manfaat (18) Anti Kanker (7) Diabetes (6) Obat Diabetes (5) Bisul (4) Rematik (4) Asam Urat (3) Bawang Putih (3) Cengkeh (3) Darah Tinggi (3) Daun Sirsak (3) Jahe (3) Kanker (3) Kayu Manis (3) Masuk Angin (3) Obat Jerawat (3) Sakit Gigi (3) Sakit Tenggorokan (3) Stroke (3) Tips / Cara Mudah (3) Akar Pepaya (2) Ambeien (2) Batuk Pilek (2) Ciplukan (2) Demam (2) Garam Dapur (2) Infeksi Kulit (2) Influenza (2) Jeruk (2) Jeruk Nipis (2) Kemoterapi (2) Kolestrol (2) Kulit Manggis (2) Mimisan (2) Sakit Perut (2) Sambiloto (2) Sesak Nafas (2) Tanaman (2) Tempuyung (2) Tulang Kropos (2) Tumor (2) Vitamin (2) Air Lemon (1) Akar Daruju (1) Alkohol (1) Alpukat (1) Ampas (1) Anak Kembar (1) Android (1) Anti Oksidan (1) Batu Empedu (1) Batu Ginjal (1) Bawang Merah (1) Belalai Gajah (1) Bercocok Tanam (1) Buah Pir (1) Buah Pisang (1) Bunga Sepatu (1) Cuka Apel (1) Datang Bulan (1) Daun Bambu (1) Daun Bayam (1) Daun Cabe (1) Daun Dewa (1) Daun Kaktus (1) Daun Mint (1) Daun Pegagan (1) Daun Pisang (1) Daun Salam (1) Daun Sirih (1) Demam Berdarah (1) Diare (1) Ekor Naga (1) Flek Hitam (1) Gelandangan (1) Getah Bening (1) Gondok (1) Gula (1) Header (1) Jambu Mete (1) Kacang Tanah (1) Kalsium (1) Kelapa (1) Kentang (1) Kerja Sama (1) Keseleo (1) Kiwi (1) Kulit Petai (1) Kumis Kucing (1) Lemak Perut (1) Lengkuas (1) Lidah Buaya (1) Luka (1) Manfaat Bawang (1) Masalah Kerongkongan (1) Mata Minus (1) Memar (1) Memori Card (1) Mentimun (1) Merica (1) Mie Palsu (1) Obat Ajaib (1) Obat Kimia (1) Obat Wasir (1) Paru Basah (1) Paru Bash (1) Penghilang Stress (1) Penyakit Kanker (1) Penyakit Kuning (1) Pepaya (1) Pertanian (1) Perut Kembung (1) Pisang (1) Putih Telur (1) Rabun Senja (1) Resep Kembar (1) Sakit Ginjal (1) Sakit Kepala (1) Sariawan (1) Selai Kacang (1) Singkong (1) Stretch Mark (1) Strobery (1) Tebu (1) Tekanan Darah (1) Tenggorokan (1) Tersangkut Tulang Ikan (1) Tolong Menolong (1) Tulang Patah (1)